Selasa, 27 Nov 07 10:33 WIB
Assalamu alaikum wr. Wb. Ustadz,
Dalam berita-berita yang dilansir
eramuslim. Com sering menyebutkan keturunan Zionis-Israel sebagai 'keturunan
kera dan babi'.
Saya sama sekali bukan simpatisan mereka,
tapi apakah menyebut mereka seperti itu ada dalilnya? Atau itu semata-mata
adalah refleksi kebencian terhadap kebengisan dan kekejian tindakan keturunan
Zionis-Israel?
Mohon maaf apabila ada kesalahan
penyampaian kata-kata. Saya mendoakan agar pejuang-pejuang Palestina diberikan
ketabahan dan pada akhirnya diberikan kemenangan oleh Allah SWT. Amin.
Wassalamu alaikum wr. Wb.
MWilson
Mwilson
Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh,
Anda benar bahwa zionis Israel bukan
keturunan kera dan babi. Mereka adalah keturunan nabi Adam dan Hawwa 'alaihissalam.
Bahwa sebagian orang yahudi di masa lalu
pernah dikutuk menjadi kera dan babi, sebenarnya tidak salah. Di dalam Al-Quran
memang ditegaskan hal itu dan kita tentu wajib mempercayainya.
Kisahnya ada di dalam beberapa surat,
yaitu:
Dan sesungguhnya telah kamu ketahui
orang-orang yang melanggar di antaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman
kepada mereka, "Jadilah kamu kera yang hina." (QS. Al-Baqarah: 65)
Katakanlah, "Apakah akan aku beritakan
kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari itu disisi
Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka
yang dijadikan kera dan babi dan menyembah thaghut?" Mereka itu
lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus. (QS. Al-Maidah: 60)
Maka tatkala mereka bersikap sombong
terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya, Kami katakan kepadanya,
"Jadilah kamu kera yang hina.(QS. Al-A'raf: 66)
Tiga ayat itu jelas-jelas menyebutkan bahwa
sebagian umat yahudi yang membangkang itu dihukum dengan cara yang sangat aneh,
yaitu mereka dikutuk berubah wujud menjadi kera dan babi.
Hukuman ini bersifat penghinaan dan untuk
menjatuhkan mentalitas kaum yang membangkang dari perintah Allah. Jarang-jarang
ada jenis hukuman sedahsyat itu. Biasanya paling-paling ada banjir, angin
topan, gempa bumi, atau wabah. Yang jadi korban cukup banyak.
Tapi kalau hukuman menjadi kera dan babi,
memang hukuman yang sangat bersifat psikologis. Di mana martabat si pelaku
dipermalukan di depan umum. Tentunya karena dosa yang dilakukannya sudah
kelewatan.
Kera dan Babi Kutukan Tidak Berketurunan
Barangkali karena ada ayat yang
menceritakan yahudi dikutuk menjadi kera dan babi, maka ada sebagian teman kita
yang beranggapan bahwa sebagian dari orang yahudi itu berarti anak keturunan
kera dan babi.
Sayangnya anggapan ini kurang tepat. Sebab
kalau kita baca di dalam kitab tafsir yang menjelaskan ayat-ayat di atas,
ternyata kera dan babi kutukan itu tidak lama kemudian mati dan tidak
berketurunan.
Jadi tidak ada istilah bangsa keturunan
kera dan babi, karena ternyata kera dan babi jadi-jadian itu mati dan tidak ada
keturunannya.
Awalnya dahulu Rasulullah SAW pernah juga
menduga sejenis hewan yang mirip biawak dan disebut dengan dhab sebagai
keturunan dari babi dan kera atau hewan yang dikutuk dari manusia. Sehingga
disebutkan bahwa beliau SAW tidak mau memakannya.
Namun setelah itu, Allah SWT menjelaskan
bahwa hewan itu bukan keturunan dari penjelmaan manusia yahudi yang dikutuk.
Dan bahwa yahudi yang dikutuk menjadi kera dan babi itu kemudian hanya hidup
selama tiga hari saja, sesudah itu mati.
Jadi boleh dibilang bahwa mereka sebenarnya dihukum mati oleh
Allah SWT, namun sebelum matinya, wujud mereka berubah dulu jadi binatang. Dan
karena setelah itu mereka mati, tentu tidak akan ada keturunannya.
Dan akhirnya, Rasulullah SAW membiarkan para shahabat memakan
daging dhabb itu, meski beliau sendiri tidak memakannya. Peristiwa ini oleh
para ulama disebut sebagai taqrir (pembolehan) dari nabi SAW atas hukum suatu
masalah, meski beliau sendiri tidak melakukannya.
Disebutkan keterangan seperti ini di dalam kitab tafsir,
khususnya yang membahas tentang kutukan Allah SWT terhadap ashhabussabti,
mereka yang melanggar larangan untuk mencari ikan di hari Sabtu.
Di dalam kitab tafisr Al-Jami' li Ahkamil Quran karya
Al-Qurthubi jilid 1 halaman 440, disebutkan bahwa Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu
berkata bahwa orang yang dikutuk menjadi kera dan babi itu tidak hidup kecuali
tiga hari saja.
Dan telah jelas bahwa Allah SWT tidak mengubah manusia menjadi
kera atau hewan lainnya lalu bisa beranak pinak.
Karena itu kita boleh menjuluki zionis yahudi itu dengan beragam
sebutan yang buruk, seperti bangsa yang degil, pelaku kejahatan, langganana
kriminal, haus darah, pembunuh yang tangannya berlumuran darah, syetan pencabut
nyawa atau apapun. Tapi yang pasti,
mereka bukan keturunan dari kera dan babi. Sebab kera dan babi yang merupakan
hasil kutukan Allah SWT di masa lalu, sudah mati tiga kemudian tanpa
menghasilkan keturunan.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu
'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
No comments:
Post a Comment