Selasa,
30 Okt 07 08:20 WIB
Assalamualaikum,
Apakah diperbolehkan menikah jarak jauh? Saya dab calon suami
ada di luar negeri, menikah dengan wali di indonesia lewat telepon/internet?
Terima kasih
Wassalam
Hanifa Dewi
dewi_hanif@yahoo.com
dewi_hanif@yahoo.com
Jawaban
Assalamu
'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Masalah jarak yang memisahkan antara para pelaksana akad nikah dalam pandangan syariah sangat mudah solusinya. Baik yang terpisah adalah pasangannya atau pun walinya, atau bahkan ketiga pihak yaitu calon suami, calon isteri dan wali semua terpisah jarak. Toh tetap masih dimungkinkan adanya akad nikah.
Masalah jarak yang memisahkan antara para pelaksana akad nikah dalam pandangan syariah sangat mudah solusinya. Baik yang terpisah adalah pasangannya atau pun walinya, atau bahkan ketiga pihak yaitu calon suami, calon isteri dan wali semua terpisah jarak. Toh tetap masih dimungkinkan adanya akad nikah.
Tetapi yang solusinya bukan nikah jarak
jauh, melainkan solusinya adalah taukil atau perwakilan. Seorang ayah kandung
dari anak gadis yang seharusnya menjadi wali dalam akad nikah dan mengucapkan
ijab, dibenarkan dan dibolehkan untuk menunjuk seseorang yang secara syarat
memenuhi syarat seorang wali.
Dan penunjukannya boleh dilakukan secara
jarak jauh, baik lewat surat tertulis atau pembicaraan telepon SLI, bahkan
boleh lewatSMS, chatting, email, atau Video Conference 3.5 G.
Cukup ditetapkan siapa yang akan menjadi
wakil dari wali, yang penting tinggalnya satu kota dengan calon suami. Lalu
dilakukanlah akad nikah secara langsung di satu majelis yang dihadiri oleh
minimal 2 orang saksi laki-laki.Si wakil walimengucapkanijab yang bunyinya
kira-kira: Saya sebagai wakil dari fulan (nama ayah si Gadis) menikahkan kamu
(namacalon suami) dengan fulanah binti fulan (nama gadis dan nama ayahnya)
dengan mahar sekian sekian."
Lalu calon suami menjawab (qabul),
kira-kira bunyinya:, "Saya terima nikahnya fulanah binti fulanah dengan
mahar tersebut tunai." Dan akad itu sudah sah.
Wakil
Calon Suami
Dan lebih menarik lagi, ternyata perwakilan
itu bukan saja boleh dilakukan oleh wali kepada wakilnya, tetapi calon suami
pun boleh pula mewakilkan dirinya kepada orang lain. Sehingga namanya menjadi
wakil calon suami yang akan melakukan proses qabul.
Misalnya seorang calon suami tidak mungkin
bisa datang ke negara di mana ayah si gadis tinggal, sementara ayah di gadis
pun tidak mau mewakilkan dirinya kepada orang lain. Berarti calon suami yang
mengalah dan mewakilkan dirinya kepada seseorang yang tinggal di satu kota
dengan ayah di gadis.
Proses pewakilannya sama saja, boleh jarak
jauh dan menggunakan berbagai teknologi informasi modern. Asalkan jangan pakai
telepati saja, tidak sah karena tidak ada bukti otentik.
Lalu si wakil calon suami melakukan akad
nikah dengan ayah si gadis dan urusannya selesai.
Masing-masing
Mewakilkan
Bahkan yang lebih fantastis lagi, ternyata
kedua belah pihak pun masih dibenarkan untuk mengajukan wakil masing-masing.
Sehingga yang melakukan akad nikah justru masing-masing wakilnya saja.
Maka pernikahan jarak jauh bukanlah akad
nikah dilakukan lewat telepon SLI atau yang lebih murah pakai VoIP, namun yang
yang dilalkukan secara jarahk jauh adalah proses mewakilkannya.
Sedangkan akad nikahnya harus dilakukan
dalam satu majelis, face
to face, meski hanya oleh wakil dari
masing-masing. Dan untuk itu harus ada saksi yang memenuhi syarat.
Syaratnya mudah dan sederhana, tidak harus
keluarga, famili atau kerabat. Bahkan tidak kenal pun tidak apa-apa. Yang
penting saksi adalah dua orang yang beragama Islam, laki-laki, berakal, sudah
baligh, 'adil dan merdeka (bukan budak).
Dan syarat saksi ini kira-kira sama dengan
syarat orang yang berhak untuk menjadi wakil dari wali.
Wallahu
a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
No comments:
Post a Comment