03 dec 08
Semenjak runtuhnya kekhalifahan terakhir,
ummat Islam menjadi laksana anak-anak ayam kehilangan induk. Masing-masing
negeri kaum muslimin mendirikan karakter kebangsaannya sendiri-sendiri seraya
meninggalkan dan menanggalkan ikatan aqidah serta akhlak Islam sebagai
identitas utama bangsa. Akhirnya tidak terelakkan bahwa ummat Islam yang
jumlahnya di seantero dunia mencapai bilangan satu setengah miliar lebih, tidak
memiliki kewibawaan karena mereka terpecah belah tidak bersatu sebagai suatu
blok kekuataan yang tunggal dan mandiri. Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa
sallam sudah mensinyalir bahwa akan muncul babak keempat perjalanan ummat
Islam, yakni kepemimpinan para Mulkan
Jabriyyan (Raja-raja yang memaksakan kehendak). Inilah babak
yang sedang dilalui ummat Islam dewasa ini. (lihat tulisan Menuju Kehidupan
Sejati berjudul Boleh Jadi
Kiamat Sudah Dekat tanggal 6 Jul 08)
Jangankan kaum muslimin memimpin dunia,
bahkan mereka menjadi ummat yang diarahkan (baca: dieksploitasi) oleh ummat
lainnya. Inilah babak paling kelam dalam sejarah Islam. Allah subhaanahu wa
ta’aala gilir kepemimpinan dunia dari kaum mu’minin kepada kaum kafirin. Inilah
zaman kita sekarang. We are living in the darkest ages of the Islamic history.
Dunia menjadi morat-marit sarat fitnah. Nilai-nilai jahiliah modern mendominasi
kehidupan. Para penguasa mengatur masyarakat
bukan dengan bimbingan wahyu Ilahi, melainkan hawa nafsu pribadi dan kelompok.
Pada babak inilah tegaknya Sistem Dajjal. Berbagai lini kehidupan ummat manusia
diatur dengan Dajjalic values (nilai-nilai Dajjal). Segenap urusan dunia
dikelola dengan nilai-nilai materialisme-liberalisme-sekularisme, baik politik,
sosial, ekonomi, budaya, medis, pendidikan, hukum, pertahanan-keamanan, militer
bahkan keagamaan. Masyarakat kian dijauhkan dari pola hidup berdasarkan manhaj
Kenabian.
Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda
mensinyalir bahwa tidak ada fitnah yang lebih dahsyat semenjak Allah ciptakan
manusia pertama hingga datangnya hari Kiamat selain fitnah Dajjal.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَهْبَطَ
اللَّهُ إِلَى الأَرْضِ مُنْذُ خَلَقَ آدَمَ إِلَى أَنْ تَقُومَ السَّاعَةُ
فِتْنَةً أَعْظَمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ (الطبراني)
“Allah tidak menurunkan ke muka bumi -sejak
penciptaan Adam as hingga hari Kiamat- fitnah yang lebih dahsyat dari fitnah
Dajjal.” (HR Thabrani 1672)
Ummat Islam yang menjalani babak keempat
dewasa ini harus mempersiapkan diri mengantisipasi kemunculan fitnah paling
dahsyat yaitu fitnah Dajjal. Hidup di babak keempat, yakni babak kepemimpinan
para Mulkan Jabriyyan (para penguasa yang memaksakan kehendak), merupakan hidup
yang penuh tantangan. Pada babak ini Allah memberikan giliran kepemimpinan
ummat manusia kepada fihak kuffar. Allah menguji kesabaran kaum muslimin
menghadapi kepemimpinan para penguasa yang memaksakan kehendak seraya
mengabaikan kehendak Allah dan RasulNya. Sistem hidup yang mereka tawarkan
merupakan sistem yang jauh dari nilai-nilai keimanan bahkan didominasi oleh
nilai-nilai kekufuran.
Inilah zaman yang sarat dengan fitnah.
Keterlibatan seorang muslim dalam aspek kehidupan modern manapun sangat
berpotensi mendatangkan dosa bagi dirinya. Rangkaian fitnah yang sedemikian
hebat akan berpuncak pada munculnya puncak fitnah yakni fitnah Dajjal.
Barangsiapa yang sanggup menyelamatkan dirinya dari rangkaian fitnah sebelum
munculnya fitnah Dajjal akan sangat berpeluang selamat pula pada saat munculnya
fitnah Dajjal. Demikianlah peringatan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam:
عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ ذُكِرَ الدَّجَّالُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَأَنَا لَفِتْنَةُ بَعْضِكُمْ أَخْوَفُ
عِنْدِي مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ وَلَنْ يَنْجُوَ أَحَدٌ مِمَّا قَبْلَهَا
إِلَّا نَجَا مِنْهَا وَمَا صُنِعَتْ فِتْنَةٌ مُنْذُ كَانَتْ الدُّنْيَا
صَغِيرَةٌ وَلَا كَبِيرَةٌ إِلَّا لِفِتْنَةِ الدَّجَّالِ (أحمد)
Suatu ketika ihwal Dajjal dibicarakan di
hadapan Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam. Kemudian beliau bersabda:
”Sungguh fitnah yang terjadi di antara kalian lebih aku takuti dari fitnah
Dajjal, dan tiada seseorang yang dapat selamat dari rangkaian fitnah sebelum
fitnah Dajjal melainkan akan selamat pula darinya (Dajjal). Dan tiada fitnah
yang dibuat sejak adanya dunia ini –baik kecil ataupun besar- kecuali dalam
rangka menyongsong fitnah Dajjal.” (HR Ahmad V/389)
Demikian pula sebaliknya, barangsiapa
ketika rangkaian fitnah di berbagai dimensi kehidupan sedang menggejala
kemudian ia terjebak ke dalamnya, maka dikhawatirkan pada saat puncak fitnah
muncul ia akan terjebak pula untuk menjadi pengikut bahkan hamba Dajjal. Wa na’udzubillahi min dzaalika.-
No comments:
Post a Comment