www.eramuslim.com
Oleh :
Fathuddin Ja’far
Keyakinan
Isa adalah Tuhan (anak Tuhan) menjadi peyebab utama perbedaan Islam dengan
Kristen. Perbedaanya sangat bertolak belakang, yakni 180 derajat. Demikian juga
Yahudi meyakini Uzair anak Tuhan. Seperti itu juga yang terjadi dengan kaum
Musyirikin yang menyekutukan Allah dengan berbagai berhala yang direka-reka
oleh nenek moyang mereka.
Islam hanya mengenal
dan mengakui konsep Tauhid, yakni mengesakan Allah. Dan Allah bersih dari klaim
berbagai tuhan yang mendampingi-Nya, baik dalam bentuk rububiyyah (penciptaan),
uluhiyyah/ ubudiyyah (ketaatan pada sistem) maupun asma’ (nama-nama) dan
sifat-sifat-Nya.
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (1) اللَّهُ الصَّمَدُ (2) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ
يُولَدْ (3) وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (4)
Katakanlah:
"Dia-lah Allah, Yang Maha Esa (1) Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu (2) Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan
(3)dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia (4)
Tentang
keyakinan orang Yahudi dan Nasrani tersebut Allah membantahnya bahwa yang
demikian itu tidak lebih dari ucapan kosong belaka yang tidak dapat dibuktikan
secara faktual. Sebuah keyakinan yang diyakini turun temurun begitu saja tanpa
dapat dicerna oleh akal sehat dan fitrah yang bersih. Sebuah keyakinan yang
didasari ikut-ikutan pada orang-orang kafir sebelum mereka yang tidak berpegang
pada wahyu Allah. Allah berfirman :
وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى
الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ذَلِكَ قَوْلُهُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ
الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ (30
Orang-orang
Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata:
"Al Masih itu putera Allah." Demikian itu hanya ucapan mereka dengan
mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Allah
melaknat mereka, bagaimana mereka sampai berpaling (dari ajaran Tauhid)?
Keyakinan
dan presepsi yang diyakini turun temurun itu semakin mapan dan parah akibat
mereka mengagumi dan mengkultuskan para tokoh agama (ulama) mereka (Ahbar dan
Ruhban), sehingga menjadi berhala-berhala dan syuyukh dholal wa mudhillin (tokoh-tokoh
sesat dan menyesatkan) yang disembah (lihat tulisan : Berhala Abad 21/ Nasehat
Ulama). Penyebabnya tak lain adalah, para tokoh agama itu tidak mau komitmen
penuh dengan wahyu apa adanya, atau dengan bahasa sekarang “kehilangan trust”
terhadap wahyu Allah, Taurat dan Injil. Allah menjelaskan dalam surat At-taubah ayat 31 :
اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ
وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا
لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Mereka
menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain
Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka
hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
Ketika
masyarakat bodoh dan tidak mau menuntut ilmu sehingga pemahaman agama hanya
berdasarkan presepsi dan dugaan belaka, maka para tokoh-tokoh agama itu dengan
mudah mengelabui mereka dan mengarang-ngarang wahyu seakan datang dari Allah,
padahal hasil tulisan mereka sendiri. Allah membongkar kejahatan para tokoh agama
itu dalam firman-Nya surat Al-baqarah : 77 – 79) :
أَوَلَا يَعْلَمُونَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ
(77) وَمِنْهُمْ أُمِّيُّونَ لَا يَعْلَمُونَ الْكِتَابَ إِلَّا أَمَانِيَّ وَإِنْ
هُمْ إِلَّا يَظُنُّونَ (78) فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ
لْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ
لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا فَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ
وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا يَكْسِبُونَ (79)
Tidakkah
mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan
segala yang mereka nyatakan? (77) Dan diantara mereka ada yang ummiyyun (buta
huruf), tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan
mereka hanya menduga-duga (78) Maka neraka wail-lah bagi orang-orang yang
menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini
dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit
dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa
yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi
mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.(79).
Prilaku
pemuka agama Nasrani dan Yahudi itu semakin aneh dan tak masuk akal,
sampai-sampai mereka menjelaskan pada umat bahwa mereka tidak akan masuk neraka
kecuali hanya beberapa hari saja. Mereka begitu berani dan nekatnya demi
meyakinkan para pengikut dan umat terhadap ajaran agama yang kebanyakannya
mereka karang sendiri. Allah menjelaskan dalam surat Al-baqarah ayat 80 – 81 :
وَقَالُوا لَنْ تَمَسَّنَا النَّارُ إِلَّا أَيَّامًا مَعْدُودَةً قُلْ
أَتَّخَذْتُمْ عِنْدَ اللَّهِ عَهْدًا فَلَنْ يُخْلِفَ اللَّهُ عَهْدَهُ أَمْ
تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ (80) بَلَى مَنْ كَسَبَ سَيِّئَةً
وَأَحَاطَتْ بِهِ خَطِيئَتُهُ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا
خَالِدُونَ (81)
Dan mereka
berkata: "Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali
selama beberapa hari saja." Katakanlah: "Sudahkah kamu menerima janji
dari Allah sehingga Allah tidak akan memungkiri janji-Nya, ataukah kamu hanya
mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?"(80) (Bukan
demikian), yang benar: barangsiapa berbuat dosa dan ia telah dibalut oleh
dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.(81).
Berbagai
klaim pemuka agama yahudi dan Nasrani mampu meyihir umat mereka sehingga mereka
percaya begitu saja tanpa mau merujuk kepada Taurat dan Injil yang
sesungguhnya. Saat umat mereka tidak mau bersusah payah menghidupkan tradisi
ilmu dan lebih memilih berfikir instan dan mengandalkan nasib pemahaman agama
kepada para pemuka agama sambil meninggalkan Kitabullah, di saat itulah para
pemuka agama tersebut dengan leluasa mengarang ajaran agama sesuai syahwat dan
persepsi mereka belaka. Mereka berani mengklaim bukan hanya Uzair dan Isa saja
anak Allah, akan tetapi mereka (Yahudi dan Nasrani) itu juga anak Allah. Allah
menjelaskan dalam surat
Al-Maidah ayat 18 – 19 :
وَقَالَتِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى نَحْنُ أَبْنَاءُ اللَّهِ وَأَحِبَّاؤُهُ
قُلْ فَلِمَ يُعَذِّبُكُمْ بِذُنُوبِكُمْ بَلْ أَنْتُمْ بَشَرٌ مِمَّنْ خَلَقَ
يَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ (18) يَا أَهْلَ الْكِتَابِ
قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ عَلَى فَتْرَةٍ مِنَ الرُّسُلِ أَنْ
تَقُولُوا مَا جَاءَنَا مِنْ بَشِيرٍ وَلَا نَذِيرٍ فَقَدْ جَاءَكُمْ بَشِيرٌ
وَنَذِيرٌ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (19)
Orang-orang
Yahudi dan Nasrani mengatakan: "Kami ini adalah anak-anak Allah dan
kekasih-kekasih-Nya." Katakanlah: "Maka mengapa Allah menyiksa kamu
karena dosa-dosamu?" (Kamu bukanlah anak-anak Allah dan
kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia(biasa) diantara orang-orang
yang diciptakan-Nya. Dia mengampuni bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan
menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Kepunyaan Allah-lah kerajaan
antara keduanya. Dan kepada Allah-lah kembali (segala sesuatu). (18) Hai Ahli
Kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Kami (Muhammad Saw),
menjelaskan (syari'at Kami) kepadamu ketika terputus (pengiriman) rasul-rasul
agar kamu tidak mengatakan: "Tidak ada datang kepada kami baik seorang
pembawa berita gembira maupun seorang pemberi peringatan." Sesungguhnya telah datang
kepadamu pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu.(19)
Begitulah
prilaku para pemuka agama di kalangan Yahudi dan Nasrani. Mereka sangat leluasa
mengarang ajaran agama dengan cara; mencampur adukkan al-haq (kebenaran) dengan
al-bathil (kebatilan), menyembunyikan al-haq (QS.2 : 42 dan 3 : 71),
menyimpangkan ayat dari pengertian yang sebenarnya (QS.4 : 46 dan 5 : 13 dan
41), pandai menyuruh umat berbuat baik, namun diri mereka melupakannya (QS. 2 :
44) dan lain sebagainya.
Al-Qur’an
sebagai Kitab Allah yang terakhir diturunkan untuk umat manusia, tentunya
mencakup kaum Ahlil Kitab (Yahudi dan Nasrani), membongkar motivasi para tokoh
agama Yahudi dan Nasrani berbuat senekat itu. Motivasi utamanya ternyata adalah
kepentingan dunia berupa harta dan menumpuk tabungan (uang). Allah
memperingatkan umat Nabi Muhammad agar para tokoh agamanya (ulamanya) tidak
berprilaku seperti itu, seperti yang dijelasakan dalam surat Attaubah ayat 34
-35
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّ كَثِيرًا مِنَ الْأَحْبَارِ
وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُونَ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّونَ عَنْ
سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا
يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ (34) يَوْمَ
يُحْمَى عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَى بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوبُهُمْ
وَظُهُورُهُمْ هَذَا مَا كَنَزْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ فَذُوقُوا مَا كُنْتُمْ
تَكْنِزُونَ (35)
Hai
orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim
Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan
batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang
yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka
beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang
pedih,(34) pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu
dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan)
kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu
sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan
itu."(35)
Sebuah
fenomena yang menarik dan aneh bahwa berbagai ajaran menyimpang yang
dikembangkan para pemuka agama Yahudi dan Nasrani tersebut telah membentuk
karakter bangsa Yahudi dan Nasrani menjadi bangsa yang suka mengingkari janji,
kafir pada ayat-ayat Allah, termasuk pada Al-Qur’an, membunuh para Nabi, sikap
keras kepala, menuduh Maryam dengan tuduhan palsu, mengkalim berhasil membunuh
Isa, berbuat berbagai kezaliman di muka bumi, menghalangi manusia dari jalan
Allah, suka makan riba dan memakan harta manusia dengan jalan yang bathil,
kecuali mereka yang mendalam ilmumnya tetang Taurat dan Injil seperti Waraqah
Bin Naufal dan sebagainya. (QS. 4 : 155 – 162)
Membunuh
para Nabi dan memerangi mereka, termasuk Nabi Muhammad dan para pengikutnya,
tentulah perbuatan yang amat tercela dan bahkan merupakan tindakan terorisme
yang tidak dibenarkan sama sekali oleh Allah Ta’ala. Sikap itu pula yang
sekarang dipertontonkan oleh kaum yahudi di Palestina dan Nasrani di Irak dan Afghanistan.
Sebab itu, tidak heran jika mereka selalu melancarkan serangan dan peperangan
terhadap umat Nabi Muhammad sepanjang masa. Para Nabi saja mereka perangi dan
bunuh, apalagi umat Nabi Muhammad Saw? Allah menjelaskan dalam surat Al-Baqarah
ayat 120 :
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ
مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ
أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ
وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
Orang-orang
Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama
mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang
benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah
pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan
penolong bagimu.
Memperhatikan
prilaku dan ajaran kaum Ahlul Kitab yang sangat menyimpang itu, termasuk umat
Nasrani sepanjang masa, khususnya terkait tentang ketuhanan, ibadah, mu’amalah
dan sebagainya timbul beberapa pertanyaan mendasar : Apa benar yang demikian
itu ajaran tuhan Isa? Kalau benar, apakah pantas Isa menjadi tuhan yang penuh
kebencian dan kebengisan? Mana kasih sayang yang dikalim itu? Kok Tuhan malah
dibunuh? Dan banyak lagi pertanyaan lain yang mendasar.
Sesungguhnya
Isa tidak pantas jadi tuhan hanya karena ia lahir tanpa bapak. Kalau Isa lahir
tanpa bapak sudah pantas jadi tuhan, maka Adam lebih berhak jadi tuhan karena
lahir tanpa ibu dan bapak seperti yang dijelaskan Allah dalam surat Ali Imran, ayat 59 :
إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آَدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ
ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
Sesungguhnya
perumpamaan Isa di sisi Allah sama seperti Adam. Dia menciptakannya (Adam) dari
tanah, kemudian Dia berkata padanya : jadilah! Maka jadilah ia.
Jadi, kalau
Isa bukan tuhan dan dia hanyalah seorang Nabi sebagaimana nabi-nabi Allah yang
lain, termasuk nabi terakhir Muhammad Saw. timbul pertanyaan : Ajaran trinitas
yang menyekutukan Allah itu ajaran siapa sebenarnya? Apakah ajarn Isa, atau
hanya rekaan para tokoh agama saja? Allah menjawabnya dalam surat Al-maidah ayat 116 – 188 berikut :
وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ
اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا
يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ إِنْ كُنْتُ قُلْتُهُ فَقَدْ
عَلِمْتَهُ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلَا أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ إِنَّكَ
أَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ (116) مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلَّا مَا أَمَرْتَنِي بِهِ
أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا
دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ
وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ (117) إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ
عِبَادُكَ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (118)
Dan
(ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, adakah kamu
mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan
selain Allah?." Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut
bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah
mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku
tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha
Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib."(116) Aku tidak pernah mengatakan
kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya
yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi
saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau
wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha
Menyaksikan atas segala sesuatu.(117) Jika Engkau menyiksa mereka, maka
sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni
mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.(118).
Berdasarkan
analisah di atas, kita dapat menyimpulan bahwa Isa itu bukan tuhan. Dia adalah
salah seorang Nabi Allah yang membawa ajaran Tauhid, sama dengan ajaran tauhid
Nabi Muhammad Saw, yang sama-sama meneruskan ajaran Tauhid bapak/moyang mereka
Ibrahim alaihissalam.
Kalau
demikian halnya, agama Islam dan Kristen (Nasrani) - termasuk juga Yahudi dan
musyrikin lainya - tidaklah sama. Islam berdasarkan Tauhid, sedangkan agama
yang lainnya berdasarkan syirik. Maka, hati-hatilah wahai kaum Muslimin dalam
menerima undangan menyambut tahun baru dan hari natal… Wallahul Muwaffiq wal Hadi ila
sawa-issabiil…
No comments:
Post a Comment