Selasa, 19/07/2011 16:19 WIB | Versi
Cetak Kirim
Pertan
Assaalammualaikum
Saya merupakan muallaf, yang ingin
saya tanyakan adalah sejak kapan ajaran nasrani nabi Isa a.s berubah menjadi
ajaran kristen seperti sekarang ini.siapa penggagasnya sehingga menyesatkan
banyak orang.dan pada saat ini masih adakah injil yang asli?kalo ada
dimana?apakah pada saat zaman Rasullulah agama kristen telah ada?jika telah ada
apakah pada saat itu Rasullulah pernah memeranginya atau berusaha mengembalikan
umat kristen ke jalan yang lurus untuk bersyahadat.atas jawabannya saya ucapkan
terima kasih untuk dijadikan pencerahan bagi saya.
fardhy
Jawaban
Alaykumsalam wr.wb. Alhamdulillah
jika saudara Ferdinando telah menemukan cahaya Islam dan menyadari atas kekeliruan
agama sebelumnya yang pernah dianut. Semoga Allah senantiasa melimpahkan
keberkahanNya atas pilihan saudara dalam memeluk Islam. Semoga jua tetap
istiqomah di jalan Dienul Haqq ini. Allahuma amin.
Saudaraku, Yesus alias Nabi Isa as.
merupakan nabi yang diturunkan Allah kepada Bani Israil. Tugasnya adalah untuk
menyelamatkan Bani Israil dari kesesatan yang telah lama dilakukan kaum
tersebut. Allah SWT masih menyayangi kaum Musa as. ini dan menurunkan satu nabi
lagi khusus untuk mereka. Nabi Isa as. mengaku jika dirinya diutus Allah hanya
untuk kaumnya saja, Bani Israil, dan bukan untuk umat manusia seluruh dunia.
Di dalam Injil sendiri ada peristiwa
di mana Yesus menolak seorang wanita Kanaan (Palestina) yang meminta anaknya
disembuhkan dari kemasukan setan,Yesus menolak dan mengatakan, “Aku diutus
hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” (Matius 15 :24). Yesus
sendiri menolong perempuan itu juga, namun tidak menyuruh perempuan itu untuk
‘pindah keyakinan’. Penegasan itu juga nampak dari pesan Yesus kepada para
muridnya yang mewantiwanti mereka untuk tidak menyebarkan ajarannya kepada
orang selain dari Bani Israil.
Kedua belas murid itu diutus oleh
Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa
lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada
domba-domba yang hilang dari umat Israel." (Matius 10:5-6)
Telah jelas bahwa Yesus menegaskan
dirinya hanya untuk Bani Israil. Namun para misionaris mengklaim bahwa hal itu
hanya berlaku sebelum kebangkitan. Setelah dibangkitkan maka misinya untuk umat
manusia seluruh dunia. Perubahan mendasar ini berangkat dari ajaran Paulus,
seorang Yahudi dari Tarsus yang mengaku-aku sebagai murid Yesus.
Ajaran Paulus inilah, -ditulis pada
49 M (Galatia-, yang mempengaruhi Injil-injil yang ditulis sesudahnya yakni
injil Markus (55 M), Injil Matius (60-an M), Injil Yohanes (80 M), dan Injil
Lukas (60 M). Paulus, Yahudi dari Tarsus, di dalam banyak ayat Injil
digambarkan sebagai seorang murid yang banyak tidak patuh pada Yesus, bahkan
Yesus dalam banyak ayat memarahi dia hingga menendangnya.
Paulus inilah yang kemudian mengubah
ajaran Nabi Isa as. yang berhaluan paganisme Yahudi. Namun hal ini terjadi
tidak terlepas dari kondisi sosial budaya bangsa Yahudi sebelum masa Nabi Isa.
Turun. Minimal ada tiga kondisi yang bisa kita telaah. Pertama, Aqidah
orang-orang Yahudi telah terkontaminasi kepercayaan Paganisme Babilonia.
Sekitar 50 tahun (586-535 SM) bangsa
Yahudi berada di pengasingan di Babilonia yang masyarakatnya menyembah berhala.
Kedua, pada tahun 334 SM, Alexander raja Yunani menguasai bangsa Yahudi dan
menyebarkan faham Filsafat yang kemudian mempengaruhi pemikiran orang-orang
Yahudi. Ketiga, bangsa-bangsa yang menaklukan orang-orang Yahudi adalah
penganut politeisme. Ini pun berpengaruh kepada aqidah bangsa Yahudi.
Ketika Nabi Isa as, menyampaikan
ajaran Allah SWT, pengaruh kepercayaan paganisme memang sudah mengakar kuat di
tengah-tengah masyarakat, maka terjadilah penyimpangan pemahaman oleh Paulus
terhadap ajaran yang dibawa Nabi Isa as. Paulus pun mengklaim bahwa telah
bertemu Yesus (Isa) dan diangkat sebagai rasulnya. Ia kemudian mengajarkan
ajaran Isa yang telah dicampur adukkan dengan filsafat Yunani dan Paganisme.
Allah SWT sudah mengingatkan hal ini
dalam Surah Al Baqarah ayat 87,
“..Dan Sesungguhnya Kami telah
mendatangkan Al kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya
(berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan
bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada Isa putera Maryam dan Kami
memperkuatnya dengan Ruhul Qudus. Apakah Setiap datang kepadamu seorang Rasul
membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu
menyombong; Maka beberapa orang (diantara mereka) kamu dustakan dan beberapa
orang (yang lain) kamu bunuh?”
Tiga abad setelah peristiwa
penyaliban, pengikut ajaran Nabi Isa as. berkembang dengan beragam corak
pemahamannya. Terjadi bentrokan diantara mereka antara kalangan yang pro ajaran
Tauhid dari Nabi Isa as. dengan yang kontra. Mereka yang kontra notabene adalah
kelompok pro ajaran Paulus yang paganis. Peperangan ini sampai mengancam
keutuhan kerajaan Roma.
Karenanya, atas usulan Konstantin
diadakanlah Muktamar di Nicea pada tahun 325 M yang dihadiri sekitar 2048 orang
dengan pendiriannya masing-masing. Terjadi perdebatan yang sengit dan tak ada
titik temu. Akhirnya Konstantin yang cenderung pada paganis memanggil 318 orang
yang berfaham Paulus dan menyatakan dukungannya. Setelah itu muktamar
dilanjutkan, sementara itu peserta lainnya melakukan walk out. Di dalam
muktamar ini banyak dipilih doktrin-doktrin dan syiar–syiar ibadah secara
voting (tanggal paskah, peranan uskup, dan tentu saja tentang ketuhanan Yesus).
Setelah itu diadakanlah revisi terhadap Injil. Sementara injil-injil lain yang bertentangan
dimusnahkan. Dan orang yang berani membaca injil terlarang itu akan dicap
sebagai heretis (berlaku bid’ah).
Perihal apakah injil yang asli masih
adakah sampai saat ini? Allahua’lam. Namun hemat saya, permasalahannya bukan
pada masih ada yang aseli atau tidak, namun injil hanya berlaku bagi kaum Nabi
Isa as. saja, sedangkan sekarang kita sebagai umat muslim telah memiliki kitab
Suci Al Qur’an sebagai kitab yang dijaga keasliannya oleh Allah SWT hingga
akhir zaman.
Kristen Pada Masa Rasulullah SAW
Tentu pada zaman Rasulullah SAW ada
golongan yang beragama Nashrani. Menurut Imam Ibnul Qayyim Al Jauzi, dalam
Hidayatu Al-Hayara fi Ajwibati Al-Yahud wa An-Nashara, umat Nasrani pada masa
Rasulullah sudah tersebar di sebagian belahan dunia. Di Syam, (hampir) semua
penduduknya adalah Nasrani. Adapun di Maghrib, Mesir, Habasyah, Naubah,
Jazirah, Maushil, Najran, dan lain-lain, meski tidak semuanya, namun mayoritas
penduduknya adalah Nasrani.
Terhadap mereka, Rasulullah SAW
senantiasa melakukan Dakwah, seperti yang pernah beliau lakukan kepada Raja
Najasyi, seorang Raja Nashrani yang tinggal di Ethiopia. Rasulullah SAW pun
mengirimi surat kepada Najasyi untuk bertauhid kepada Allah SWT. Berikut adalah
pesan surat tersebut,
"Dari Muhammad utusan Islam
untuk An-Najasyi, penguasa Abyssinia (Ethiopia). Salam bagimu, sesungguhnya aku
bersyukur kepada Allah yang tidak ada Tuhan kecuali Dia, Raja, Yang Maha Suci,
Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, dan aku
bersaksi bahwa Isa putra Maryam adalah ruh dari Allah yang diciptakan dengan
kalimat Nya yang disampaikan Nya kepada Maryam yang terpilih, baik dan
terpelihara. Maka ia hamil kemudian diciptakan Isa dengan tiupan ruh dari-Nya
sebagaimana diciptakan Adam dari tanah dengan tangan Nya. Sesungguhnya aku
mengajakmu ke jalan Allah. Dan aku telah sampaikan dan menasihatimu maka
terimalah nasihatku. Dan salam bagi yang mengikuti petunjuk."
Ketika Rasulullah sholallahu ‘alaihi
wasallam menulis surat kepada Raja Najasyi untuk menjadi seorang muslim, maka
Raja Najasyi mengambil surat itu, beliau lalu meletakkan ke wajahnya dan turun
dari singgasana. Beliaupun masuk Islam melalui Ja’far bin Abi Tholib
radiyallahu ‘anhu.
Namun Rasulullah SAW juga pernah
melakukan perperangan terhadap kaum Nashrani. Hal ini bermula ketika salah satu
surat beliau telah dibawa oleh Harits bin Umair ra. yang akan diberikan kepada
Raja Bushra yang Nashrani. Ketika sampai di Mu’tah, maka Syarahbil Ghassani
yang ketika itu menjadi salah seorang hakim kaisar telah membunuh utusan
Rasulullah SAW. Membunuh utusan, menurut aturan siapa saja, adalah suatu
kesalahan besar. Rasulullah SAW sangat marah atas kejadian itu.
Maka Rasulullah SAW menyiapkan
pasukan sebanyak tiga ribu orang. Zaid bin Haritsah ra. telah dipilih menjadi
pemimpin pasukan tersebut. Rasulullah SAW bersabda, "Jika ia mati syahid
dalam peperangan, maka Ja'far bin Abi Thalib ra. menggantinya sebagai pemimpin
pasukan. Jika ia juga mati syahid, maka penlimpin pasukan digantikan oleh
Abdullah bin Rawahah ra. Jika ia juga mati syahid, maka terserah kaum muslim
untuk memilih siapa pemimpinnya". Allahua’lam. (Muhammad Pizaro Novelan
Tauhidi)
No comments:
Post a Comment