Jumat,
28 Mar 08 05:58 WIB
Assalammualaikum
wr wb,
Ustadz status saya saat ini non muslim.
Saya ada keinginan unttk memeluk agama Islam. Saya sudah baca tentang bisanya
masuk Islam secara online, hanya dengan meyakini 2 hal yaitu mengingkari semua
bentuk Tuhan kecuali Allah Swt dan meyakini Muhammad adalah nabi yang diutus
oleh Allah. Dan dengan mengucapkan kalimat syahadat saja tanpa disaksikan oleh
orang lain, kita sudah bisa memeluk Islam.
Yang ingin saya tanyakan....setelah resmi
menjadi muslim, apa lagi yang harus saya lakukan? Apakah saya harus belajar
mengaji terlebih dahulu atau belajar cara-cara sholat?
Itu yang saya bingungkan Ustadz....maka
dari itu saya mohon penjelasan dr Ustadz.
Terima kasih.
Rostiani
Jawaban
Assalamu
'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Mungkin perlu diluruskan bahwa kami tidak mengatakan bisa masuk Islam secara online. Karena dua kalimat syahadat itu adalah ikrar untuk diri sendiri, bukan akad antara dua belah pihak.
Mungkin perlu diluruskan bahwa kami tidak mengatakan bisa masuk Islam secara online. Karena dua kalimat syahadat itu adalah ikrar untuk diri sendiri, bukan akad antara dua belah pihak.
Bilal bin Rabah dahulu masuk Islam tanpa
harus dilihat oleh siapa-siapa, bahkan beliau merahasiakan keIslamannya. Hal
itu bisa terjadi karena untuk masuk Islam tidak dibutuhkan ritual seperti
pembaptisan atau akad antara dua belah pihak.
Jadi kalau mau masuk Islam, ya ucapkan saja
di dalam diri sendiri dua kalimat syahadat dengan mengerti dan meyakini makna
keduanya. Kalau hal itu dilakukan, pada hakikatnya seseorang sudah menjadi
muslim, tanpa harus online atau berkaitan dengan orang lain. Sebab ikrar masuk
Islam pada hakikatnya tidak mensyaratkan saksi, kecuali nanti dalam urusan
muamalah.
Kewajiban
Setelah Masuk Islam
Kami sebenarnya ingin mengatakan bahwa jauh
sebelum seseorang menyatakan diri masuk Islam, dia sudah wajib untuk
mempelajari agama Islam. Dan inilah bedanya umat Islam di masa Nabi dengan di
masa sekarang.
Orang Arab Quraisy atau non muslim lainnya,
sudah mengenal agama yang dibawa Muhammad SAW sebelum mereka menyatakan diri
masuk Islam. Semua prinsip dasar agama Islam begitu terang di mata mereka.
Karena kalau kita kaitkan dengan ayat tidak ada paksaan masuk Islam, menjadi
sangat relevan.
Tidak
ada paksaan untuk masuk agama Islam, karena sesungguhnya telah jelas jalan yang
benar dari jalan yang sesat. (QS.
Al-Baqarah: 256)
Perhatikan pada bagian lafadz: telah jelas jalan yang benar dari jalan
yang sesat. Inilah yang menjadi kunci keberhasilan
dakwah nabi Muhammad SAW. Tidak ada seorang kafir pun yang tidak dibuat paham
dengan agama Islam. Apalagi orang yang sudah masuk Islam, pasti sangat paham
dengan agama Islam.
Dakwah nabi sebelum mengajak orang masuk
Islam adalah menjelaskan kisi-kisi dan detail ajaran Islam, justru kepada semua
orang yang bukan muslim. Sehingga para gembong Quraisy menjadi sangat paham dan
mengerti apa maunya agama Islam, bahkan hingga masalah yang sangat detail dan
rinci.
Maka kalau merek mau masuk Islam, urusannya
cuma tinggal hidayah saja. Secara logika dan pemahaman, mereka telah berhasil
dibuat paham dan mengerti agama Islam.
Bahkan yang lebih menarik, ketika saat itu
Abu Sufyan belum masuk Islam, beliau sudah bisa menjadi narasumber tentang
kajian agama Islam. Tidak tanggung-tanggung, yang menjadi audience-nya adalah
seorang Kaisar Heraklius, raja Romawi yang juga telah mendengar tentang agama
Islam.
Sang Kaisar penasaran dan ingin mengerti
isi dan esensi ajaran agama Islam, maka dia pun mengundang Abu Sufyan yang
kebetulan sedang berdagang di Syam. Kebetulan juga Abu Sufyan ini punya jabatan
sebagai 'Wali Kota Makkah'. Maka pemandangannya menjadi menarik, karena seorang
yang belum memeluk agama Islam sudah bisa menjadi nara sumber yang mampu
menjelaskan detail ajaran agama Islam.
Coba kita bercermin ke hari ini, janganlah
orang non Islam, justru umat Islam sendiri malah banyak yang tidak mengerti
apa-apa tentang ajaran agamanya. Berapa banyak umat Islam yang tidak mengerti
bagaimana cara wudhu' atau shalat. Sedikit sekali di antara mereka yang tahu
bahwa shalat lima waktu wajib dilaksanakan.
Sebagai bukti, saat ini di salah satu
stasiun TV swasta nasional ada sebuah acara yang amat digemari oleh semua umur.
Acara itu live disiarkan secara langsung, mulai tepat jam 18.00 hingga selesai beberapa
jam kemudian. Anehnya, acara live yang dimulai beberapa menit sebelum waktu
Maghrib itu tidak dibreak untuk shalat, padahal dilangsungkan di teater Tanah
Air yang menampung sekian banyak pengunjung.
Kita lihat langsung ada sekian ratus muslim
yang ada di gedung itu tidak shalat Maghrib. Padahal banyak juga yang pakai
kerudung atau haji.
Begitu juga ketika terjadi pertandingan
sepak bola di stadion, kita lihat waktu maghrib masuk, tetapi pemain terus saja
main bola dan ribuan penonton tetap terus asyik bersorak sorai, sampai waktu
Maghrib lewat.
Begitu juga kalau kita dalam perjalanan
malam naik kendaraan umum antara kota, kita lihat hanya satu atau dua orang
saja dari penumpang yang shalat Shubuh. Selebihnya entah mereka tahu atau tidak
bahwa shalat shubuh itu wajib.
Entah mereka tahu apa tidak bahwa shalat
Maghrib dan Shubuh itu wajib, yang jelas faktanya mereka tidak shalat pada
waktunya.
Berapa banyak dari mereka tidak tahu bahkan
yang tidak menyakini adanya hari kiamat, surga, neraka, yaumul hisab bahkan
termasuk alam kubur. Berapa banyak dari mereka yang tidak tahu bagaimana sikap
dan tindakan yang wajib kita lakukan terhadap Rasulullah SAW.
Dan yang paling memprihatinkan, nyaris
mayoritas kaum muslimin di negeri ini tidak ada yang bisa memahami ayat-ayat
Al-Quran yang mereka lantunkan. Karena mereka tidak paham bahasa Arab. Padahal
17 rakaat yang tiap hari mereka lakukan dan baca ayat Quran di dalamnya, tidak
sah kalau tidak pakai bahasa Arab.
Kewajiban
Tiap Muslim
Kewajiban setiap muslim adalah mempelajari
isi dan esensi agama. Baik lewat majelis taklim, pengajian, diskusi, baca buku,
browsing di internetatau dalam bentuk sebuah perkuliahan khusus tentang agama
Islam. Perkuliahan adalah bentuk pelajaran agama Islam yang paling ideal.
Dibandingkan dengan yang lainnya seperti
pengajian yang hanya dilakukan paling intensif hanya seminggu sekali, jelaslah
perkuliahan itu lebih baik, karena dilakukan tiap hari. Dalam satu hari bisa
jadi ada beberapa mata kuliah yang berbeda. Otomatis belajar Islam lewat
perkuliahan jauh lebih intensif dari pada lewat pengajian atau majelis taklim.
Selain itu, dalam sebuah perkuliahan,
biasanya dosen atau nara sumbernya adalah ada banyak dan masing-masing adalah
orang yang berkualitas. Masing-masing datang dengan keahliannya dan spesifikasi
keahlian bidang ilmunya.
Ada dosen khusus yang mengajar mata kuliah
Aqidah, Fiqih, Ushul Fiqih, Quran, Tafsir, Hadits, Tarikh, Tsaqafah, Bahasa
Arab, Sastra Arab, Logika (manthiq), Hukum Waris, Qawa'id Fiqhiyah dan
seterusnya.
Jadi dengan ikut menjadi mahasiswa pada
sebuah perkuliahan syariah Islam, seseorang akan mendapatkan begitu banyak
materi pelajaran yang tidak akan bisa didapatnya kalau hanya sekedar ikut
pengajian.
Bayangkan kalau ada seorang muallaf masuk
Islam, lalu diwajibkan untuk ikut kuliah syariah seperti di atas, selama 8
semester untuk mendapatkan setidaknya 144 SKS, kalau dia sampai lulus,
setidaknya ilmu pengetahuannya sudah bisa melebihi seorang ustadz kondang.
Nah, kalau mau online bukan masuk Islamnya,
tapi kuliahnya yang bisa online. Silahkan kuliah di Kampus Eramuslim.Kuliah yang bisa dilakukan jarak jauh ini tentu bukan
cuma buat mereka yang baru masuk Islam, buat mereka yang sejak lahir sudah
secara tidak sengaja tiba-tiba jadi muslim pun tetap berlaku. Sebab ya itu
tadi, betapa miskinnya umat Islam ini dengan ilmu-ilmu yang terkait dengan
ajaran agama Islam.
Wassalamu 'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
No comments:
Post a Comment