Oleh Ihsan Tandjung
Tanda besar Kiamat yang paling pertama ialah keluarnya Dajjal. Dajjal merupakan anak Adam yang menjadi
fitnah paling dahsyat sepanjang zaman. Bila Dajjal sudah keluar banyak manusia
akan tersihir untuk mengakui bahkan mengimani Dajjal sebagai tuhan. Mereka
mengira Dajjal adalah yang paling berkuasa di muka bumi. Banyak manusia akan
meninggalkan keimanan kepada Allah ta’aala karena mengagumi Dajjal. Ia menjadi
fitnah paling dahsyat sepanjang zaman. Bila manusia meyakini ada yang lebih
berkuasa di muka bumi selain Allah ta’aala berarti ia telah menjadi musyrik,
mempersekutukan Allah ta’aala dengan sesuatu selain Allah ta’aala.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا
أَهْبَطَ اللَّهُ إِلَى الأَرْضِ
مُنْذُ خَلَقَ آدَمَ إِلَى أَنْ تَقُومَ السَّاعَةُ فِتْنَةً أَعْظَمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ
مُنْذُ خَلَقَ آدَمَ إِلَى أَنْ تَقُومَ السَّاعَةُ فِتْنَةً أَعْظَمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ
Bersabda Rasulullah
shollallahu ’alaih wa sallam: “Allah ta’aala tidak menurunkan ke muka bumi,
sejak penciptaan Adam ’alihis-salaam hingga hari Kiamat, fitnah yang lebih
dahsyat dari fitnah Dajjal.” (HR Thabrani 1672)
Yusuf Al-Wabil mengatakan bahwa Dajjal adalah Al-Masih kesesatan yang menyebarkan huru-hara
kepada manusia dengan kejadian-kejadian luar biasa seperti sanggup menurunkan
hujan, menghidupkan bumi dengan tumbuh-tumbuhan, menghidupkan orang yang sudah
mati dengan izin Allah ta’aala dan lain sebagainya. Berbagai kehebatan inilah
yang menyebabkan manusia mempercayainya sebagai tuhan.
Asal makna ”dajjal” ialah ”al-kholath” (mencampur, mengacaukan,
membingungkan). Dikatakan bahwa ”seseorang itu berbuat dajjal bila ia
menyamarkan dan memanipulasi”, dan Dajjal adalah manipulator dan pembohong yang
luar biasa.. Ia dinamakan Dajjal karena ia menutupi kebenaran dengan kebatilan,
atau karena ia menutup kekafirannya terhadap orang lain dengan kebohongan,
kepalsuan dan penipuannya atas mereka.
Berdasarkan hadits Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam
diisyaratkan bahwa keluarnya Dajjal bilamana ada dua kondisi di masyarakat: pertama, bila kebanyakan orang awam melupakan atau mengabaikan
eksistensi Dajjal. Dan kedua, bila
para Imam, da’i, muballigh atau tokoh Islam tidak memandang perlu
memperingatkan ummat akan fitnah dahsyat Dajjal melalui mimbar-mimbar tempat
mereka berda’wah atau berkhotbah.
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُولُ لَا يَخْرُجُ الدَّجَّالُ حَتَّى
يَذْهَلَ النَّاسُ عَنْ ذِكْرِهِ وَحَتَّى تَتْرُكَ الْأَئِمَّةُ ذِكْرَهُ عَلَى الْمَنَابِرِ
يَذْهَلَ النَّاسُ عَنْ ذِكْرِهِ وَحَتَّى تَتْرُكَ الْأَئِمَّةُ ذِكْرَهُ عَلَى الْمَنَابِرِ
“Dajjal tidak akan muncul
sehingga manusia melupakannya dan para Imam di atas mimbar-mimbar tidak
mengingatkannya.” (HR Ahmad 16073)
Sejujurnya, kedua kondisi yang diperingatkan Nabi Muhammad
shollallahu ’alaih wa sallam tampaknya sudah menjadi realitas kita dewasa ini.
Maka sudah sepantasnya ummat Islam mempersiapkan diri menghadapi fitnah paling
dahsyat ini. Jangan hendaknya kita bersantai-santai dan menganggap bahwa
keluarnya Dajjal masih lama barangkali baru pada generasi anak atau cucu kita
nanti.
Bahkan Ahmad Thompson,
seorang penulis muslim berkebangsaan Inggris, menulis sebuah buku berjudul Dajjal: the Anti-Christ. Dalam buku tersebut
ia menjelaskan bahwa peradaban dunia semenjak sekitar seratus tahun belakangan
ini telah menjelma menjadi sebuah Sistem Dajjal. Yaitu sebuah sistem kafir yang
segenap lini kehidupannya didominasi oleh Dajjalic Values (nilai-nilai Dajjal).
Sebuah sistem yang secara diameteral bertolak belakang dengan sistem Kenabian
yang didominasi oleh nilai-nilai keimanan. Coba perhatikan, tidak ada satupun
aspek kehidupan modern dewasa ini yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai
Islam. Sebut saja bidang ideologi, politik, sosial, moral, seni-budaya,
ekonomi, pendidikan, militer dan pertahanan keamanan. Semua telah di-shibghah (baca: dicelup) oleh nilai-nilai
kekufuran jauh dari shibghah Islamiyyah
(celupan Islam). Sistem Dajjal ini sedang menanti kehadiran oknum pimpinannya.
Bila sekarang Dajjal keluar maka ia akan segera dinobatkan menjadi pimpinan
sistem dunia modern. Sebab sistem ini dibangun agar compatible dengan kehadiran Dajjal.
Maka dalam situasi dunia seperti ini ummat Islam menjadi lebih
relevan lagi untuk meningkatkan penghayatannya ketika membaca doa yang
diajarkan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam di akhir sholatnya pada saat
tahiyat akhir menjelang salam ke kanan dan ke kiri.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنْ
أَرْبَعٍ يَقُولُ اللهم إني أعوذبك بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ
الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ
الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
Dari Abu Hurairah
Radhiyallahu ’anhu ia berkata: Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam
bersabda: “Bila kalian membaca tasyahud terakhir maka hendaknya berlindung
kepada Allah ta’aala dari empat perkara, "Ya Allah, aku berlindung
kepadaMu dari (1) azab jahannam dan (2) azab kubur dan (3) fitnah kehidupan
serta kematian dan dari (4) jahatnya fitnah Al-Masih Ad-Dajjal" (HR Muslim
923)
Apabila anda mempunyai
saran atau kritik untuk rubrik atau artikel ini, silahkan kirimkan melalui
email kepada penulis di ican_ipin@eramuslim.com
No comments:
Post a Comment