Senin, 11 Jun 07 09:38 WIB
Kirim teman
Assalamu'alaikum wr, wb.
Saya seorang pria
baru saja menikah. Kira kira 2 minggu sebelum menikah, calon isteri saya
tiba-tiba merasa tidak bisa menerima saya sebagai suaminya dengan alasan yang
tidak jelas (sedikit banyak setealah menikah saya tahu/dapat info yang insya
Allah benar kalo ada pria lain yang saat itu lebih sreg dihatinya, tapi dia
nggak cerita dan saya sendiri juga nggak menanyakannya) dan ingin membatalkan
pernikahan.
Karena waktu
pernikahan yang sudah dekat akhirnya kami tidak bisa memutuskan permasalahan
tersebut dan pernikahan telah terjadi. Saya berusaha menyakinkan dia untuk
dapat bersama-sama membina keluarga kami dengan baik, tapi sampai saat ini dia
belum bisa sepenuh hati menjalani pernikahan ini.
Di awal
pernikahan dia bahkan tidak mau diajak untuk berhubungan suami isteri. Masalah
tambah berat ketika dia sedikit membuka hatinya, saya sendiri justru tidak
mampu menjalankan tugas sebagai seorang suami untuk memberikan nafkah batin,
mugin karena beban berat dari masalah tersebut. Saat ini saya masih berusaha
menyembuhkan kelemahan saya meskipun tanpa dukungan sepenuh hati dari isteri.
Sebenarnya isteri
saya juga takut untuk mengakhiri pernikahan ini karena faktor keluarganya
(takut pada bapak ibunya). Saya mohon saran bagaimana menyikapi permasalahan
ini, saya sendiri ingin tetap mempertahankan pernikahan ini.
Wassalaamu'alaikum
wr, wb.
Agus
Jawaban
Assalamualaikum
wr, wb.
Saudara Agus yang
dirahmati Allah
Memang jadi serba
salah ya, bila hari pernikahan sudah semakin dekat, tiba-tiba calon isteri
merasa ragu untuk melangkah dalam kehidupan barunya bersama anda. Apalagi tidak
disertai dengan alasan yang kuat, meskipun akhirnya anda tetap menikah juga.
Namun keraguan isteri membuat anda merasa penasaran, yang pada akhirnya anda
mendapatkan informasi yang mengatakan bahwa ada pria lain yang lebih sreg
dihati calon isteri anda pada waktu itu.
Akhirnya mudah
ditebak, bila pernikahan yang tidak dilakukan dengan sepenuh hati oleh salah
satu atau kedua belah pihak, maka akan banyak keraguan dan ganjalan dalam hati
yang disebabkan oleh ketidak ikhlasan selama menjalani hubungan pernikahan.
Seperti pernikahan yang anda jalani saat ini dengan isteri, bahkan isteri anda
sempat menolak berhubungan intim pada awal pernikahan.
Saya melihat
masalah anda saat ini lebih kepada kurangnya komunikasi yang terjalin dengan
isteri. Komunikasi yang macet, menyebabkan masalah demi masalah menjadi
terakumulasi dan tidak terselesaikan. Sehingga menimbulkan prasangka serta rasa
kecewa yang dimulai sejak awal pernikahan. Ditambah lagi kenyataan bahwa isteri
masih setengah hati menjalankan perannya sebagai isteri yang anda harapkan
dikarenakan alasan keraguannya untuk menikah ternyata cukup menyakitkan hati
anda.
Penolakan dan
sikap isteri yang belum ikhlas melayani suami dengan baik, ternyata membawa
dampak psikologis yang cukup berat buat anda, sehingga anda memendam kekecewaan
yang begitu dalam. Harga diri anda sebagai laki-laki dan suami pastilah merasa
terluka dan akibatnya anda kini mengalami kegagalan dalam menjalankan kewajiban
memberikan nafkah batin.
Saran saya,
cobalah membuka komunikasi dengan isteri, ungkapkan segala perasaan yang anda
rasakan tanpa harus membuatnya merasa terpojok. Diskusikan secara terbuka
dengan isteri apa yang seharuskan dilakukan bersama agar pernikahan ini tetap
berjalan. Usahakan jangan ada ganjalan sedikitpun dihati masing-masing yang
tersisa. Karena hal itu menyebabkan prasangka buruk terhadap pasangan dan akan
membuat kehilangan kepercayaan satu sama lain.
Pernikahan sudah
terlanjur terjadi, meskipun memang ada keterpaksaan. Namun bukan berarti tidak
bisa dikoreksi dan diperbaiki bersama-sama. Karena yang terpenting adalah niat
dan keinginan tulus bersama-sama untuk menjalani pernikahan yang lebih baik.
Maka pernikahan yang sakinah, mawaddah, warrahmah bukan hal yang mustahil untuk
diraih.
Buang jauh-jauh
berpikir ke arah perceraian, karena bukan merupakan jalan keluar yang terbaik..
Teruslah berusaha untuk saling membuka diri agar dapat saling merasa nyaman
untuk berbagi dalam segala hal. Banyak-banyak menghabiskan waktu berdua dengan
isteri untuk memupuk rasa cinta dan kebersamaan, serta menguatkan ikatan
emosional anda berdua.
Semoga isteri
anda juga memiliki keinginan untuk sama-sama mempertahankan ikatan suci ini,
karena dengan demikian usaha anda akan jauh lebih mudah. Lain halnya bila tidak
demikian, anda berarti harus lebih berupaya sekuat tenaga meyakinkan isteri
agar bersedia tetap menjalani pernikahan ini dengan ikhlas, bukan semata-mata
enggan bercerai karena takut kepada orangtuanya. Karenanya jangan lupa selalu
berdoa kepada Allah SWT yang maha membolak-balikan hati, agar isteri dibukakan
hatinya diberi keikhlasan untuk menerima dan melayani suami. Serta diberi
kemudahan menyelesaikan masalah ini dengan baik.
Wallahu'alam
bishawab.
Wassalamulaikum wr, wb.
No comments:
Post a Comment