Selasa, 8 Mei 07 06:29 WIB
Kirim teman
Assalamu 'alaikum wr. wb
Pertanyaan ini mungkin sepertinya agak nyeleneh, tetapi
bukan makud saya untuk jadi orang yang menanyakan hal-hal yang tidak perlu.
Begini pak ustadz, kita sejak kecil diajarkan bahwa yang
namanya nabi adalah orang biasa yang mendapatkan wahyu dari Allah. Kalau memang
demikian pengertiannya, di dalam Al-Quran saya membaca beberapa kisah tentang
para wanita yang mendapatkan wahyu dari Allah, baik langsung atau lewat malaikat.
Misalnya Ibu nabi Musa as, Maryam ibunda nabi Isa as, Asiah
isteri Firaun, juga Hawwa isteri nabi Adam dan lainnya, mereka mendapatkan
wahyu dari Allah. Apakah mereka ini berstatus sebagai nabi karena menerima
wahyu?
Mohon penjelasan kalau pak ustadz berkenan, sebelumnya saya
ucapkan jazakumullah khairal jaza',
Wassalamu 'alaikum wr. wb.
Husseinihusseini at eramuslim.com
Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Memang benar apa yang anda sampaikan bahwa beberapa wanita
di dalam Al-Quran dikisahkan telah mendapat wahyu dari Allah SWT, baik secara
langsung maupun lewat malaikat. Untuk itu mari kita buka satu persatu kisah
mereka yang diabadikan di dala Al-Quran dan kita pusatkan perhatian kita kepada
bentuk pemberian wahyu.
1. Ibunda Nabi Musa 'alaihissalam Menerima Wahyu
وَأَوْحَيْنَا إِلَى أُمِّ مُوسَى أَنْ أَرْضِعِيهِ فَإِذَا
خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِي الْيَمِّ وَلَا تَخَافِي وَلَا تَحْزَنِي إِنَّا
رَادُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ الْمُرْسَلِينَ
Dan Kami wahyukan kepada ibu Musa; "Susuilah dia, dan
apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan
janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya
Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari
para rasul. (QS. Al-Qashash: 7)
Di dalam ayat ini nyata tegas bahwa Allah SWT telah
memberikan wahyu kepada Ibunda nabi Musa alaihissalam, yaitu untuk menyusuinya
dan kemudia melemparkannya ke sungai Nil. Maka benarlah bahwa beliau telah
menerima wahyu, karena Al-Quran memang telah menyebutkanya.
2. Ibunda Nabi Isa 'alaihissalam Maryam Menerima Wahyu
فَاتَّخَذَتْ مِن دُونِهِمْ حِجَابًا فَأَرْسَلْنَا إِلَيْهَا
رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا قَالَتْ إِنِّي أَعُوذُ بِالرَّحْمَن
مِنكَ إِن كُنتَ تَقِيًّا
Maka Maryam mengadakan tabir (yang melindunginya) dari
mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya
(dalam bentuk) manusia yang sempurna.Maryam berkata, "Sesungguhnya aku
berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa."
(QS. Maryam: 17-18)
Sekali lagi ditegaskan di dalam Al-Quran bahwa Ibunda nabi
Isa alaihissalam, Maryam Al-Batul, telah dikirimkan kepadanya seorang malaikat,
yaitu Jibril 'alaihissalam dan memberikan wahyu dari Allah.
Maka benarnya bahwa seorang Maryam telah menerima wahyu dari
Allah SWT, bahkan terjadi dialog antara dirinya dan malaikat Jibril utusan
Allah.
Bahkan Jibril nyata tegas menyebutkan bahwa Allah SWT telah
memilihnya, mensucikannya dan memilihnya dari wanita-wanita di seluruh alam.
وَإِذْ قَالَتِ الْمَلاَئِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللّهَ
اصْطَفَاكِ وَطَهَّرَكِ وَاصْطَفَاكِ عَلَى نِسَاء الْعَالَمِينَ يَا مَرْيَمُ
اقْنُتِي لِرَبِّكِ وَاسْجُدِي وَارْكَعِي مَعَ الرَّاكِعِينَ
Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata, "Hai
Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, menyucikan kamu dan melebihkan
kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu).Hai Maryam, taatlah
kepada Tuhanmu, sujud dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk. (QS. Ali
Imran: 42-43)
Demikian juga dengan kisah para wanita di dalam Al-Quran
yang lainnya, seperti Hawwa, Asiyah dan juga Sarah. Mereka memang disebutkan
telah menerima wahyu atau diutus kepada mereka malainkat dari Allah SWT.
Namun apakah mereka langsung berstatus sebagai nabi? Dan
apakah setiap orang yang didatangi malaikat pembawa wahyu juga otomatis menjadi
nabi?
Mari kita cermati masalah ini secara lebih mendalam. Karena
kita juga menemukan kisah-kisah lainnya yang secara tegas menggambarkan bahwa
Allah SWT berbicara atau menurunkan wahyu kepada mereka, namun mereka tidak
disebut sebagai nabi. Dan tidak semua orang yang didatangi Malaikat Jibril
adalah Nabi.
1. Tidak Semua Yang Diajak Bicara Oleh Allah Berarti Nabi
Ada orang yang diajak berbicara oleh Allah SWT dan kita baca
kisahnya dalam Al-Quran, namun tidak secara otomatis dia menjadi nabi.
Misalnya, kisah tentang Dzulqarnain yang amat masyhur dan sudah kita hafal. Di
dalam Al-Quran kita membaca bahwa Allah SWT berkata-kata kepadanya.
حَتَّى إِذَا بَلَغَ مَغْرِبَ الشَّمْسِ وَجَدَهَا تَغْرُبُ
فِي عَيْنٍ حَمِئَةٍ وَوَجَدَ عِندَهَا قَوْمًا قُلْنَا يَا ذَا الْقَرْنَيْنِ
إِمَّا أَن تُعَذِّبَ وَإِمَّا أَن تَتَّخِذَ فِيهِمْ حُسْنًا
Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbenam matahari,
dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia
mendapati di situ segolongan umat. Kami (Allah SWT) berkata, "Hai
Zulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap
mereka." (QS. Al-Kahfi: 86)
Tegas dan jelas bahwa Allah berkata-kata kepada Dzulqarnain
di dalam ayat ini, namun para ulama umumnya mengatakan bahwa beliau bukanlah
seorang nabi. Bahkan dalam dafar 25 nama nabi yang tertera di dalam Al-Quran,
beliau pun tidak disebutkan namanya. Itu menunjukkan bahwa seorang Dzulqarnain
bukanlah seorang nabi. Meski namanya tertera dengan jelas di dalam Al-Quran.
2. Tidak Semua Yang Diberi Wahyu Berarti Nabi
Di dalam Al-Quran, kita juga menemukan ungkapan di mana
Allah SWT memberi wahyu kepada salah satu makhluknya, namun pemberian wahyu itu
tidak selalu berarti mengangkatnya menjadi seorang nabi.
Bahkan Allah memberi wahyu kepada lebah untuk membuat
sarang. Tentu tidak ada nabi berbentuk lebah, bukan?
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, "Buatlah
sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang
dibikin manusia", (QS. An-Nahl: 68)
Allah SWT juga memberi wahyu kepada langit yang tujuh, namun
tidak ada nabi dalam bentuk langit.
Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia
mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat
dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan
sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
(QS. Fushshilat: 12)
Allah SWT juga menurunkan wahyu kepada bumi dan tidak ada
nabi berbentuk bumi.
Apabila bumi diguncangkan dengan guncangannya (yang
dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung) nya,
dan manusia bertanya, "Mengapa bumi (jadi begini)?", pada hari itu
bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu telah
mewahyukankepadanya. (QS. Az-Zalzalah: 1-5)
3. Tidak Semua 'Yang Dipilih' Berarti Nabi
Demikian juga tentang istilah: 'Allah telah memilih'
seseorang, tidak selalu 'orang yang dipilih' otomatis menjadi nabi. Ada
orang-orang tertentu yang disebutkan telah 'dipilih, namun mereka tidak
digolongkan sebagai nabi.
Misalnya keluarga Imran, nyata dan tegas disebutkan bahwa
keluarga ini telah 'dipilih', namun tidak semua keluarga Imran itu menjadi
nabi. Ada sebagian yang jadi nabi namun Imrannya sendiri malah bukan nabi.
إِنَّ اللّهَ اصْطَفَى آدَمَ وَنُوحًا وَآلَ إِبْرَاهِيمَ
وَآلَ عِمْرَانَ عَلَى الْعَالَمِينَ
Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim
dan keluarga Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing), (QS.
Ali Imran: 33)
4. Tidak Semua Yang Didatangi Malaikat (Jibril) Berarti Nabi
Demikian juga dengan didatanginya beberapa orang oleh
seorang malaikat, bukan selalu secara otomatis mereka yang didatanginya itu
seorang nabi.
Para shahabat Rasulullah SAW pernah didatangi oleh malaikat
Jibril yang menyerupai manusia, dengan ciri pakaiannya sangat putih, rambutnya
sangat hitam, tidak seorang pun yang mengenalnya dan tidak ada bekas tanda
datang dari perjalanan yang jauh.
Lalu Jibril berbicara dengan nabi Muhammad SAW dengan bahasa
arab yang fasih hingga semua yang hadir dapat mendengar dan paham betul apa
yang sedang dibicarakan. Dan setelahnya, Rasulullah SAW menegaskan bahwa yang
datang tadi itu adalah Jibril untuk memberikan pelajaran agama kepada para
shahabat.
Semua shahabat yang hadir di sana tentu mendengar bagaimana
Jibril menyampaikan isi ajaran dar langit. Namun tidak satu pun dari shahabat
itu yang diangkat menjadi nabi.
Pendapat Yang Mengatakan Adanya Nabi Perempuan
Namun kita tidak menutup-nutupi bahwa memang benar ada sebagian
ulama yang berpendapat bahwa ada nabi perempuan. Dengan menggunakan dalil di
atas, yakni ada di antara mereka yang didatangi malaikat, atau dipilih atau
mendapat wahyu.
Di antara mereka yang berpendapat demikian adalah Ibnu
Hazam, Al-Qurthubi dan Abul Hasan Al-Asy'ari. Lihat kitab Fathul Bari jilid 6
halaman 447 dan 448. Kita juga bisa merujuk tentang hal ini pada kitab
Lawami'ul Anwar Al-Bahiyah jilid 2 halaman 66.
Namun pendapat mereka ini tidak bisa dianggap mewakili
pendapat umumnya para ulama, sebab Al-Qadhi Iyyadh menukil bahwa jumhur ulama
sepakat bahwa tidak ada nabi perempuan.
Bahkan di dalam Al-Majmu' Syarah Al-Muhazab, Al-Imam
An-Nawawi mengatakan bahwaMaryam bukan seorang nabitidaklah sekedar pendapat
mayoritas ulama, namun telah sampai kepada ijma'.
Dan Al-Hasan Al-Bashri di dalam Fathul Bari jilid 6 halaman
471 mengatakan bahwa tidak ada nabi dari kalangan perempuan dan dari kalangan
jin.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
No comments:
Post a Comment