Minggu,
23 Des 07 06:19 WIB
Salah satu misteri dalam pelaksanaan ibadah haji yang tidak
banyak disadari oleh umat Islam adalah peristiwa kemunculan Imam Mahdi dan
proses pembaiatan terhadapnya di Makkah. Peristiwa akhir zaman ini terjadi
selama berlangsungnya bulan haji, saat jutaan orang Islam dari seluruh penjuru
dunia berkumpul di Baitullah.
Hal ini pula yang sempat mengusik keingintahuan Kami selama
melakukan ibadah haji pada musim haji tahun 1428 Hijriyah ini. Apalagi seorang
Ustadz di tanah air yang sangat konsern dengan masalah tersebut mengirim surat
elektronik kepada Kami agar selama bulan haji ini Kami juga memperhatikan
tanda-tanda di sekitar Kami apakah tanda-tanda kedatangan Imam Mahdi sudah
tampak atau belum. Dalam beberapa kali pertemuan dengan Kami di tanah air,
beliau telah menyampaikan tanda-tanda akan datangnya Imam Mahdi.
Kami masih ingat tausiyah beliau, “Umur umat Islam tinggal
beberapa tahun lagi. Kiamat akan segera tiba. Terlebih syarat-syaratnya sudah
bermunculan dihadapan kita semua. ” Dalam Qur’an surat Muhammad ayat 8, Allah
SWT berfirman, "Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari
kiamat, (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba. Karena
sesungguhnya telah datang syarat-syaratnya. "
Tanda-tanda yang dimaksud salah satunya tercantum dalam hadits
shahih Nabi SAW yang diriwayatkan Muslim dari 'Umar bin Khaththab Radhiallaahu
'anhu, yang diriwayatkan pula oleh Ahmad dari Ibnu 'Abbas, "Apabila
budak perempuan melahirkan tuannya, dan ketika penggembala kambing yang
telanjang kaki serta kekurangan pakaian tinggal di gedung-gedung tinggi.."
Apa artinya dengan konteks zaman sekarang? "Sekarang ini,
sudah banyak terjadi aneka kemaksiatan. Banyak dari hamba sahaya atau yang
sekarang disebut sebagai pembantu, melahirkan anak dari hasil hubungan dengan
majikannya, ” ujar Ustadz tersebut.
Lantas sudah banyak pula di zaman sekarang, orang-orang yang
kekurangan pakaian (berpakaian namun tidak menutupi aurat) yang tinggal di
gedung-gedung tinggi (apartemen), dan tingkah laku mereka sangat jahil dan
tidak beda dengan penggembala kambing yang tidak terdidik.
Tanda-tanda lainnya adalah imraatus sibyaan (kekuasaan di
tangan anak-anak). Itu bisa berarti bahwa penguasa di rumah tangga adalah
anak-anak, bukan lagi orang tua. Atau, yang menjadi penguasa di masyarakat
adalah para pemimpin yang berkarakter kekanak-kanakan, yakni mau menang
sendiri, mengedepankan emosi, sewenang-wenang, dan sebagainya.
“Anak yang kurang ajar dan suka mengatur orangtua tidak cuma ada
di Barat. Di negeri kita yang mayoritas Muslim pun terjadi, anak menyuruh
ibunya begini-begitu. Seolah-olah anak itulah tuan, dan si ibu menjadi hamba
sahaya, ” ujarnya lagi.
Lalu tanda lainnya adalah maraknya pemutusan silaturahim antar
sesama Muslim. “Manusia sekarang ini rajin menggunakan telepon untuk bisnis,
namun jarang sekali menelepon orangtua atau sanak-saudara. Alasannya sibuk,
cari duit. Padahal menurut Rasulullah, barangsiapa yang ingin dilapangkan
rezekinya serta diperpanjang umurnya, maka bersilaturahimlah. Ini kan lucu dan
terbalik. Kita sibuk cari duit tetapi justeru memutus silaturahim, "
tambahnya lagi.
Kami ingat semua segala tausiyah beliau. Dan saat Kami berada di
tengah jutaan jamaah haji yang menjadi tamu istimewa di Baitullah ini, tentu
menemukan tanda-tanda kedatangan Imam Mahdi bukan merupakan perkara yang mudah.
Allah SWT sejak mengutus Rasulullah SAW telah menyatakan bahwa
umat Nabi Muhammad SAW merupakan umat akhir zaman. Jadi, pengertian akhir zaman
itu sudah berlaku sejak diutusnya Nabi Muhammad SAW yang membawa Risallah
Sempurna dan Terakhir, hingga hari kiamat. Kita ini tengah berada di dalam masa
akhir zaman, yang tidak seorang pun tahu persis kapan kiamat itu datang.
Terbagi Lima
Menurut hadits shahih, masa akhir zaman ini terbagi
menjadi lima. Pertama, masa kenabian, saat Rasulullah SAW masih hidup. Kedua,
masa Khulafaur Rasyidin, mulai Abubakar, Umar, Usman, dan Ali. Ketiga,
masa raja-raja menggigit (maalikan 'adhan), yaitu masa setelah wafatnya
Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'Anhu sampai runtuhnya Daulah Khilafah
Utsmaniyah (1924). Keempat, masa maalikan jabariyan (penguasa
diktator atau penguasa yang zalim). Dan kelima, masa kembalinya sistem
khilafah.
“Kita sekarang, umat Islam saat ini, tengah berada di dalam masa
maalikan jabariyan atau penguasa yang zalim atau diktator. Umat Islam
walau berjumlah banyak tetapi tidak memiliki kekuatan riil. Banyak tetapi
seperti buih di lautan yang bisa dnegan mudah diombang-ambingkan oleh
musuh-musuh Allah, ” ujarnya.
Kezaliman ini, sesuai dengan sunatullah, tidak akan berlangsung
abadi. Ada sebagian umat Islam yang akan bangkit dan memimpin perlawanan
terhadap kediktatoran tersebut. Hingga umat Islam akan berhadap-hadapan dengan
musuh agama Allah yang sejati yakni kaum Yahudi. Kita akan berperang
habis-habisan melawan Yahudi dan kemenangan akan didapat umat Islam. Yahudi
akan hancur, bahkan Yahudi akan terus diburu hingga pohon-pohon dan batu pun
berbicara, "Hai kaum Muslimin, di belakangku ada Yahudi yang
bersembunyi!"
Seluruh pohon dan tumbuhan akan menunjukkan tempat persembunyian
Yahudi kecuali satu pohon, yakni pohon gharqad yang merupakan pohon Yahudi.
Jangan heran, sekarang pohon gharqad itu banyak ditanam oleh orang-orang
Israel, untuk berlindung dari serangan kaum Muslimin.(m/bersambung)
No comments:
Post a Comment