Minggu,
17 Peb 08 17:08 WIB
Assalamu 'alaikum wr. wb.
Yth. Pak Ustadz.
Saya mendapati terjemahan Alqur'an seperti ini:
Orang-orang Yahudi berkata, "Uzair itu putera Allah"
dan orang-orang Nasrani berkata, "Al-Masih itu putera Allah."
Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan
orang-orang kafir yang terdahulu. Allah memerangi mereka, bagaimana mereka
sampai berpaling. (Terjemah QS. At-Taubah: 30)
Akan tetapi, setiap kali saya cari informasi di internet, saya
sering mendapati penyangkalan dari pihak Yahudi dan mengatakan Islam berbohong
tentang keyakinan mereka. Mereka mengaku monotheis.
Dan, ketika saya bertanya kepada teman mantan kristen yang
sekarang masuk Islam, dia juga berkata yahudi itu monotheis seperti Islam
(seperti yang dia ketahui di kitab perjanjian lama).
Berbeda hasilnya, jika saya mendapatkan komentar ulama Islam (di
internet) yang mengatakan bahwa yang menganggap Uzair itu putera Allah hanyalah
sebagian sekte Yahudi yang hidup di masa rasulullah di Madinah.
Akan tetapi yang menjadi ganjalan di hati saya terhadap komentar
ulama tersebut, ustadz. Kalau memang hanya sebagian sekte yang polytheis
(apalagi hanya pada masa itu), apakah berarti sisanya (yg hidup di zaman
sekarang tentunya) bertauhid (mengesakan) Tuhan (Allah, "Yahweh"
mereka menyebutnya)?
Mohon pencerahannya, Pak Ustadz.
Terimakasih.
Assalamu 'alaikum wr. wb.
Supri
Jawaban
Assalamu
'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Perbedaan utama antara agama Islam dan
agama lain seperti yahudi atau nasrani bukan semata-mata para urusan monoteis
atau polyteis.
Kalau di dalam ayat Al-Quran terdapat ayat
yang menyebutkan bahwa yahudi telah menjadikan Uzair anak Allah, tentu aqidah
itu bukan satu-satunya 'kesalahan' yahudi. Masih banyak pasal lainnya yang
telah dilanggar yahudi sehingga divonis kafir oleh Allah.
Demikian juga, kalau Al-Quran menyebutkan
bahwa nasrani menyembah nabi Isa dan menjadinya sebagai anak tuhan, tentu bukan
satu-satunya 'kesalahan' agama nasrani dalam pandangan agama Islam. Begitu
banyak kesalahan fatal dalam urusan aqidah mereka sehingga mereka pun divonis
kafir dalam Quran.
Syahadat
Risalah
Kesalahan yang paling mendasar pada kedua
agama samawi itu justru pada syahadat risalah. Di mana mereka mengingkari
kenabian Muhammad SAW. Mereka hanya mengakui risalah nabi-nabi sebelum
Muhammad, seperti Daud, Musa dan Isa.
Sebagaimana kita tahu bahwa syahadat kita
sebagai muslim ada dua. Yang pertama adalah syahadat tauhid. Dalam syahadat itu
kita diminta memastikan bahwa yang jadi tuhan itu hanya satu, yaitu Allah. Yang
lain tidak berhak jadi tuhan, atau anak tuhan.
Syahadat yang kedua kita sebut dengan
syahadat risalah, di mana sebagai muslim kita diminta untuk mengakui risalah
dan kenabian Muhammad SAW. Dia adalah manusia biasa dengan segala keunggulan
akhlaq dan kesucian keturunan, namun dia mendapat wahyu dari Allah SWT yang
berisi agama dan ajaran tentang sistem hidup di dunia dan juga akhirat.
Risalah kenabian yang menjadi titik tekan
syahadat kedua ini memastikan bahwa semua risalah agama yang pernah turun
kemudian menjadi tidak lagi berlaku. Sederhananya, semua wahyu, agama, syariat,
sistem hidup, agama dan millah semua nabi yang berjumlah 124.000 orang
sepanjang sejarah itu menjadi tidak lagi berlaku, alias expired date.
Dengan demikian, syahadat seorang muslim
menjadi tidak benar dan juga tidak sah, selama dia masih membenarkan agama
yahudi dan nasrani. Bahkan meski pun seandainya tidak terjadi pemalsuan atau
penyimpangan di dalam kedua agama samawi itu.
Maksudnya, seandainya tidak ada Paulus dan
para pendeta lain yang menyimpangkan tauhid di dalam ajaran nasrani, tetap saja
agama nasrani yang asli itu tidak berlaku dengan diangkatnya Muhammad SAW
sebagai nabi dan rasul terakhir di tahun 610 masehi.
Demikian juga dengan yahudi, meski
seandainya tidak ada penyimpangan apapun di dalamnya, tapi dengan diutusnya
Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir, risalah agama yahudi pun sudah
dianggap tammat.
Yahudi
dan Nasrani: Agama Kebangsaan
Satu hal lain yang juga perlu diperhatikan
dari kedua agama samawi itu, bahwa yahudi dan nasrani sebenarnya hanyalah agama
lokal untuk suatu bangsa saja. Tidak
berlaku dan tidak diturunkan untuk bangsa lain selain bangsa mereka sendiri.
Dalam bahasa arab, istilah bangsa ini disebut dengan qaum.
Kita bisa mengatakan bahwa yahudi
adalah agama kebangsaan, yaitu khusus buat bangsa yahudi. Orang di luar bangsa
itu tidak pernah diperintahkan untuk memeluknya.
Demikian juga dengan agama nasrani,
hanya khusus buat suatu bangsa saja, yaitu bangsa nabi Isa 'alaihisalam. Risalah yang beliau terima dari Allah
tidak pernah diperintahkan untuk disebarkan kepada bangsa di luar bangsanya.
Jadi dalam agama yang dibawa nabi Isa, tidak ada perintah buat bangsa itu untuk
menjadi gembala dari domba-domba yang tersesat.
Maka program kristenisasi bangsa-bangsa
di dunia adalah sebuah bidah besar yang dijalankan oleh para rahib dan pendeta agma
itu.
Jadi seandainya di dalam kedua agama
itu tidak terjadi penyimpangan, ini cuma seandainya, tetap saja keduanya tidak
berhak untuk dipeluk oleh bangsa selain mereka. Jadi ketika agama nasrani
disebarkan ke Eropa, buat apa orang Eropa harus memeluk agama yang tidak
diperuntukkan bagi mereka. Dan hari ini semua toh juga terbukti, agama nasrani
dan gereja telah ditinggalkan oleh bangsa Eropa sejak ratusan tahun yang lalu.
Lagian sejak masuknya nasrani ke Eropa,
aqidah bangsa Eropa sama sekali tidak berubah. Yang ada cuma ganti nama dan
istilah saja. Kalau dahulu mereka menyembah anak tuhan, ternyata di dalam agama
nasrani yang diboyong ke Eropa, juga ada konsep anak tuhan. Kalau dahulu bangsa
Eropa penjadi pengabdi para rahib dan pendeta, ternyata setelah masuknya
nasrani ke sana, tetap saja mereka harus menjadi pengabdi para pendeta juga.
Kalau dulu mereka menggunakan pohon
sebagai simbol agama, ternyata agama nasrani pun juga pakai pohon natal juga.
Jadi apa yang berubah?
Sama sekali tidak ada yang berubah. Eropa tepat polyteis meski agama nasrani telah masuk ke
sana. Eropa tetap buta agama samawi, meski nasrani sudah sampai ke sana. Eropa
tetap tidak punya kontak dengan langit, tidak mendapat risalah, tidak merasakan
kenabian yang sebenarnya. Dan yang paling sedih, Eropa belum pernah merasakan
kitab suci yang indah.
Injil yang sampai di Eropa ternyata bukan
firman Allah, melainkan karangan tangan manusia juga.
Eropa
Meninggalkan Agama
Jadi kalau hari ini bangsa Eropa anti agama
dan cenderung memusuhi bahkan menghina Islam, seperti menggambar kartunnabi
Muhammad SAW dan seterusnya, kita bisa paham. Agama nasrani yang pernah
berkembang di sana ternyata hanya jadi penindas, tidak pernah memberi rahmat.
Gereja di Eropa tidak lain hanyalah rumah pembantaian manusia.
Dan sayangnya, ketika Eropa lepas dari
hegemoni gereja, bangsa-bangsa muslim pun belum sampai dakwahnya ke daratan
Eropa. Kecuali dalam jumlah yang sedikit. Sebab gereja di Eropa pun juga punya
andil untuk memperburuk citra Islam.
Barangkali pada saat yang sama, bangsa-bangsa muslim pun sedang
kehilangan jati diri sebagai pengikut Muhammad. Ini bisa kita kaitkan dengan
ungkapan seorang Muhammad Abduh yang mengatakan bahwa di negeri Islam tidak
terdapat Islam, yang ada hanya pemeluk agama Islam. Sebaliknya di Eropa, beliau
melihat sebagian praktek agama Islam malah berjalan, seperti kebersihan,
keteraturan, profesionalisme, penghargaan terhadap waktu dan seterusnya, meski
mereka secara formal bukan pemeluk Islam.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu
'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
No comments:
Post a Comment