Tuesday 9 April 2013

Apa yang Harus Dilakukan Kalau Nanti Saya Sudah Masuk Islam?


Jumat, 28 Mar 08 05:58 WIB
Assalammualaikum wr wb,
Ustadz status saya saat ini non muslim. Saya ada keinginan unttk memeluk agama Islam. Saya sudah baca tentang bisanya masuk Islam secara online, hanya dengan meyakini 2 hal yaitu mengingkari semua bentuk Tuhan kecuali Allah Swt dan meyakini Muhammad adalah nabi yang diutus oleh Allah. Dan dengan mengucapkan kalimat syahadat saja tanpa disaksikan oleh orang lain, kita sudah bisa memeluk Islam.
Yang ingin saya tanyakan....setelah resmi menjadi muslim, apa lagi yang harus saya lakukan? Apakah saya harus belajar mengaji terlebih dahulu atau belajar cara-cara sholat?
Itu yang saya bingungkan Ustadz....maka dari itu saya mohon penjelasan dr Ustadz.
Terima kasih.
Rostiani
Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Mungkin perlu diluruskan bahwa kami tidak mengatakan bisa masuk Islam secara online.
Karena dua kalimat syahadat itu adalah ikrar untuk diri sendiri, bukan akad antara dua belah pihak.
Bilal bin Rabah dahulu masuk Islam tanpa harus dilihat oleh siapa-siapa, bahkan beliau merahasiakan keIslamannya. Hal itu bisa terjadi karena untuk masuk Islam tidak dibutuhkan ritual seperti pembaptisan atau akad antara dua belah pihak.
Jadi kalau mau masuk Islam, ya ucapkan saja di dalam diri sendiri dua kalimat syahadat dengan mengerti dan meyakini makna keduanya. Kalau hal itu dilakukan, pada hakikatnya seseorang sudah menjadi muslim, tanpa harus online atau berkaitan dengan orang lain. Sebab ikrar masuk Islam pada hakikatnya tidak mensyaratkan saksi, kecuali nanti dalam urusan muamalah.
Kewajiban Setelah Masuk Islam
Kami sebenarnya ingin mengatakan bahwa jauh sebelum seseorang menyatakan diri masuk Islam, dia sudah wajib untuk mempelajari agama Islam. Dan inilah bedanya umat Islam di masa Nabi dengan di masa sekarang.
Orang Arab Quraisy atau non muslim lainnya, sudah mengenal agama yang dibawa Muhammad SAW sebelum mereka menyatakan diri masuk Islam. Semua prinsip dasar agama Islam begitu terang di mata mereka. Karena kalau kita kaitkan dengan ayat tidak ada paksaan masuk Islam, menjadi sangat relevan.
Tidak ada paksaan untuk masuk agama Islam, karena sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. (QS. Al-Baqarah: 256)
Perhatikan pada bagian lafadz: telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. Inilah yang menjadi kunci keberhasilan dakwah nabi Muhammad SAW. Tidak ada seorang kafir pun yang tidak dibuat paham dengan agama Islam. Apalagi orang yang sudah masuk Islam, pasti sangat paham dengan agama Islam.
Dakwah nabi sebelum mengajak orang masuk Islam adalah menjelaskan kisi-kisi dan detail ajaran Islam, justru kepada semua orang yang bukan muslim. Sehingga para gembong Quraisy menjadi sangat paham dan mengerti apa maunya agama Islam, bahkan hingga masalah yang sangat detail dan rinci.
Maka kalau merek mau masuk Islam, urusannya cuma tinggal hidayah saja. Secara logika dan pemahaman, mereka telah berhasil dibuat paham dan mengerti agama Islam.
Bahkan yang lebih menarik, ketika saat itu Abu Sufyan belum masuk Islam, beliau sudah bisa menjadi narasumber tentang kajian agama Islam. Tidak tanggung-tanggung, yang menjadi audience-nya adalah seorang Kaisar Heraklius, raja Romawi yang juga telah mendengar tentang agama Islam.
Sang Kaisar penasaran dan ingin mengerti isi dan esensi ajaran agama Islam, maka dia pun mengundang Abu Sufyan yang kebetulan sedang berdagang di Syam. Kebetulan juga Abu Sufyan ini punya jabatan sebagai 'Wali Kota Makkah'. Maka pemandangannya menjadi menarik, karena seorang yang belum memeluk agama Islam sudah bisa menjadi nara sumber yang mampu menjelaskan detail ajaran agama Islam.
Coba kita bercermin ke hari ini, janganlah orang non Islam, justru umat Islam sendiri malah banyak yang tidak mengerti apa-apa tentang ajaran agamanya. Berapa banyak umat Islam yang tidak mengerti bagaimana cara wudhu' atau shalat. Sedikit sekali di antara mereka yang tahu bahwa shalat lima waktu wajib dilaksanakan.
Sebagai bukti, saat ini di salah satu stasiun TV swasta nasional ada sebuah acara yang amat digemari oleh semua umur. Acara itu live disiarkan secara langsung, mulai tepat jam 18.00 hingga selesai beberapa jam kemudian. Anehnya, acara live yang dimulai beberapa menit sebelum waktu Maghrib itu tidak dibreak untuk shalat, padahal dilangsungkan di teater Tanah Air yang menampung sekian banyak pengunjung.
Kita lihat langsung ada sekian ratus muslim yang ada di gedung itu tidak shalat Maghrib. Padahal banyak juga yang pakai kerudung atau haji.
Begitu juga ketika terjadi pertandingan sepak bola di stadion, kita lihat waktu maghrib masuk, tetapi pemain terus saja main bola dan ribuan penonton tetap terus asyik bersorak sorai, sampai waktu Maghrib lewat.
Begitu juga kalau kita dalam perjalanan malam naik kendaraan umum antara kota, kita lihat hanya satu atau dua orang saja dari penumpang yang shalat Shubuh. Selebihnya entah mereka tahu atau tidak bahwa shalat shubuh itu wajib.
Entah mereka tahu apa tidak bahwa shalat Maghrib dan Shubuh itu wajib, yang jelas faktanya mereka tidak shalat pada waktunya.
Berapa banyak dari mereka tidak tahu bahkan yang tidak menyakini adanya hari kiamat, surga, neraka, yaumul hisab bahkan termasuk alam kubur. Berapa banyak dari mereka yang tidak tahu bagaimana sikap dan tindakan yang wajib kita lakukan terhadap Rasulullah SAW.
Dan yang paling memprihatinkan, nyaris mayoritas kaum muslimin di negeri ini tidak ada yang bisa memahami ayat-ayat Al-Quran yang mereka lantunkan. Karena mereka tidak paham bahasa Arab. Padahal 17 rakaat yang tiap hari mereka lakukan dan baca ayat Quran di dalamnya, tidak sah kalau tidak pakai bahasa Arab.
Kewajiban Tiap Muslim
Kewajiban setiap muslim adalah mempelajari isi dan esensi agama. Baik lewat majelis taklim, pengajian, diskusi, baca buku, browsing di internetatau dalam bentuk sebuah perkuliahan khusus tentang agama Islam. Perkuliahan adalah bentuk pelajaran agama Islam yang paling ideal.
Dibandingkan dengan yang lainnya seperti pengajian yang hanya dilakukan paling intensif hanya seminggu sekali, jelaslah perkuliahan itu lebih baik, karena dilakukan tiap hari. Dalam satu hari bisa jadi ada beberapa mata kuliah yang berbeda. Otomatis belajar Islam lewat perkuliahan jauh lebih intensif dari pada lewat pengajian atau majelis taklim.
Selain itu, dalam sebuah perkuliahan, biasanya dosen atau nara sumbernya adalah ada banyak dan masing-masing adalah orang yang berkualitas. Masing-masing datang dengan keahliannya dan spesifikasi keahlian bidang ilmunya.
Ada dosen khusus yang mengajar mata kuliah Aqidah, Fiqih, Ushul Fiqih, Quran, Tafsir, Hadits, Tarikh, Tsaqafah, Bahasa Arab, Sastra Arab, Logika (manthiq), Hukum Waris, Qawa'id Fiqhiyah dan seterusnya.
Jadi dengan ikut menjadi mahasiswa pada sebuah perkuliahan syariah Islam, seseorang akan mendapatkan begitu banyak materi pelajaran yang tidak akan bisa didapatnya kalau hanya sekedar ikut pengajian.
Bayangkan kalau ada seorang muallaf masuk Islam, lalu diwajibkan untuk ikut kuliah syariah seperti di atas, selama 8 semester untuk mendapatkan setidaknya 144 SKS, kalau dia sampai lulus, setidaknya ilmu pengetahuannya sudah bisa melebihi seorang ustadz kondang.
Nah, kalau mau online bukan masuk Islamnya, tapi kuliahnya yang bisa online. Silahkan kuliah di Kampus Eramuslim.Kuliah yang bisa dilakukan jarak jauh ini tentu bukan cuma buat mereka yang baru masuk Islam, buat mereka yang sejak lahir sudah secara tidak sengaja tiba-tiba jadi muslim pun tetap berlaku. Sebab ya itu tadi, betapa miskinnya umat Islam ini dengan ilmu-ilmu yang terkait dengan ajaran agama Islam.
Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc

No comments:

Post a Comment