Senin, 2 Apr 07 07:38 WIB
Kirim Pertanyaan | Kirim teman
Assalammua'laikum. Wr. Wb
Pak Ustad saya ingin bertanya, bagaimana kedudukan di hari
kiamat bagi orang-orang yang beragama non muslim yang terlahir kedunia di dalam
lingkungan non muslim?
Sebagai ilustrasi saya misalkan orang-orang yang berada di
dalam pelosok pegunungan seperti orang Irian dan dayak yang jauh dari informasi
tentang adanya agama Islam, sedangkan mereka telah terlahir didunia sebagai
orang non muslim dan mereka tidak meminta untuk dilahirkan sebagai orang non
muslim, bagaimana nanti kedudukan mereka diakhirat?
Terima kasih.
Wassalammua'laikum. Wr. Wb
Iyonxz
Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ada beberapa
versi pendapat tentang jawaban atas pertanyaan anda. Sebagian ulama mengatakan
bahwa mereka masuk neraka. Sebagian lagi mengatakan mereka masuk surga. Dan
sebagian lagi menyerahkan jawabannya kepada Allah.
1. Masuk Neraka
Pendapat yang
mengatakan masuk neraka berargumen bahwa orang yang tidak pernah menyatakan
masuk Islam atau beriman kepada Allah, Rasul, kitab suci dan lainnya tidak akan
masuk surga. Hujjah mereka berangkat dari beberapa hadits berikut ini:
عن عبد الله قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لا يدخل النار أحد في قلبه مثقال حبة خردل من إيمان ولا يدخل لجنة أحد في قلبه مثقال حبة خردل من كبرياء
Dari Abdullah ra
bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah masuk neraka orang yang di dalam
hatinya adalah seumpama biji khardal dariiman. Dan tidak masuk surga orang yang
di dalam hatinya adalah seumpama biji khardal dari kibir. (HR Muslim)
Titik tekan
hadits ini adalah bahwa selagi orang masih punya iman, meski hanya setitik
saja, tidak akan abadi di dalam neraka. Tetapi sebaliknya, orang yang sama
sekali tidak punya iman, maka dia akan abadi di neraka.
2. Masuk Surga
Pendapat ini
mengatakan bahwa mereka masuk surga. Sebab tidak mungkin bagi Allah SWT untuk
menyiksa mereka. Dan karena mereka mustahil disiksa di neraka, maka tempat
mereka bukan di neraka. Berarti tempat mereka di surga. Karena tidak ada tempat
selain surga dan neraka.
Ketidakmungkinan
Allah SWT menyiksa mereka juga sangat kuat, yaitu ayat Al-Quran Al-Karim.
وما كنا معذِّبين حتى نبعث رسولاً
Tidak lah kami
mengazab (suatu kaum) kecuali kami mengutus rasul kepada mereka. (QS. Al-Isra':
15)
Di antara ulama
kontemporer yang berpendapat seperti ini adalah Syeikh Mustafa Az-Zarqa'. Namun
beliau membedakan kedudukan tiap kasus. Menurut beliau, ada di antara mereka
yang sebenarnya tidak tertutup rapat dari informasi tentang Islam. Mereka ini
tetap wajib untuk mencari info itu. Kalau mereka diam saja, tentu mereka
berdosa.
Namun boleh jadi
mereka terzalimi oleh berbagai propaganda dari musuh Islam. Misalnya dari
pemuka masyarakat mereka atau dari media-media yang memusuhi Islam, sehingga
mereka kenal Islam namun dalam frame yang salah. Jadi mereka tidak masuk Islam.
Dalam kasus ini, ada kewajiban bagi umat Islam untuk menepis dan mengoreksi
propanganda negatif tentang Islam. Agar jangan sampai ada kasus suatu
masyarakat tidak mau masuk Islam karena tidak mendapat informasi yang benar
tentang Islam.
Dalam pandangan
beliau, istilah kafir itu lebih tepat disematkan kepada orang yang sudah
didakwahi dan dipresentasikan tentang Islam secara jelas, namun tetap tidak mau
menerima. Sedangkan orang yang sama sekali tidak mendapatkan informasi apapun
tentang Islam, sulit untuk dikatakan sebagai kafir.
3. Pendapat
Ketiga: Tawaqquf
Sedangkan
pendapat ketiga, tidak menentukan apakah mereka masuk surga atau neraka. Sebab
tidak ada dalil yang secara sharih dan tegas menyatakan hal itu. Sehingga
sebaiknya kita tidak mendahului ketentuan dari Allah SWT.
Kalau ada dalil
yang tegas akan hal itu, barulah boleh kita ikuti. Namun selama dalilnya masih
mengandung beberapa penafsiran yang berbeda, pendapat ini lebih memilih untuk
bertawaqquf, alias abstein. Semua dikembalikan kepada Allah SWT.
Wallahu a'lam
bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, L
No comments:
Post a Comment