22
Jun 08 19:09 WIB
Oleh Ihsan Tandjung
Ajaran Islam merupakan ajaran yang lengkap dan sempurna. Tidak
semata urusan dunia yang menjadi perhatian ajaran Islam, melainkan kehidupan
setelah kematian-pun mendapat perhatian dan penjelasan lengkap. Betapa tidak,
ajaran Islam datang dan bersumber dari Allah subhaanahu
wa ta’aala Yang Maha Tahu perkara nyata maupun ghaib.
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ
وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ
”Dia-lah Allah Yang tiada
Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang
nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Hasyr ayat 22)
Di dalam memandang kehidupan, seorang Muslim takkan pernah
menjadikan dunia semata sebagai pertimbangan satu-satunya dalam mengambil
keputusan dan melangkah. Ia selalu menjadikan faktor akhirat dan kehidupan
setelah dunia fana ini sebagai pertimbangan yang bahkan lebih utama. Hal ini
pula yang menjadikan jiwanya senantiasa merasa tenteram dan dadanya lapang.
Seorang mu’min yang selalu mengingat kehidupan abadi akhirat
akan menjadi manusia yang berwawasan sangat luas dan tidak pernah bersempit
dada dalam mengarungi kehidupan dunia yang fana ini. Jika ia meraih
keberhasilan dalam hidupnya ia tak pernah menjadi sombong apalagi lupa diri. Ia
menjadi manusia yang kian bersyukur dan
mendekatkan diri kepada sumber keberhasilan tersebut, yakni Allah subhaanahu wa ta’aala. Dan kenikmatan apapun yang
ia terima di dunia tak akan menjadikannya tenggelam dalam euphoria sebab ia
tahu bahwa masih ada kenikmatan yang bakal jauh lebih dahsyat dan lebih pantas
ia terobsesi untuk mengejarnya, yakni jannah
(surga) di akhirat nanti.
Bila ia memperoleh kegagalan atau ditimpa musibah, ia tak pernah
menjadi sedih berlebihan apalagi sampai berputus asa. Ia segera bersabar dan memohon kesabaran tersebut kepada
sumbernya, yakni Allah subhaanahu wa ta’aala.
Dan derita apapun yang dialaminya di dunia takkan pernah
membuatnya frustasi sebab ia tahu bahwa masih ada derita yang jauh lebih
dahsyat dan hakiki yang sepatutnya ia sungguh-sungguh hindari, yakni naar (api neraka) di akhirat kelak. Seorang muslim sadar sepenuhnya
akan misi hidupnya sebagaimana dikatakan oleh sahabat Rib’iy bin Amer radhiyallau ’anhu tatkala berhadapan dengan
panglima Rustum dari Persia
yang menanyakan apa misi ummat Islam:
ابتعثنا الله لنخرج الناس من ضيق الدنيا إلى سعت الدنيا و الآخرة
“Kami diutus Allah untuk
mengeluarkan manusia dari sempitnya dunia kepada lapangnya dunia dan akhirat.”
Maka, dalam konteks da’wah
pengetahuan dan keyakinan seorang muslim akan kehidupan sesudah kematian
menjadi motivatornya dalam berda’wah. Nasib seorang mu’min
di dalam kubur penuh dengan kebahagiaan. Sedangkan nasib seorang kafir penuh
siksaan di dalam kuburnya. Bila seseorang sudah tahu akan hal ini maka pastilah
ia akan berusaha sekuat tenaga memelihara iman-Islamnya agar
ia bahagia di alam kuburnya. Dan ia akan berusaha sekuat tenaga pula
menyelamatkan orang non-muslim agar jangan menemui ajal sebelum dirinya
bertaubat memeluk agama Islam. Sebab jika ia mati dalam kekafiran tentu ia akan
bernasib malang di alam kuburnya. Inilah pendorong utama seorang muslim dalam
mengajak orang kafir memeluk agama Allah subhaanahu
wa ta’aala, merasakan lezat dan manisnya iman agar ia selamat di alam
kuburnya. Perhatikanlah penjelasan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mengenai nasib orang
beriman dibandingkan nasib orang kafir di alam kuburnya masing-masing.
NASIB JENAZAH MU’MIN
فَتُعَادُ رُوحُهُ فِي جَسَدِهِ فَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ
فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولَانِ لَهُ مَنْ رَبُّكَ فَيَقُولُ رَبِّيَ اللَّهُ
فَيَقُولَانِ لَهُ مَا دِينُكَ فَيَقُولُ دِينِيَ الْإِسْلَامُ فَيَقُولَانِ لَهُ
مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ فَيَقُولُ هُوَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَقُولَانِ لَهُ وَمَا عِلْمُكَ فَيَقُولُ
قَرَأْتُ كِتَابَ اللَّهِ فَآمَنْتُ بِهِ وَصَدَّقْتُ فَيُنَادِي مُنَادٍ فِي
السَّمَاءِ أَنْ صَدَقَ عَبْدِي فَأَفْرِشُوهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَأَلْبِسُوهُ مِنْ
الْجَنَّةِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى الْجَنَّةِ قَالَ فَيَأْتِيهِ مِنْ
رَوْحِهَا وَطِيبِهَا وَيُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ مَدَّ بَصَرِهِ قَالَ
وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ حَسَنُ الْوَجْهِ حَسَنُ الثِّيَابِ طَيِّبُ الرِّيحِ
فَيَقُولُ أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُرُّكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ
فَيَقُولُ لَهُ مَنْ أَنْتَ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالْخَيْرِ فَيَقُولُ
أَنَا عَمَلُكَ الصَّالِحُ فَيَقُولُ رَبِّ أَقِمْ السَّاعَةَ حَتَّى أَرْجِعَ
إِلَى أَهْلِي وَمَالِي (أحمد)
(Setelah jenazah mu’min
dimasukkan ke liang lahat) maka ruhnya dikembalikan ke jasadnya, datanglah dua
malaikat mendudukkan jenazah mu’min tersebut lalu bertanya:”Siapa rabbmu?” Dia
menjawab:”Rabbku Allah”, lalu:”Apa diin-mu?” Dia jawab:”Diin-ku Islam” Lalu:
”Siapa lelaki yang telah diutus kpd kalian?” Dia jawab:”Dialah utusan Allah
(Muhammad) shollallahu ’alaih wa sallam”, lalu:”Apa ilmumu?” Dia jawab:”Aku
telah membaca kitab Allah (Al-Qur’an) maka kuimani dan kubenarkan.” Maka
terdengar seruan dari langit:”Hambaku telah membenarkan.” Maka dibentangkanlah
surga baginya, dipakaikan baju dari surga, dibukakakan pintu menuju ke surga,
didatangkan kepadanya aroma surga dan diluaskan makamnya sejauh mata memandang.
Datang seseorang berwajah bagus, berpakaian bagus dan beraroma semerbak
berkata:”Bergembiralah engkau dengan hari bahagia yang dijanjikan untukmu ini.”
Dia bertanya: ”Siapa kamu, sepertinya datang dengan wajah baik.” Iapun
menjawab:”Akulah ‘amal sholeh-mu.” Maka jenazah itupun berdoa:”Ya Rabb,
segerakanlah datangnya hari kiamat sehingga aku dapat berkumpul kembali dengan
keluargaku dan hartaku.” (HR Ahmad)
NASIB JENAZAH KAFIR
فَتُعَادُ رُوحُهُ فِي جَسَدِهِ وَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ
فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولَانِ لَهُ مَنْ رَبُّكَ فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ لَا
أَدْرِي فَيَقُولَانِ لَهُ مَا دِينُكَ فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي
فَيَقُولَانِ لَهُ مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ فَيَقُولُ هَاهْ
هَاهْ لَا أَدْرِي فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنْ السَّمَاءِ أَنْ كَذَبَ
فَافْرِشُوا لَهُ مِنْ النَّارِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى النَّارِ فَيَأْتِيهِ مِنْ حَرِّهَا وَسَمُومِهَا وَيُضَيَّقُ عَلَيْهِ قَبْرُهُ حَتَّى تَخْتَلِفَ فِيهِ أَضْلَاعُهُ وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ قَبِيحُ الْوَجْهِ قَبِيحُ الثِّيَابِ مُنْتِنُ الرِّيحِ فَيَقُولُ أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُوءُكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ فَيَقُولُ مَنْ أَنْتَ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالشَّرِّ فَيَقُولُ أَنَا عَمَلُكَ الْخَبِيثُ فَيَقُولُ رَبِّ لَا تُقِمْ السَّاعَةَ (أحمد)
فَافْرِشُوا لَهُ مِنْ النَّارِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى النَّارِ فَيَأْتِيهِ مِنْ حَرِّهَا وَسَمُومِهَا وَيُضَيَّقُ عَلَيْهِ قَبْرُهُ حَتَّى تَخْتَلِفَ فِيهِ أَضْلَاعُهُ وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ قَبِيحُ الْوَجْهِ قَبِيحُ الثِّيَابِ مُنْتِنُ الرِّيحِ فَيَقُولُ أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُوءُكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ فَيَقُولُ مَنْ أَنْتَ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالشَّرِّ فَيَقُولُ أَنَا عَمَلُكَ الْخَبِيثُ فَيَقُولُ رَبِّ لَا تُقِمْ السَّاعَةَ (أحمد)
(Setelah jenazah kafir
dimasukkan ke liang lahat) maka ruhnya dikembalikan ke jasadnya, datanglah dua
malaikat mendudukkan jenazah kafir tersebut lalu bertanya:”Siapa rabbmu?” Dia
menjawab:”Hah, hah, aku tidak tahu”, lalu:”Apa diin-mu?” Dia jawab:” Hah, hah,
aku tidak tahu” Lalu:”Siapa lelaki yang telah diutus kepada kalian?” Dia
jawab:” Hah, hah, aku tidak tahu.” Maka terdengar seruan dari langit: ”Dia
telah mendustakan.” Maka dibentangkanlah neraka baginya, dibukakakan pintu
menuju ke neraka, didatangkan kepadanya panas neraka dan aromanya dan
disempitkankan makamnya sehingga hancurlah tulang-belulangnya. Datang seseorang
berwajah buruk, berpakaian buruk dan berbau busuk berkata: ”Bergembiralah
engkau dengan hari celaka yang dijanjikan utkmu ini.” Dia bertanya: ”Siapa
kamu, sepertinya datang dengan wajah buruk.” Iapun menjawab: ”Akulah ‘amal
burukmu.” Maka jenazah itupun berdoa: ”Ya Rabb, janganlah datangkan hari
kiamat.” (HR Ahmad)
Alhamdulillah kita termasuk
orang beriman. InsyaAllah kita bakal mengalami kebaikan di alam kubur kelak
seperti digambarkan dalam hadits di atas. Saking bagusnya preview calon tempat tinggal kita di surga
sehingga kita bakal sibuk berdoa di alam kubur agar Allah subhaanahu wa ta’aala segerakan datangnya hari
Kiamat supaya bisa segera memasuki tempat tinggal penuh kenikmatan tersebut.
Namun sebaliknya, orang non-muslim alias kafir, mereka bakal menderita di alam
kuburnya. Sedemikian rupa sehingga mereka bakal sibuk berdoa memohon kepada
Allah subhaanahu wa ta’aala agar
kiamat tidak kunjung tiba sebab mereka sudah diperlihatkan preview calon tempat tinggalnya di neraka. Dan kiamat merupakan satu-satunya pembatas antara dirinya
dengan tempat tinggal abadinya kelak di akhirat.
Maka marilah kita giatkan berda’wah kepada
mereka orang-orang non-muslim agar mereka bernasib sama baiknya sebagaimana
seorang mu’min. Inilah hakikat Islam sebagai rahmatan lil ’aalamiin.
No comments:
Post a Comment