www.eramuslim.com
Oleh: Dr.
Shalih bin Abdul Qawi as-Sanabani
(Ketua Jurusan Mukjizat Ilmiah, Universitas al-Iman)
(Ketua Jurusan Mukjizat Ilmiah, Universitas al-Iman)
Allah
berfirman, ‘Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.’
(al-Baqarah: 183)
Mukjiat
Pertama: Keharusan Puasa bagi Setiap Orang
Para ilmuwan hari ini menganggap puasa sebagai
fenomena yang vital dan fitri, dimana kehidupan yang sempurna dan kesehatan
yang baik tidak bisa diperoleh tanpanya. Apabial seseorang atau bahkan seekor
binatang tidak berpuasa, maka ia akan terjangkit berbagai macam penyakit.
McFadon, seorang ahli kesehatan Amerika, mengatakan, ‘Setiap orang perlu puasa,
karena kalau tidak maka ia akan sakit. Karena racun makanan berkumpul dalam
tubuh dan membuatnya seperti orang sakit, memberatkan tubuhnya, dan mengurangi
vitalitasnya. Apabila ia berpuasa, maka berat badannya menurun, dan racun-racun
ini terurai daritubuhnya dan keluar, sehingga tubuhnya menjadi bersih secara
sempurna, lalu bobot tubuhnya akan kembali naik, dan sel-selnya kembali baru
dalam waktu tidak lebih dari 20 hari setelah berhenti puasa. Pada saat itu ia
merasakan vitalitas dan kekuatan yang tidak pernah dirasakannya sebelumnya.’
Di antara
manfaat kesehatan dari puasa adalah:
1.
Merilekskan tubuh dan memperbaiki syarafnya.
2. Menyerap zat-zat yang mengendap di usus. Pengendapan dalam jangka waktu yang lama mengakibatkan perubahan endapan itu menjadi kotoran yang beracun.
3. Memperbaiki fungsi pencernaan dan penyerapan.
4. Mengembalikan vitalitas organ pembuangan, dan memperbaiki fungsinya untuk membersihkan tubuh, yang mengakibatkan terkontrolnya stabilitas dalam darah dan berbagai cairan dalam tubuh.
5. Mengurai zat-zat yang berlebihan dan endapan-endapan di dalam jaringan yang sakit.
6. Mengembalikan keremajaan dan vitalitas sel-sel dan berbagai jaringan dalam tubuh.
7. Menguatkan indera dan meningkatkan IQ.
8. Memperbagus dan membersihkan Kulit.
2. Menyerap zat-zat yang mengendap di usus. Pengendapan dalam jangka waktu yang lama mengakibatkan perubahan endapan itu menjadi kotoran yang beracun.
3. Memperbaiki fungsi pencernaan dan penyerapan.
4. Mengembalikan vitalitas organ pembuangan, dan memperbaiki fungsinya untuk membersihkan tubuh, yang mengakibatkan terkontrolnya stabilitas dalam darah dan berbagai cairan dalam tubuh.
5. Mengurai zat-zat yang berlebihan dan endapan-endapan di dalam jaringan yang sakit.
6. Mengembalikan keremajaan dan vitalitas sel-sel dan berbagai jaringan dalam tubuh.
7. Menguatkan indera dan meningkatkan IQ.
8. Memperbagus dan membersihkan Kulit.
Alexis
Carrel, pemenang hadiah Nobel di bidang kedokteran, dalam bukunya Man the
Unknown mengatakan, ‘Banyaknya porsi makanan dapat melemahkan fungsi organ, dan
itu merupakan faktor yang besar bagi berdiamnya jenis-jenis kuman dalam tubuh.
Fungsi tersebut adalah fungsi adaptasi terhadap porsi makanan yang sedikit…Gula
pada jantung bergerak, dan bergerak pula lemak yang tersimpan dalam kulit.
Semua organ tubuh mengeluarkan zat khususnya untuk mempertahankan keseimbangan
internal dan kesehatan jantung. Puasa benar-benar membersingkan dan pengganti
jaringan tubuh kita.’
Mukjizat
Kedua: Minimal Puasa Satu Bulan dalam Setahun
Allah
berfirman, ‘Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat
inggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.’
(al-Baqarah: 185)
Prof. Nicko Lev dalam bukunya Hungry for Healthy mengatakan, ‘Setiap orang harus berpuasa dengan berpantang makan selama empat minggu setiap tahun, agar ia memperoleh kesehatan yang sempurna sepanjang hidupnya.’
Prof. Nicko Lev dalam bukunya Hungry for Healthy mengatakan, ‘Setiap orang harus berpuasa dengan berpantang makan selama empat minggu setiap tahun, agar ia memperoleh kesehatan yang sempurna sepanjang hidupnya.’
Mukjizat
Ketiga: Mengenai Penetapan Waktu Puasa dari Matahari Terbit hingga Matahari
Terbenam
Waktu puasa
syar‘i adalah dari terbitnya matahari hingga terbenamnya matahari, dengan tidak
berlebihan saat berbuka puasa. Penelitian ilmiah membuktikan bahwa jarak waktu
yang tepat untuk puasa adalah antara 12 hingga 18 jam. Sesudah itu, simpanan
gula dalam tubuh mulai terurai. Dreanik dkk. pada tahun 1964 mencatat sejumlah
penyakit komplikasi kritis akibat berpuasa lebih dari 31 hari (wishal). Di sini
tampak jelas mukjizat Nabawi dalam larangan puasa wishal atau bersambung.
Dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw bersabda, ‘Janganlah kalian puasa wishal.’ Para sahabat bertanya, ‘Tetapi engkau berpuasa wishal, ya Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Kalian tidak sepertiku. Sesungguhnya Tuhanku memberiku makan dan minum saat aku tidur malam.’
Dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw bersabda, ‘Janganlah kalian puasa wishal.’ Para sahabat bertanya, ‘Tetapi engkau berpuasa wishal, ya Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Kalian tidak sepertiku. Sesungguhnya Tuhanku memberiku makan dan minum saat aku tidur malam.’
Mukjizat
Keempat:
Penelitian
ilmiah membuktikan urgensi makan sahur dan berbuka untuk mensuplai tubuh dengan
asam lemak dan amino. Tanpa kedua zat ini, lemak dalam tubuh akan terurai dalam
jumlah besar, sehingga mengakibatkan sirosis pada hati, dan menimbulkan
berbagai bahaya besar bagi tubuh. Nabi saw bersabda, ‘Umatku akan tetap dalam
keadaan baik selama mereka menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur.’
Mukjizat
Kelima: Pantang terhadap Makan, Minum dan Persetubuhan Menjaga dari
Berbagai Bahaya Kesehatan
Berbagai penelitian ilmiah membuktikan bahwa berpantang terhadap makanan saja terkadang menimbulkan sejumlah resiko. Resiko terpenting adalah turunnya kadar garam dan cairan dalam tubuh, sehingga mengakibatkan berbagai macam penyakit, dan terkadang sampai kepada kematian. Persetubuhan mengakibatkan seseorang kehilangan 76 kkal, dan itu membahayakan seseorang jika dilakukan dalam keadaan berpuasa.
Mukjizat
Keenam: Keringanan untuk Orang Sakit dan Musafir
Alain Saury
menjelaskan bahwa nilai puasa dalam menentukan vitalitas dan semangat tubuh,
meskipun dalam kondisi sakit. Ia mengajukan beberapa kasus beberapa orang yang
usianya lebih dari tujuh puluh tahun. Dengan puasa mereka bisa mengembalikan
vitalitas tubuh dan psikologis mereka sehingga sejumlah orang di antara mereka
mampu kembali bekerja di pabrik atau di ladang.
Jadi,
keringanan dalam puasa bagi orang yang sakit dan musafir itu terkait dengan
beban berat. Allah berfirman, ‘Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan
(lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang
ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan
bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.’ (al-Baqarah: 185)
Mukjizat
Ketujuh: Urgensi Puasa Enam Hari pada Bulan Syawwal dan Tiga Hari pada Setiap
Bulan
Puasa adalah
sarana satu-satunya yang efektif untuk detoksinasi racun yang menumpuk di dalam
tubuh. Puasa membersihkan saluran pencernaan secara sempurna dari
bakteri-bakteri selaam satu minggu puasa. Proses detoksinasi untuk mengeluarkan
sisa-sisa makanan dan racun yang menumpuk pada jaringan tubuh melalui air liur,
getah lambung, getah kuning, dan getah pankreas, usus, mucus, air seni, dan
keringat. Kadar getah dan tingkat keasamannya jauh berkurang dengan berpuasa.
Dr. Muhammad
Said al-Buthi mengatakan, ‘Puasa dapat mencegah penumpukan zat-zat beracun yang
berbahaya seperti asam pada air seni, serta fosfat amoniak dan magnesia pada
darah, serta dampak-dampanya, yaitu penumpukan racun pada sedi dan kandung
kemih, dan mencegah penyakit rematik.
Berbagai
penelitian medis membuktikan bahwa puasa sehari itu dapat menghilangkan ampas
dan racun yang mengendap selama sepuluh hari. Maksudnya, seseorang itu perlu
berpuasa 36 hari selama setahun. Dari sini kita memahami hikmah perintah Nabi
saw untuk berpuasa selama enam hari bulan Syawwal, agar proses detoksinasi itu
sempurna.
Imam Muslim
meriwayatkan dari Abu Ayyub al-Anshari, bahwa Nabi saw bersabda, ‘Barangsiapa
berpuasa bulan Ramadhan lalu melanjutkannya dengan puasa enam hari bulan puasa,
maka itu seperti puasa setahun.’
Mengenai
perintah Nabi saw untuk puasa tiga hari setiap bulan (Ayyumul Bidh),
pengetahuan modern pada tahun-tahun terakhir menemukan bahwa bulan pada hari
ke-13, 14, dan 15 itu mengakibatkan peningkatan sensitifitas syaraf dan
ketegangan psikologis hingga tingkat yang dapat membuat seseorang gila.
Mukjizat
Kedelapan: Berbuka dengan Kurma
Rasulullah
saw sering berbuka dengan kurma basah. Kalau tidak ada, maka beliau berbuka
dengan kurma kering. Kalau tidak ada, maka beliau berbuka dengan air putih. Ini
adalah petunjuk terbaik bagi orang yang berpantang makan selama berjam-jam.
Karena gula dalam kurma itu membuat orang merasa kenyang, karena ia dicerna
dengan cepat dan sampai ke darah dalam beberapa menit, serta memberi tubuh
kekuatan yang diperlukan untuk menjalankan aktivitas rutinnya. Tetapi
seandainya seseorang berbuka dengan makan daging, dan roti, maka dibutuhkan
waktu yang lama untuk mencernanya dan mengubahnya menjadi gula, seseorang tidak
merasa kenyang.
Hikmah yang
terkandung di dalam penetapan syariat ini mustahil diketahui oleh manusia pada
waktu al-Qur’an ini diturunkan, dan hal itu menunjukkan bahwa al-Qur’an itu
bersumber dari Allah, sebagaimana Allah berfirman, ‘Katakanlah, ‘Al-Qur’an itu
diturunkan oleh (Allah) yang mengetahui rahasia di langit dan di bumi.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’ (al-Furqan: 6)
No comments:
Post a Comment