KH. Jalaluddin Rakhmat
”Manusia
yang paling baik di antara kamu ialah orang yang belajar Al-Quran dan
mengajarkannya,” sabda Rasulullah saw. Hadis ini adalah sebagian di antara
hadis-hadis yang berkenaan dengan keutamaan mempelajari Al-Quran dan
mengajarkannya. Hadis-hadis seperti itu disebut hadis “fadhail” — berasal dari
kata “fadhilah” yang berarti keutamaan, kebajikan, atau manfaat utama
(excellences, virtue, merit). Para ulama
sepakat bahwa hadis fadhail — sekali pun dhaif — boleh disebarkan untuk
mendorong orang beramal saleh. Berikut ini kita sampaikan hadis-hadis berkenaan
dengan keutamaan Al-Fatihah, dengan sedapat mungkin merujuk pada hadis-hadis
yang shahih atau paling sedikit hasan. Ketika kita menyebutkan hadis-hadis tentang
nama-nama Al-Fatihah, sebagian dari keutamaan Al-Fatihah ini sudah kita
kemukakan. Di sini kita hanya mencantumkan hadis-hadis yang belum kita
sebutkan.
Lebih
baik dari segala kesenangan duniawi. “Pada suatu hari Rasulullah saw sedang
duduk bersama para sahabatnya. Mereka saling mengingatkan tentang nikmat Allah,
kefanaan dunia, kekekalan akhirat, pahala orang yang beriman, dan azab bagi
orang kafir. Tiba-tiba mereka mendengar sekelompok orang tertawa dengan riang
sambil memukul-mukul genderang. Melihat ini, Rasulullah saw bertanya: Apa yang
mengakibatkan penduduk Makkah bergembira seperti ini? Salah seorang sahabatnya
menjawab: Ya Rasulullah inilah kafilah yang masuk ke Makkah dan mereka
bergembira menyambutnya. Rasulullah saw bersabda: Marilah kita berdiri keluar
melihat mereka dan mengambil pelajaran dari mereka.
“Kemudian
mereka semua pergi duduk bergabung dengan rombongan orang. Kafilah demi kafilah
masuk. Orang-orang berkata: Inilah kafilah Bani Umayyah, ini kafilah Bani
Hasyim, ini kafilah Bani ‘Adi, sampai masuklah tujuh kafilah. Ketika Rasulullah
saw memandang mereka, keindahan mereka, perhiasan mereka, harta mereka dan
kegembiraan mereka, rasa duka menyelimuti hati Nabi; karena sahabat-sahabatnya
semenjak beberapa hari dalam keadaan lapar dan tidak menemukan sesuatu yang
mereka makan.
“Semua
itu membuat Rasulullah saw bersedih dan bertanya-tanya: Allah swt memberikan
kepada orang kafir harta yang banyak dan Dia tidak memberi kami makanan? Pada
saat itu juga turun Jibril dan berkata: Ya Muhammad, sesungguhnya
Allah swt berkata kepadamu, “Aku telah memberi
kamu tujuh ayat yang diulang, yakni Al-Fatihah. Allah mengharamkan pembacanya
dari tujuh pintu jahanam. Inilah obat dari segala penyakit kecuali kematian. Tidak ada di dalam kitab-kitab, surat yang lebih
utama daripadanya. Karenanya Iblis menjerit. Para iblis di samping-nya
berkumpul dan bertanya: Apa gerangan yang terjadi wahai Junjungan kami, wahai
Pemimpin kami. Ia menjawab: Ketahuilah pada hari ini sudah turun surat kepada
umat ini. Siapa yang membacanya masuk surga tanpa perhitungan dan siksa. Kamu
tidak akan mampu menghadapi para pembacanya, tipu daya kamu sia-sia.”
“Jibril berkata: Apakah yang Aku berikan
kepadamu, Muhammad, lebih baik? Atau tujuh kafilah yang Aku berikan kepada
orang kafir? Berkata Rasulullah saw: Ini lebih utama, wahai Jibril. Jibril
berkata: Ya, Muhammad, maukah kami tukar tujuh ayat yang kamu miliki dengan
tujuh kafilah mereka? Rasulullah saw menjawab: Tidak, ya Jibril.
“Jibril berkata: Ketahuilah kemuliaan
apa yang telah Tuhanmu berikan kepada kamu, Allah swt juga berfirman: Telah kami berikan kepada-Mu Al-Quran yang
agung. Sekiranya ia tertulis pada lembaran-lembaran kertas, kemudian
dilemparkan ke dalam api, api tidak akan membakarnya. Maka bagaimana mungkin
api neraka membakar pembacanya dan membakar penghafalnya. Barangsiapa yang
membaca satu huruf dari Al-Quran Allah berikan kepadanya seratus kebaikan. Apakah Al-Quran itu yang lebih baik,
atau kafilah-kafilah itu? Rasulullah saw menjawab: Al-Quran lebih baik,
ya Jibril.
“Jibril berkata: Maukah kamu tukarkan
Al-Quran dengan kafilah-kafilah itu? Rasulullah saw menjawab: Tidak ya Jibril.
Jibril berkata: Hai Muhammad, ketahuilah, haknya Al-Quran dan Tuhanmu berkata
kepadamu: Kami berikan juga kepadamu hari Jumat pada
setiap tujuh hari. Malamnya lebih baik dari dunia dan segala isinya. Pada
setiap saat, pada hari Jumat, Tuhan bebaskan seratus ribu orang yang sudah
dipastikan masuk ke neraka dan setiap anak musyrikin yang lahir pada malam itu,
yang Allah muliakan dia dengan Islam, karena kemuliaan malam itu. Ia
menghapuskan dosa-dosa di antara Jumat itu dan Jumat berikutnya. Ia melepaskan
azab para mukminin penghuni kubur dan setiap orang yang memperoleh azab pada
malam itu karena kemuliaannya. Apakah itu lebih baik daripada kafilah-kafilah itu? Rasulullah saw
menjawab: Itu lebih baik. Jibril berkata: Maukah kamu tukarkan hari Jumat
dengan kafilah-kafilah itu? Rasulullah saw menjawab: Tidak ya Jibril.
“Jibril berkata: Ketahuilah kemuliaan apa
yang aku berikan pada hari itu, dan Ya Muhammad, Tuhanmu juga berkata: Kami berikan tujuh kali tawaf. Siapa yang
bertawaf di sekitar Baitullah, seakan-akan ia bertawaf di sekitar ‘Arasy Allah
swt. Siapa yang tawaf di sekitar ‘Arasy-Nya, Allah akan malu menyiksa-nya.
Setiap minggu setiap saat, orang beriman tawaf di sekitarnya, Allah
memperhatikannya tujuh kali. Ingatlah kemurahan Allah yang diberikannya kepada
orang mukmin berupa ampunan.
Apakah ini lebih baik atau kafilah itu? Rasulullah saw menjawab: Ini lebih
baik. Jibril berkata: Maukah kamu tukarkan ini dengan itu? Rasulullah saw
menjawab: Tidak ya Jibril.
“Jibril berkata: Ketahuilah kemuliaan yang
telah aku berikan. Ya Muhammad, sesungguhnya Tuhan-Mu berkata: Kami berikan kepadamu juga tujuh kali
melempar jumrah. Pada setiap jumrah, Allah ampuni dosa-dosa besar dari umatmu.
Setiap lemparan jumrah menutup satu pintu jahanam, bagimu dan bagi orang yang
melemparnya. Apakah ini
lebih baik bagimu ataukah kafilah-kafilah itu? Rasulullah saw menjawab: Ini
lebih baik.
“Jibril berkata: Ketahuilah kemuliaan yang
aku berikan dan Tuhanmu berkata: Sesungguhnya aku perintahkan tujuh langit dan penghuninya, tujuh bumi dan
penghuni-nya, untuk berdoa bagimu dan bagi umatmu, setiap hari lima kali pada
waktu-waktu salat.
Apakah itu lebih baik atau kafilah-kafilah itu? Rasulullah saw menjawab: Itu
lebih baik. Jibril berkata: Janganlah kamu layangkan pandang-anmu kepada
kesenangan yang kami berikan kepada mereka. Tetapi pandanglah kemurahan yang
telah aku berikan kepadamu.
“Kemudian Rasulullah saw membaca: Janganlah
kamu layangkan pandanganmu kepada kesenangan yang kami berikan kepada mereka
dalam hal-hal istri-istri mereka. Rasulullah menarik nafas panjang seraya
berkata: Aku bukanlah penghuni dunia ini, tetapi penghuni akhirat. Akulah
kekasih Sang Kekasih. Ditanya ‘Atho, kapan Al-Fatihah diturunkan? Ia berkata:
Turun di Makkah pada hari Jumat sebagai anugerah Allah kepada Nabi kami
Muhammad saw. Bersamanya ada tujuh ribu malaikat yang menyertai Jibril, dan
Allah tidak memberikan surat itu kepada seorang pun sebelumnya.1 ”
Turun langsung dari ‘Arasy Tuhan. Dari
Ja’far bin Muhammad as dari ayahnya dari kakeknya sampai kepada Nabi saw. Ia
ber-sabda: Ketika Allah swt bermaksud menurunkan Al-Fatihah, ayat Kursi,
Syahidallahu, qul lillahumma malik al-mulk, semua ayat itu bergantung di ‘Arasy
Tuhan. Tidak ada penghalang di antaranya dengan Allah. Semua ayat itu berkata: Tuhanku,
kau turunkan kami ke kampung yang penuh dosa, kepada orang yang menentangmu,
padahal kami bergantung pada kebersihan dan kesucianmu. Allah swt
berfirman: Demi keagungan-Ku dan kemuliaan-Ku, jika seorang hamba membaca
kamu sesudah salatnya, Aku akan tempatkan dia di wisma kesucian (firdaus), Aku
akan perhatikan dia dengan mata-Ku yang terpelihara setiap hari tujuhpuluh kali
pandangan, Aku akan penuhi setiap hari tujuhpuluh keperluannya, paling sedikit
di antaranya adalah ampunanku. Aku lindungi ia dari semua musuh. Aku akan
membelanya. Tidak ada yang mencegahnya masuk surga kecuali kematian.2
Keistimewaan bagi umat Rasulullah saw. Dari
Hasan bin Ali: Pada suatu hari serombongan orang Yahudi menemui Nabi saw. Di
antara yang mereka tanyakan: Kabarkan kepada kami tujuh hal yang Allah
berikan kepadamu dan tidak diberikan kepada Nabi yang lain, dan Allah berikan
kepada umatmu dan tidak kepada umat yang lain? Nabi saw bersabda: “Allah memberikan kepadaku
Al-Fatihah, adzan, jamaah di masjid, hari Jumat, menjaharkan tiga salat,
keringanan bagi umatku dalam keadaan sakit, safar, dan salat jenazah, dan
syafaat bagi pelaku dosa besar di antara umatku.”3
Besarnya
pahala bagi yang membacanya. Dari Ali as, Nabi saw bersabda, ”Pada
malam Isra, aku berhenti di bawah ‘Arasy. Aku melihat ke atasku dan kulihat dua
papan bergantung terbuat dari mutiara dan yakut. Pada papan yang satu tertulis
Al-Fatihah, dan pada papan yang lain seluruh Al-Quran. Aku berkata: Tuhanku,
muliakanlah umatku dengan dua papan ini. Tuhan yang Mahatinggi berfirman: Aku
sudah memuliakan kamu dan umatmu dengan keduanya (yakni firman Tuhan: Sudah Aku
berikan kepadamu tujuh yang diulang dan Al-Quran yang agung.) Aku berkata:
Tuhanku, apa pahala orang yang membaca Al-Fatihah? Allah swt berfirman: Ya
Muhammad, barangsiapa yang membaca tujuh ayat itu satu kali, aku haramkan
baginya tujuh pintu jahanam (seperti firman Allah: Baginya ada tujuh pintu).
Aku berkata: Tuhanku, apa pahala orang yang membaca Al-Quran satu kali? Allah
swt berfirman: Ya Muhammad, untuk setiap huruf Aku beri kepadanya satu pohon di
surga”4
Dari
Anas bin Malik ra, Nabi saw bersabda, “Jika seorang hamba
berkata alhamdulillâhi rabbil ‘âlamîn, Allah berfirman: Demi keagungan-Ku dan
kebesaran-Ku, Aku curahkan kepadamu nikmat-Ku di dunia dan akhirat. Bila dia
berkata al-rahmân al-rahîm, Allah berfirman: Rahmat-Ku bagimu di dunia dan
akhirat. Jika ia berkata mâliki yaumiddîn, Allah berfirman: Anugerah-Ku bagimu
di dunia dan akhirat. Jika ia berkata iyyâka na’budu wa iyyâka nasta’în, Tuhan
berfirman: Pertolongan-Ku bagimu di dunia dan akhirat. Jika ia berkata ihdinash
shirâthal mustaqîm, Tuhan berfirman: Petunjuk-Ku bagimu di dunia dan akhirat.
Jika ia berkata shirâth alladîina an’amta ‘alaihim, Tuhan berfirman:
Syafa’at kekasih-Ku bagimu di dunia dan akhirat. Jika ia berkata ghair
al-maghdûbi ‘alaihim, Tuhan berfirman: Demi keagungan-Ku dan kebesaran-Ku, Aku
akan dekatkan diri-Ku kepadamu di dunia dan akhirat. Jika ia berkata wa lâ
al-dhâlin, Allah berfirman: Demi keagungan-Ku, kebesaran-Ku, kemuliaan-Ku,
ketinggian-Ku, Aku tetapkan namamu dalam daftar orang-orang yang ber-bahagia
dan Aku hapuskan namamu dari daftar orang-orang yang celaka.”5
Salat
tidak sah tanpa Al-Fatihah. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Muslim, Malik, Abu
Dawud, Turmudzi, Al-Nasai, Ibnu Majah dengan sanad yang bersambung kepada Nabi,
Rasulullah saw bersabda, ”Tidak ada salat bagi orang yang tidak membaca Fatihat
al-Kitab.” Al-Daruquthni meriwayatkan dari Ubadah bin al-Shamit: “Tidak
mendapat pahala salat orang yang tidak membaca Al-Fatihah”. Ahmad, Muslim,
Abu Dawud, al-Nasai menyampaikan sabda Nabi saw: “Barangsiapa
yang melakukan salat, tidak membaca Al-Quran di dalamnya, maka salatnya itu
bercacat, bercacat, bercacat.”6
Memberikan
pengampunan dan perlindungan. Diriwayatkan oleh Muhyiddin Ibn al-Arabi dalam
Futuhat al-Makkiyyah dengan sanadnya yang bersambung kepada Nabi saw, Allah swt
berfirman: Hai Israfil, demi keagungan-Ku, kebesaran-Ku, kemurahan-Ku dan
kemuliaan-Ku, siapa yang membaca bismillahirrahmanirrahim bersambung dengan
Al-Fatihah satu kali, saksikanlah bahwa Aku ampuni dosa-dosanya, Aku terima
kebaikan-nya, Aku maafkan kesalahannya. Aku tidak akan membakar lidahnya dengan
api dan siksa pada hari kiamat, pada hari ketakutan yang besar. Ia akan
berjumpa dengan-Ku sebelum para nabi dan para awliya.”7
Al-Thabrani
meriwayatkan dengan sanad dari al-Saib bin Yazid, “Nabi saw memohonkan
perlindungan bagiku dengan Fatihat al-Kitab.”8
Memberikan
Kesembuhan untuk Berbagai Penyakit. Rasulullah saw bersabda kepada Jabir bin
Abdullah: Hai Jabir, maukah kamu saya ajarkan surat yang paling utama yang
Allah turunkan dalam kitab-Nya? Jabir menjawab: Tentu saja, demi ayah dan
ibuku.Ya Rasul Allah, ajarkanlah surat itu kepadaku. Kemudian Rasulullah saw
mengajarkan kepadanya alhamdulillah, Umm al-Kitab, seraya berkata: Maukah aku
beritakan lebih lanjut tentang Al-Fatihah? Jabir menjawab: Tentu saja, demi
ayah dan ibuku. Ya Rasul Allah, beritakanlah itu kepadaku. Rasulullah saw
bersabda: Al-Fatihah itu obat dari segala penyakit kecuali kematian.”9
Catatan kaki :
1
Dikutip dari Tafsir al-Hanafi; lihat Khazînat al-Asrâr 109
2
Bihâr al-Anwâr, 89: 157; dalam riwayat Ahli Sunnah, lihat Khazînat al-Asrâr
114. Al-Nazili mengatakan ia mengutipnya dari Rûh al-Bayân 4:487.
3
Bihâr al-Anwâr 89:138
4
Khazînat al-Asrâr 113
5
ibid 115
6
ibid 112, al-Durr al-Mantsûr 1:18. Berdasarkan hadis-hadis ini, semua mazhab
selain mazhab Hanafi berpendapat bahwa dalam salat wajib dibacakan al-Fatihah.
Mazhab Hanafi hanya mewajibkan membaca ayat Al-Quran saja, paling sedikit
enam huruf seperti “tsumma nazhar” (QS 74:21). Mereka berpegang pada ayat
Al-Quran: “Bacalah apa yang mudah dari Al-Quran ” (QS 73:20) dan hadis
mutawatir dari al-Bukhari, Muslim, yang berbunyi “Kemudian bacalah apa yang ada
padamu dari Al-Quran .” Mazhab-mazhab di luar Hanafi berbeda pendapat
tentang apakah al-Fatihah itu wajib pada setiap rakaat atau tidak. Syafi’i,
Hanbali, dan Maliki (pada sebagian pendapatnya) mene-tapkan pada setiap rakaat.
Ja’fari dan Maliki (pada sebagian pendapatnya yang lain) hanya mewajibkan pada
rakaat pertama saja. Hasan al-Bashri berpendapat: Cukup pada satu rakaat saja.
Lihat Tafsir Ayat al-Ahkâm 13-14; 202-204; Tafsir al-Munîr 63-67.
7
Khazînat al-Asrâr 110
8
ibid 111
9
Bihâr al-Anwâr 89:143
No comments:
Post a Comment