www.eramuslim.com
Rabu, 02/09/2009 10:51 WIB
Assalamualaikum pak ustad,
Saya mohon penjelasan tentang makna surat
arro'd:11 yang artinya:
11. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang
selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya
atas perintah Allah[767]. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri. Dan
apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang
dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Apakah memang benar setiap kita diikuti
oleh malaikat2 (selain malaikat pencatat amal). Bagaimana pula dengan hadits
yang kalau tidak salah ada yang menerangkan bahwa setiap manusia ada yang
mengikuti dari golongan jin, dan kaitannya dengan puasa ramadan,bahwa jin dan
syetan dibelenggu?
Terima kasih,
Wassalamu 'alaikum
B.A
Jawaban
Waalaikumussalam Wr Wb
Malaikat Penjaga
Manusia
Firman Allah swt :
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِّن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ
أَمْرِ اللّهِ إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا
بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلاَ مَرَدَّ لَهُ وَمَا
لَهُم مِّن دُونِهِ مِن وَالٍ
Artinya : ”Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar ro’du : 11)
Firman Allah lainnya :
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ
وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ ﴿١٦﴾
إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ ﴿١٧﴾
مَا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ ﴿١٨﴾
إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ ﴿١٧﴾
مَا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ ﴿١٨﴾
Artinya : ”Dan Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat Pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qoff : 16 – 18)
Imam Bukhori dan Muslim meriwayatkan hadits
dari Abu Hurairoh bahwa Rasulullah saw bersabda,”Didalam diri kalian terdapat
malaikat malam dan malaikat siang yang saling bergantian. Mereka bertemu disaat
shalat shubuh dan shalat isya lalu malaikat yang bermalam didalam dirimu naik
keatas. Mereka pun ditanya Allah swt dan DiaYang Maha Mengetahui tentang
mereka,”Bagaimana keadaan hamba-Ku saat kamu tinggalkan?” Mereka menjawab,”Kami
tinggalkan mereka dalam keadaan shalat dan kami datangi mereka juga dalam
keadaan shalat.”
Didalam menafsirkan ayat 11 suart ar Ro’du,
Ibnu Katsir mengatakan bahwa dua malaikat berada di sebelah kanan dan kiri
menuliskan amal-amal. Malaikat yang ada di
sebelah kanan mencatat amal-amal kebaikan sementara yang berada di sebelah kiri
mencatat amal-amal keburukan. Dua malaikat lainnya menjaganya dan
melindunginya. Satu malaikat berada di belakangnya sedang satu lagi berada di
depannya sehingga jumlah mereka ada empat malaikat di siang hari. Dan empat
malaikat lainnya pada malam hari menggantikan malaikat-malaikat yang di siang
hari yang terdiri dari dua malaikat penjaga dan dua malaikat pencatat, sebagaimana
hadits Abu Hurairoh diatas. (Tafsir al Qur’an al Azhim juz
Tentunya penjagaan malaikat terhadap
manusia dari berbagai keburukan, kecelakaan, musibah adalah atas perintah dan
izin Allah swt dan berjalan sesuai dengan ketetapan-Nya atas diri orang itu.
Malaikat penjaga ini tidaklah bisa mencegah segala musibah, keburukan yang
telah ditetapkan Allah kepada orang itu sebagaimana disebutkan di bagian akhir
ayat itu,”... Apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum maka
tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka
selain Dia.” (QS. Ar Ro’du : 11)
Jin Yang Menyertai
Diri Manusia
Didalam hadits yang diriwayatkan oleh
Muslim dan Ahmad dari Ibnu Mas’ud bahwa Nabi saw bersabda,”Tidaklah seorang
dari kalian kecuali ada yang menyertainya dari kalangan jin dan dari kalangan
malaikat.” mereka bertanya,”Anda juga?” beliau saw menjawab,”Saya juga akan
tetapi Allah swt telah menyelamatkanku dan menjadikannya masuk islam sehingga
dia tidak memerintahkanku kecuali kebaikan.”
Al Qodhi mengatakan,”Dan ketahuilah bahwa
umat telah bersepakat akan perlindungan Nabi saw dari setan pada jasad,
pemikiran dan lisannya.” Didalam hadits ini terdapat isyarat agar waspada
terhadap fitnah setan yang menyertainya dari bisikan-bisiskan dan peneyesatannya,
dan kita menjadi tahu bahwa setan iu bersama kita agar kita berhati-hati
darinya dengan sekuat seluruh kemampuan kita.” (Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi
juz XVII hal 230 – 231)
Syeikh ’Athiyah Saqar mengatakan bahwa
setiap manusia disertai oleh jin dan malaikat. Malaikat yang menyertainya
adalah yang memelihara manusia sebagaimana firman Allah swt surat Ar Ro’du ayat
11 diatas dan malaikat yang menolongnya untuk kebaikan atau yang lainnya.
Sedangkan jin yang menyertainya itu berusaha menyesatkannya. Sungguh Iblis
telah bersumpah dengan kebesaran Allah bahwa dia akan menyesatkan manusia
seluruhnya kecuali hamba-hamba Allah yang ikhlas. (Fatawa al Azhar juz VIII hal
63)
Setan Dibelenggu Di
Bulan Ramadhan
Diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim meriwayatkan
bahwa Nabi saw bersabda,”Apabila datang Ramadhan maka pintu-pintu surga dibuka,
pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.” didalam riwayat Ibnu
Khuzaimah didalam shahihnya disebutkan sabdanya saw,”Apabila malam pertama dari
bulan Ramadhan maka setan-setan dibelenggu yaitu jin-jin yang durhaka..”
Jin-jin yang durhaka adalah yang secara
total berbuat kejahatan. .. dikatakan bahwa hikmah dari diikat dan
dibelenggunya setan adalah agar tidak membisik-bisikan kejahatan kepada
orang-orang yang berpuasa. Dan tanda-tandanya adalah banyaknya orang-orang yang
tenggelam didalam kemaksiatan kembali bertaubat kepada Allah swt.
Adapun apa yang terjadi sebaliknya pada
sebagian mereka maka sesungguhnya itu adalah pengaruh-pengaruh dari bujuk rayu
setan yang telah tenggelam didalam jiwa-jiwa orang-orang pelaku kejahatan serta
menghujam didalamnya...
Al Hafizh didalam ”al Fath” mengatakan
bahwa Iyadh mengatakan,”Kemungkinana bahwa lahiriyah dan hakekatnya adalah itu
semua tanda bagi malaikat untuk memasuki bulan (Ramadhan) dan mengagungkan
kehormatan bulan itu serta mencegah setan-setan untuk menyakiti orang-orang
beriman. Dan bisa juga berarti suatu isyarat akan banyaknya pahala dan ampunan
dan bahwa setan dipersempit upayanya untuk menyesatkan mereka sehinga mereka
bagaikan terbelenggu.”
Dia berkata,”Kemungkinan kedua itu
diperkuat dengan sabdanya saw yang diriwayatkan oleh Muslim ’pintu-pintu rahmat
dibuka’ dia mengatakan bahwa lafazh ’pintu-pintu surga dibuka’ adalah ungkapan
tentang apa yang dibuka Allah bagi hamba-hamba-Nya berupa ketaatan yang menjadi
sebab masuknya ke surga. Sedangkan lafazh ’pintu-pintu neraka ditutup’ adalah
ungkapan tentang dihindarinya dari berbagai keinginan kuat untuk melakukan
maksiat yang dapat menjatuhkannya ke neraka. Sedangkan lafazh ’setan-setan
dibelenggu’ adalah ungkapan akan lemahnya setan untuk melakukan penyesatan dan
penghiasan terhadap syahwat.”...
Al Qurthubi mengatakan,”Apabila anda
ditanya tentang bagaimana pendapatmu tentang berbagai keburukan dan kemaksiatan
yang banyak terjadi di bulan Ramadhan dan seadainya setan itu dibelenggu
tentunya hal itu tidaklah terjadi?” Maka jawabnya adalah ,”Sesungguhnya bahwa
kemaksiatan itu akan mengecil terhadap orang-orang yang berpuasa yang
memelihara syarat-syarat puasanya dan memperhatikan adab-adabnya” atau
”Dibelenggunya sebagian setan sebagaimana disebutkan didalam sebagian riwayat
yaitu riwayat Tirmidzi dan Nasai bahwa mereka yang dibelenggu adalah para
pemimpinnya bukan seluruh setan” atau ” maksudnya adalah ”Meminimalkan
kejahatannya di dalam bulan itu”
Itu adalah perkara yang bisa diraba, maka
sesungguhnya kejadian itu didalam bulan ramadhan lebih sedikit dari bulan
lainnya. Jadi tidak mesti dengan dibelenggunya seluruh setan maka tidak akan
terjadi satu kejahatan atau satu kemaksiatan karena disisi lain terdapat banyak
sebab lainnya yang bukan dari setan seperti jiwa-jiwa yang kotor,
kebiasan-kebiasaan buruk, setan manusia dan lainnya.” (Tuhfatul Ahwadzi juz II
hal 219)
Wallahu A’lam
No comments:
Post a Comment