Kamis, 31 Mei 07 10:26 WIB
Kirim teman
Assalamu'alaikum wr, wb.
Ibu Anita yang baik, nama saya Tania dan umur saya 23 tahun.
Pada saat ini saya sedang terjebak dalam hal yang sangat membingungkan dan
meyakiti saya, dan saya yakin orang-orang yang terlibat pun merasakan hak
yangsama dengan saya.
Dari kecil saya sudah merasakan broken home, ibu saya
menikah dan bercerai beberapa kali. Saya sangat mendambakan untuk memiliki
keluarga yang harmonis. Meskipun saya sangat mengtahui bahwa ibu saya
benar-benar mencintai saya tetapi saya selalu mencari figur ayah yang baik
tanpa di sadari.
Konflik keluarga selalu ada sampai akhirnya ibu saya
bercerai lagi tahun lalu. Untuk yangsatu ini sangat berdampak pada saya, saya
pun lari ke dalam hal-hal yang tidak baik, dan khilaf sewaktu saya masih kuliah
di Australia.
Lalu ketika saya pulang ke Indonesia, saya sangat kesepian
karena orang tua tinggal di luar negri. Kemudia pada saat itulah saya bertemu
dengat seorang TNI yang juga seorang ustad, umurnya 7 tahun lebih dewasa dari
pada saya sebut saja namanya Pohan. Dia yang mengajari saya, dia yang
mengingatkan saya untuk kembali ke jalan Allah. Dan kami pun saling jatuh
cinta, meskipun tahu dia sudah mempunyai seorang isteri. Tetapi dibilangnya rumah
tangga mereka tidak bahagia, karena sudah 6 tahun tidak mendapati keturunan,
perselingkuhan isteri pertamanya, juga hal ekonomi juga campur tangan keluarga
si perempuan. Pertama dia bilang akan mengajukan cerai tetapi saya tahu itu
akan susah untuk seorang pegawai negri.
Mulanya saya tanya bukankah untuk menikah lagi perlu izin
dari isteri pertama, dia bilang tidak apa-apa karena situasinya berbeda. isteri
pertamanya memiliki sifat pendendam, suka marah-marah dan sebagainya. Lalu saya
setuju, kesalahan saya tidak memahami situasi yang sebenarnya dan resiko apa
yang harus saya terima, karena saya tidak punya siapa-siapa untuk bertanya.
Beberapa kemudian saya hamil, tetapi saya belum siap dan
belum mengerti padahal suami saya sangat senang. Sangat takut untuk mempunyai
anak. Dengan terpaksa dia menyutujui untuk mengugurkan bayi kandungan saya.
Tetapi setelah saya mendalami tentang agama, saya sangat menyesal dan takut
akan dosa saya. Sangat takut sekali. Hampir setiap malam saya menangis. Saya
tanya kepada suami saya, apakan dia mau saya mengandung lagi. Tetapi sekarang
terbalik, dia bilang tidak, belum siap.
Sekarang suami saya sedang pendidikan di SECAPA, tidak
seorangpun bahkan keluarganya boleh menghubungi dia selama 4bulan kecuali
mengenai hal-hal yang sangat darurat (misalnya ada yang meninggal). Tetapi
minggu kemarin suami saya telpon saya dengan marah-marah, karena pernikahannya
dengan saya telah di ketahui isteri pertamanya.
Isteri pertamanya menelefon ke SECAPA dan bilang bahwa dia
sudah tau tentang pernikahan kami, dan mengancam untuk melaporkannya kepada
kantor. Tetapi dia belum tahu kalau isteri keduanya itu saya. Suami saya yang
sedang menjalani pendidikan militer, yang sedang di siksa secara mental dan
fisik, kalau di tambah hal ini pastinya bathin nya hancur, stress.
Saya sangat kasihan padanya, tetapi tidah bisa menolong.
Kalo saya tolong, nanti malah ketahuan. Meskipun dia marah-marah pada saya,
menyangka sayayangmeneror isteri pertamanya. Saya takut, nantinya dia terpaksa
menceraikan saya. Kalau begini saya pasti hancur....
Mimpi suami saya dan kedua orang tua nya yang sudah
meninggal adalah dia menjadi seorang perwira. Dan mimpi saya adalah mempunyai
rumah tangga yang harmonis. Salah satu dari mimpi kami harus di korbankan.
Kalau isteri pertamanya bilang ini hanyalah cobaan buat rumah tangga mereka,
inipun cobaan buat rumah tangga saya.
Karena suaminya juga adalah suami saya. Isterinya pun pasti
menyimpan dendam pada suami saya, kalau dia menemukan saya, pasti akan di
laporkan ke kantor. Dan saya sangat tidak mau melihat suami saya hancur. Apa
yang harus saya lakukan ibu Anita yang baik???
Saya benar-benar mencintai suami saya dengan tulus, tidak
melihat harta dan kekayaan saya menerima dia apa adanya.
Waktu saya masih belajar sholat dan mengaji, saya tanya
kepada suami saya, "kenapa sih kok saya sholat dan ngaji, masalah malah
bertambah dan bertambah" lalu dia menjawab "itu karena Allah sayang
sama kamu, sebenernya banyak sekali masalahmu yang terpendam, dan Allah membukanya
sedikit-sedikit agar tidak meledak sekaligus." Tetapi untuk hal sekarang
yang saya hadapi sangat berat, bukan saja urusan pribadi saya yang satu ini,
urusan hal yang lain pun meledak meledak secara bersamaan.
Apakah Allah sedang menghukum saya karena dosa yang telah
saya lakukan di masa lalu? Mungkinkah sebenarnya suami saya sudah berbaikan
dengan isteri pertamanya? Saya ridho kalau begitu, tetapi saya mengharapkan
jangan sampai suami saya berbalik membenci saya. Bukankah perceraian itu hal
yang dibenci Allah tetapi tidah haram?
Bu Anita, saya memohon untuk memberikan saya saran, apa yang
harus saya lakukan untuk kebaikan kami bertiga. Sebelumnya terima kasih.
Wassalamu 'alaikum wr, wb.
Tania Theanaponk at eramuslim.com
Jawaban
Assalamualaikum wr. wb.
Saudari Tania yang sedang bingung
Membaca cerita anda, saya dapat merasakan kebingungan dan
rasa sakit yang menyesakan dada anda saat ini. Jalan hidup yang tidak mulus dan
dibesarkan oleh ibu yang beberapa kali menikah dan bercerai. Menjadikan anda
sangat rindu figur seorang ayah yang dapat membimbing dan mengayomi.
Hingga akhirnya Allah mempertemukan anda dengan seorang
laki-laki beristri yang membuat anda jatuh cinta, karena mampu mengisi
kerinduan anda terhadap sosok laki-laki yang diimpikan selama ini.
Kesepian karena jauh dari orangtua dan kurangnya pengetahuan
tentang agama membuat anda akhirnya memutuskan menikah dengan laki-laki itu.
Saya menduga anda menikah secara sirri atau nikah bawah tangan. Karena status
laki-laki itu sudah beristri dan sebagai seorang anggota TNI, ada peraturan
yang tidak memungkinkan bagi beliau untuk memiliki lebih dari satu isteri.
Menjadi isteri kedua adalah pilihan hidup yang telah anda
putuskan. Meskipun sebelumnya anda belum berpikir ternyata akan begitu berat
resiko dan konsekuensinya yang harus anda hadapi. Saat ini barulah anda sadari
setelah kemelut yang melanda rumah tangga anda dan anda merasa terjebak
didalamnya. Sampai-sampai anda menggugurkan bayi yang anda kandung karena
khawatir dan merasa belum siap memiliki seorang anak.
Saudari Tania yang dirahmati Allah, saat ini kebingungan
anda bertambah karena ternyata isteri pertama suami sudah mengetahui pernikahan
anda dan suaminya. Apalagi Isteri pertamanya juga mengancam akan melaporkan
masalah ini pada komandannya, padahal suami sedang dalam masa pendidikan SECAPA
sehingga bila hal itu terjadi maka akan mengancam kelangsungan kariernya.
Sehingga masalah ini, bagi suami anda seperti makan buah
simalakama. Sekaligus membuat posisi anda semakin terpojok karena mengingat status
penikahan anda sebagai isteri kedua yang tidak memiliki kekuatan secara hukum.
Bila anda merasa masalah anda ini berasal dari hukuman atas
dosa dimasa lalu, wallahu¢alam. Tapi kita sebagai hamba wajib berpasangka baik
padaNya, bahwa Allah lebih suka mengampuni daripada menghukum hambanya yang
berdosa.
Karena setiap manusia tidak ada yang bersih dari dosa, dan
setiap cobaan adalah teguran yang merupakan wujud kasih sayang dari Allah agar
kita lebih mengingatNya. Bila kita pernah melakukan dosa, mohon ampunlah dengan
sungguh-sungguh karena Allah Maha Pengampun meskipun dosa kita bagaikan buih
dilautan.
Posisi anda saat ini memang memang sangat riskan dan serba
salah, sehingga saya hanya bisa menyarankan untuk memasrahkan semuanya pada
Allah saja. Cobalah bicarakan dengan suami, bagaimana penyelesaian yang baik,
bila beliau sudah menyelesaikan pendidikannya.
Bagaimanapun juga, suami anda lah yang harus
mempertanggungjawabkan keputusannya memiliki dua isteri. Karena isteri
pertamanya pastilah juga merasakan kegalauan yang kurang lebih sama dengan
dengan yang anda rasakan saat ini.
Sepahit apapun kenyataan dari penyelesaian masalah anda
nanti, saya berharap anda tidak akan pernah berputus asa dari rahmat Allah.
Teruslah mendekatkan diri kepada-Nya agar tidak kehilangan cintaNya yang abadi
dan melebihi cinta dari siapapun didunia ini.
Termasuk cinta seorang suami yang juga merupakan mahlukNya
yang tidak abadi yang cintanya sewaktu-waktu dapat berubah dan pindah kelain
hati. Semoga anda bisa menerima dengan ikhlas dan tabah menghadapi kenyataan
ini. Karena Allah pasti memiliki rencana yang lebih baik dengan menguji
hambaNya, yakinlah ada hikmah yang baik di dalam semua permasalahan anda saat
ini.
Wallahu'alam bishawab.
Wassalamu'alaikum wr. wb.
No comments:
Post a Comment