Rabu, 01/07/2009 13:30 WIB
Ustadz Menjawab
bersama Ustadz Sigit Pranowo, Lc.
Assalamu'alaikum!
Ustd, ada sebuah pertanyaan dari orang yang
memiliki kecenderungan perasaan terhadap sesama jenis (gay). Sesungguhnya dia
sangat memahami kalau perilaku ini merupakan penyimpangan dan dilaknat Allah.
Selama ini masih dapat ditekan perasaan itu meskipun gejolak itu kerapkali
hadir. Yang jadi pertanyaan apakah kalau rasa itu dapat dijaga kelak diakhirat
akan merasakan "nikmatnya GAY" seperti ketika kita menahan diri dari
khamar kelak akan diberi Allah khamar yang terbaik di Syurga? Terimakasih atas
jawabannya
Jawab
Waalaikumussalam
Wr Wb
Para ulama bersepakat bahwa prilaku gay (suka
sesama jenis) yang didalam istilah agama disebut dengan liwath adalah salah
satu dari perbuatan dosa besar yang lebih besar daripada zina.
Hal itu bisa
dilihat dari hukuman yang ditimpakan Allah swt kepada kaum Luth dengan hujan
batu-batu dari langit, dijungkir balikan kampung halamannya serta sangsi yang
dijatuhkan terhadap para pelakunya sebagaimana sabda Rasulullah saw,”Jika kamu
mendapati orang yang melakukan perbuatan seperti kaum Luth (liwath) maka
bunuhlah para pelakunya.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Namun
demikian Allah swt masih tetap membuka pintu taubat bagi para pelakunya yang
mau kembali kepada Allah swt dan bertaubat dengan taubat nashuha, sebagaimana
firman Allah swt :
وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ
النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ وَمَن
يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا ﴿٦٨﴾
يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا ﴿٦٩﴾
إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُوْلَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا ﴿٧٠﴾
يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا ﴿٦٩﴾
إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُوْلَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا ﴿٧٠﴾
Artinya : “Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya) (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Furqon : 68 – 70)
Dengan
kembalinya seorang pelaku liwath kepada Allah swt serta bertaubat dengan taubat
nashuha maka pintu surga tetap terbuka baginya sebagaimana disebutkan Ibnu
Qoyyim bahwa jika seorang yang diuji dengan ujian ini lalu kembali kepada Allah
dan diberikan rezeki untuk bertaubat dengan taubat nashuha dan beramal shaleh…
dan mengganti perbuatan-perbuatan yang buruk dengan perbuatan-perbuatan yang
baik, mencuci kotoran itu dengan bermacam-macam ketaatan dan amal-amal yang
mendekatkannya dengan Allah, menjaga pandangan, memelihara kemaluan dari
apa-apa yang dihaamkan, berlaku jujur kepada Allah dalam pergaulannya maka
orang yang seperti ini akan mendapatkan ampunan dan dia termasuk kedalam
penghuni surga.
Sesungguhnya
Allah swt mengampuni seluruh dosa-dosa. Apabila taubat dapat menghapuskan
setiap dosa hingga dosa syirik terhadap Allah, membunuh paa nabi,
wali-wali-Nya, sihir, kekufuran dan sebagainya maka taubat itu tidaklah
terbatas hanya pada penghapusan dosa ini.
Sungguh
telah kokoh hikmah, keadilan dan keutamaan Allah swt bahwa seorang yang
bertaubat dari dosa bagai seorang yang tidak melakukan dosa. Sungguh Allah
telah menjamin orang yang bertaubat dari dosa syirik, membunuh jiwa dan berzina
bahwa Dia akan mengganti keburukannya dengan kebaikan. Ini adalah hukum yang
umum bagi setiap orang yang bertaubat ari dosa, sebagaimana firman Allah swt :
Artinya : “Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az Zumar : 53)
Maka
tidaklah satu dosa pun yang keluar dari keumuman ini akan tetapi ini adalah hak
orang-orang yang bertaubat secara khusus. (al Jawabul Kaafi hal 116)
Taubat
nashuha haruslah dibarengi dengan tekad untuk tidak mengulangi lagi perbuatan
buruk tersebut. Tentunya diperlukan upaya keras untuk mendapatkan solusi
menghilangkan perbuatan itu dari dirinya.
Adapun
langkah-langkah solusi apa yang bisa dilakukannya maka anda bisa membaca
kembali tulisan yang berjudul “Gay Ingin Menikah”.
Apakah
Di Surga Ada Perbuatan Liwath ?
Sesungguhnya
para penghuni surga adalah orang-orang yang disucikan dari berbagai akhlak yang
buruk, keinginan yang rendah, kehendak yang hina. Allah swt telah mensifatkan para
wanita penghui surga dengan firman-Nya :
Artinya : “Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin.” (QS. Ar Rahman : 56)
Mereka
adalah para bidadari yang menundukkan pandangan dari para lelaki dan mereka
tidaklah melihat kecuali suami-suami mereka.
Firman Allah
swt :
Artinya : “(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam rumah.” (QS. Ar Rahman : 72)
As Sa’diy
mengatakan bahwa mereka adalah bidadari-bidadari yang dikurung didalam
tenda-tenda permata. Mereka berhias dan berdandan untuk suami-suami mereka. Hal
itu tidaklah menafikan mereka untuk keluar ke kebun-kebun dan taman-taman surga
sebagaimana kebiasaan yang dilakukan oleh anak-anak perempuan para raja atau
sejenisnya.” (Tafsirus Sa’diy hal 831)
Lalu
mungkinkah kita mengatakan : “Para wanita-wanita surga itu tidaklah dilarang
melihat kaum lelaki asing karena mereka telah dilarang melihatnya saat di
dunia?!”
Apakah
bisakah mengatakan : “Para wanita-wanita surga itu tidaklah dilarang berzina,
berbuat keji, melakukan perbuatan tercela karena dahulu mereka diminta untuk
menjauhkan perbuatan itu saat di dunia?!’
Sesungguhnya
Allah swt telah mencukupkan orang-orang beriman baik laki-laki maupun perempuan
dengan karunia-Nya yang kekal dan kenikmatannya yang sangat banyak di surga
dari berbagai perbuatan-perbuatan buruk…
Artinya : “Di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Fushilat : 31 – 32)
Ibnu Katsir
mengatakan bahwa di surga terdapat segala macam yang kamu kehendaki, disenangi
jiwa dan disukai mata, “didalamnya apa yang kamu minta” artinya apa pun yang
kamu minta maka itu ada dan akan datang dihadapanmu persis seperti yang kamu
sebutkan.” (Tafsir Ibnu
katsir Juz VII hal 177)
Maka apakah
seorang yang beriman kepada Allah swt akan meminta perbuatan keji dan
menjijikkan itu padahal Allah swt telah memberikan kenikmatan kepadanya dengan
bidadari yang menyejukkan pandangan yang apabila salah seorang dari bidadari
itu ditampakkan kepada para penghuni bumi maka bumi ini akan diselimuti dengan
cahaya sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhori (2796) dari Anas bin Malik dari
Nabi saw bersabda,”Seandainya wanita dari penghuni surga ditampakkan kepada
penghuni bumi maka dia akan menyinari diantara keduanya (timur dan barat bumi),
akan berhembus angin dan kerudung yang ada diatas kepalanya lebih baik dari
dunia dan seisinya.”
Sesungguhnya
perkataan yang menyebutkan bahwa prilaku gay dibolehkan di surga adalah
perkataan yang tidak benar. Ibnu Muflih mengatakan didalam “al Furu’” (juz VI
hal 71 – 72) yang diambil dari Ibnul Jauzi bahwa Ibnu ‘Uqail mengatakan bahwa
pembicaraan tentang ini pernah terjadi diantara Abu Ali bin al Walid, seorang
yang berfaham mu’tazilah dengan Abu Yusuf al Qozwiniy. Abu Ali
mengatakan,”Tidaklah dilarang menyetubuhi pemuda-pemuda surga dan membangkitkan
syahwat untuk itu karena hal itu adalah bagian dari kenikmatan… “ maka Abu Yusuf
mengatakan,”Kecenderungan (laki-laki) kepada laki-laki adalah suatu penyakit.
Dan tidaklah dia diciptakan untuk disetubuhi.”
Ibnu ‘Uqail
mengatakan bahwa tidak ada tempat untuk berfikir tentang liwath karena tidaklah
ditegaskan bahwa para penghuni surga memiliki saluran pembuangan air besar. Kalau begitu mereka tidaklah
buang air besar.” (www. http://islamqa.com)
Wallahu
A’lam
No comments:
Post a Comment