Tuesday 9 April 2013

Isteri Kedua yang Terjebak


Kamis, 31 Mei 07 10:26 WIB
Kirim teman

Assalamu'alaikum wr, wb.

Ibu Anita yang baik, nama saya Tania dan umur saya 23 tahun. Pada saat ini saya sedang terjebak dalam hal yang sangat membingungkan dan meyakiti saya, dan saya yakin orang-orang yang terlibat pun merasakan hak yangsama dengan saya.

Dari kecil saya sudah merasakan broken home, ibu saya menikah dan bercerai beberapa kali. Saya sangat mendambakan untuk memiliki keluarga yang harmonis. Meskipun saya sangat mengtahui bahwa ibu saya benar-benar mencintai saya tetapi saya selalu mencari figur ayah yang baik tanpa di sadari.

Konflik keluarga selalu ada sampai akhirnya ibu saya bercerai lagi tahun lalu. Untuk yangsatu ini sangat berdampak pada saya, saya pun lari ke dalam hal-hal yang tidak baik, dan khilaf sewaktu saya masih kuliah di Australia.

Lalu ketika saya pulang ke Indonesia, saya sangat kesepian karena orang tua tinggal di luar negri. Kemudia pada saat itulah saya bertemu dengat seorang TNI yang juga seorang ustad, umurnya 7 tahun lebih dewasa dari pada saya sebut saja namanya Pohan. Dia yang mengajari saya, dia yang mengingatkan saya untuk kembali ke jalan Allah. Dan kami pun saling jatuh cinta, meskipun tahu dia sudah mempunyai seorang isteri. Tetapi dibilangnya rumah tangga mereka tidak bahagia, karena sudah 6 tahun tidak mendapati keturunan, perselingkuhan isteri pertamanya, juga hal ekonomi juga campur tangan keluarga si perempuan. Pertama dia bilang akan mengajukan cerai tetapi saya tahu itu akan susah untuk seorang pegawai negri.

Mulanya saya tanya bukankah untuk menikah lagi perlu izin dari isteri pertama, dia bilang tidak apa-apa karena situasinya berbeda. isteri pertamanya memiliki sifat pendendam, suka marah-marah dan sebagainya. Lalu saya setuju, kesalahan saya tidak memahami situasi yang sebenarnya dan resiko apa yang harus saya terima, karena saya tidak punya siapa-siapa untuk bertanya.

Beberapa kemudian saya hamil, tetapi saya belum siap dan belum mengerti padahal suami saya sangat senang. Sangat takut untuk mempunyai anak. Dengan terpaksa dia menyutujui untuk mengugurkan bayi kandungan saya. Tetapi setelah saya mendalami tentang agama, saya sangat menyesal dan takut akan dosa saya. Sangat takut sekali. Hampir setiap malam saya menangis. Saya tanya kepada suami saya, apakan dia mau saya mengandung lagi. Tetapi sekarang terbalik, dia bilang tidak, belum siap.

Sekarang suami saya sedang pendidikan di SECAPA, tidak seorangpun bahkan keluarganya boleh menghubungi dia selama 4bulan kecuali mengenai hal-hal yang sangat darurat (misalnya ada yang meninggal). Tetapi minggu kemarin suami saya telpon saya dengan marah-marah, karena pernikahannya dengan saya telah di ketahui isteri pertamanya.

Isteri pertamanya menelefon ke SECAPA dan bilang bahwa dia sudah tau tentang pernikahan kami, dan mengancam untuk melaporkannya kepada kantor. Tetapi dia belum tahu kalau isteri keduanya itu saya. Suami saya yang sedang menjalani pendidikan militer, yang sedang di siksa secara mental dan fisik, kalau di tambah hal ini pastinya bathin nya hancur, stress.

Saya sangat kasihan padanya, tetapi tidah bisa menolong. Kalo saya tolong, nanti malah ketahuan. Meskipun dia marah-marah pada saya, menyangka sayayangmeneror isteri pertamanya. Saya takut, nantinya dia terpaksa menceraikan saya. Kalau begini saya pasti hancur....

Mimpi suami saya dan kedua orang tua nya yang sudah meninggal adalah dia menjadi seorang perwira. Dan mimpi saya adalah mempunyai rumah tangga yang harmonis. Salah satu dari mimpi kami harus di korbankan. Kalau isteri pertamanya bilang ini hanyalah cobaan buat rumah tangga mereka, inipun cobaan buat rumah tangga saya.

Karena suaminya juga adalah suami saya. Isterinya pun pasti menyimpan dendam pada suami saya, kalau dia menemukan saya, pasti akan di laporkan ke kantor. Dan saya sangat tidak mau melihat suami saya hancur. Apa yang harus saya lakukan ibu Anita yang baik???

Saya benar-benar mencintai suami saya dengan tulus, tidak melihat harta dan kekayaan saya menerima dia apa adanya.

Waktu saya masih belajar sholat dan mengaji, saya tanya kepada suami saya, "kenapa sih kok saya sholat dan ngaji, masalah malah bertambah dan bertambah" lalu dia menjawab "itu karena Allah sayang sama kamu, sebenernya banyak sekali masalahmu yang terpendam, dan Allah membukanya sedikit-sedikit agar tidak meledak sekaligus." Tetapi untuk hal sekarang yang saya hadapi sangat berat, bukan saja urusan pribadi saya yang satu ini, urusan hal yang lain pun meledak meledak secara bersamaan.

Apakah Allah sedang menghukum saya karena dosa yang telah saya lakukan di masa lalu? Mungkinkah sebenarnya suami saya sudah berbaikan dengan isteri pertamanya? Saya ridho kalau begitu, tetapi saya mengharapkan jangan sampai suami saya berbalik membenci saya. Bukankah perceraian itu hal yang dibenci Allah tetapi tidah haram?

Bu Anita, saya memohon untuk memberikan saya saran, apa yang harus saya lakukan untuk kebaikan kami bertiga. Sebelumnya terima kasih.

Wassalamu 'alaikum wr, wb.

Tania Theanaponk at eramuslim.com
Jawaban

Assalamualaikum wr. wb.

Saudari Tania yang sedang bingung

Membaca cerita anda, saya dapat merasakan kebingungan dan rasa sakit yang menyesakan dada anda saat ini. Jalan hidup yang tidak mulus dan dibesarkan oleh ibu yang beberapa kali menikah dan bercerai. Menjadikan anda sangat rindu figur seorang ayah yang dapat membimbing dan mengayomi.

Hingga akhirnya Allah mempertemukan anda dengan seorang laki-laki beristri yang membuat anda jatuh cinta, karena mampu mengisi kerinduan anda terhadap sosok laki-laki yang diimpikan selama ini.

Kesepian karena jauh dari orangtua dan kurangnya pengetahuan tentang agama membuat anda akhirnya memutuskan menikah dengan laki-laki itu. Saya menduga anda menikah secara sirri atau nikah bawah tangan. Karena status laki-laki itu sudah beristri dan sebagai seorang anggota TNI, ada peraturan yang tidak memungkinkan bagi beliau untuk memiliki lebih dari satu isteri.

Menjadi isteri kedua adalah pilihan hidup yang telah anda putuskan. Meskipun sebelumnya anda belum berpikir ternyata akan begitu berat resiko dan konsekuensinya yang harus anda hadapi. Saat ini barulah anda sadari setelah kemelut yang melanda rumah tangga anda dan anda merasa terjebak didalamnya. Sampai-sampai anda menggugurkan bayi yang anda kandung karena khawatir dan merasa belum siap memiliki seorang anak.

Saudari Tania yang dirahmati Allah, saat ini kebingungan anda bertambah karena ternyata isteri pertama suami sudah mengetahui pernikahan anda dan suaminya. Apalagi Isteri pertamanya juga mengancam akan melaporkan masalah ini pada komandannya, padahal suami sedang dalam masa pendidikan SECAPA sehingga bila hal itu terjadi maka akan mengancam kelangsungan kariernya.

Sehingga masalah ini, bagi suami anda seperti makan buah simalakama. Sekaligus membuat posisi anda semakin terpojok karena mengingat status penikahan anda sebagai isteri kedua yang tidak memiliki kekuatan secara hukum.

Bila anda merasa masalah anda ini berasal dari hukuman atas dosa dimasa lalu, wallahu¢alam. Tapi kita sebagai hamba wajib berpasangka baik padaNya, bahwa Allah lebih suka mengampuni daripada menghukum hambanya yang berdosa.

Karena setiap manusia tidak ada yang bersih dari dosa, dan setiap cobaan adalah teguran yang merupakan wujud kasih sayang dari Allah agar kita lebih mengingatNya. Bila kita pernah melakukan dosa, mohon ampunlah dengan sungguh-sungguh karena Allah Maha Pengampun meskipun dosa kita bagaikan buih dilautan.

Posisi anda saat ini memang memang sangat riskan dan serba salah, sehingga saya hanya bisa menyarankan untuk memasrahkan semuanya pada Allah saja. Cobalah bicarakan dengan suami, bagaimana penyelesaian yang baik, bila beliau sudah menyelesaikan pendidikannya.

Bagaimanapun juga, suami anda lah yang harus mempertanggungjawabkan keputusannya memiliki dua isteri. Karena isteri pertamanya pastilah juga merasakan kegalauan yang kurang lebih sama dengan dengan yang anda rasakan saat ini.

Sepahit apapun kenyataan dari penyelesaian masalah anda nanti, saya berharap anda tidak akan pernah berputus asa dari rahmat Allah. Teruslah mendekatkan diri kepada-Nya agar tidak kehilangan cintaNya yang abadi dan melebihi cinta dari siapapun didunia ini.

Termasuk cinta seorang suami yang juga merupakan mahlukNya yang tidak abadi yang cintanya sewaktu-waktu dapat berubah dan pindah kelain hati. Semoga anda bisa menerima dengan ikhlas dan tabah menghadapi kenyataan ini. Karena Allah pasti memiliki rencana yang lebih baik dengan menguji hambaNya, yakinlah ada hikmah yang baik di dalam semua permasalahan anda saat ini.

Wallahu'alam bishawab.

Wassalamu'alaikum wr. wb.

No comments:

Post a Comment