Senin, 4 Jun 07 09:03 WIB
Kirim teman
Assalamu'alaikum wr. wb.
Ustadzah yang saya hormati,
Saya sudah berkeluarga dengan satu orang puteri usia 2
tahun, saya tinggal berdampingan dengan orang tua, sehari-hari anak saya diurus
orang tua dan adik saya, sampai saya dan isteri pulang kerja.
Isteri saya
adalah PNS, sehari-hari pulang dari kantor tiba di rumah jam sekitar pukul 18.
00 WIB, sehingga hanya sempat mengurus anak setelah pulang kerja.
Setiap awal
bulan, saya distribusikan gaji saya (gaji saya Rp 2.500.000, - ) ke
Isteri (Rp 600.
000, -), ibu saya Rp 800. 000, - (untuk uang belanja kami, saya, isteri dan
anak sekaligus kalau ada kelebihan untu ibu saya)
Adik saya Rp 150.
000, - bapak saya Rp 100.000 (karena sudah tidak berpenghasilan)
Uang listrik,
PAM, bayar tukang cuci, iuran-iuran RT dll saya bayar dari sisa setelah
dikurangkan distribusi di atas.
Sisanya lagi
untuk ongkos saya, makan, bensin dan kebutuhan pribadi lainnya.
Kadang-kadang
dengan pembagian gaji saya seperti di atas, isteri saya masih kurang menerima
karena dirasa lebih banyak untuk keluarga saya.
Menurut saya
pembagian ini saya anggap wajar karena isteri saya kerja (berpenghasilan),
beliau tidak masak (tidak perlu uang belanja makan).
Anak kami diurus
ibu saya dan adik.
Menurut ustadzah,
bagaimana sikap saya seharusnya?
Terima Kasih
Wassalamu'alaikum
wr, wb.
Jaka
Jawaban
Assalamualaikum
wr. wb.
Hamba Allah di
bumi Allah
Wah, pertanyaan
bapak ini sebenarnya lebih cocok ditujukan pada konsultan keuangan ya pak. Tapi
baiklah, saya mencoba untuk menjawab pertanyaan bapak. Dari uraian yang bapak
sampaikan, rasanya memang kurang ideal. Bukan besaran nominalnya lho pak, tapi
peran isteri yang kurang dominan dalam pengelolaan keuangan.
Idealnya memang
isteri sebagai ratu rumah tangga yang mengatur pengelolaan keuangan rumah
tangga. Namun karena isteri bapak adalah wanita bekerja yang jam kerjanya
hingga menjelang malam, hingga saya memaklumi, bila tidak memungkinkan isteri
mengatur urusan keuangan.
Namun bila
dicermati uraian pembagian berdasarkan besaran nominal yang bapak alokasikan
kepada isteri, ibu, adik, ayah, dan sebagainya. Saya melihat sudah cukup adil,
apalagi isteri memiliki penghasilan sendiri, dan tidak perlu belanja untuk
memasak.
Namun bila isteri
ternyata mengeluhkan pembagian yang kurang adil, untuk itu rasanya perlu
ditinjau kembali seberapa banyak keperluan isteri. Sementara itu perlu
ditanyakan, digunakan untuk apa sajakah uang yang bapak berikan pada isteri
setiap bulannya?, demikian juga, penghasilannya isteri sendiri digunakan untuk
apa saja?
Memang pak,
meskipun isteri memiliki penghasilan sendiri, dirinya tetaplah berhak menerima
nafkah dari suami. Di samping isteri juga memiliki hak penuh dalam menggunakan
uang dari hasil kerja kerasnya.. Namun perlu juga diingat bahwa isteri juga
berkewajiban untuk memenuhi tugasnya sebagai isteri yang mengatur dan mengurus
rumah tangga termasuk suami dan anak-anak.
Karena itu,
meskipun isteri bekerja dan memiliki penghasilan sendiri. Haruslah disadari
bahwa keluarganya juga seharusnya bisa ikut menikmati penghasilannya karena
telah memberinya kesempatan baginya untuk bekerja menggunakan waktu yang
seharusnya digunakan untuk mengurus keluarga. Terutama suami yang telah
memberinya izin dan orangtua yang menggantikan tugasnya mengurus anak selama
dirinya bekerja diluar umah.
Sebaiknya cara
pengelolaan keuangan keluarga dapat didiskusikan secara terbuka, termasuk juga
pendapatan dan pengeluaran isteri bapak. Siapa tahu uang bulanan yang bapak
beri kepada isteri, bukan hanya digunakan untuk keperluan pribadinya semata,
namun digunakan untuk sesuatu yang lebih bermanfaat misalnya, ditabungkan,
diasuransikan atau lainnya.
Akhirnya, dalam
masalah pengelolaan uang, memang tidak ada salahnya bapak sebagai suami yang
melakukannya, bila isteri dirasa tidak mampu mengelolanya dengan baik. Karena
yang terpenting adalah mengedepankan asas keadilan.
Sepanjang hal itu
sesuai dengan kebutuhan dan proporsional dalam mengalokasikannya. Apalagi bapak
selain menafkahi anak dan isteri, juga masih memiliki kewajiban membantu
keluarga. karena itu keterbukaan dalam hal pengelolaan keuangan sangat penting,
karena uang adalah masalah sensitif yang bila tidak dikelola secara adil dan
terbuka akan sangat berpotensi menimbulkan konflik dalam keluarga.
Wallahua'lam bishawab.
Wassalamualaikum wr. wb.
No comments:
Post a Comment