www.eramuslim.com \Kamis, 28 Jun 07 14:38
WIB
Kirim teman
Assalamu
‘alaikum, Pak Ustadz!
Mohon dijelaskan
tentang makna kata agama samawi dan agama ardhi, apa saja beda antara keduanya.
Kemudian kalau tidak salah, Islam, kristen dan yahudi juga disebut agama
samawi. Lalu bagaimana kedudukannya masing-masing?
Sebelumnya kami
ucapkan terima kasih ustadz, jazakumullah
Wassalamu'alaikum
wr, wb.
Ahmad
Heriyadiachmadheriyadi at eramuslim.com
Jawaban
Assalamu ‘alaikum
warahmatullahi wabarakatuh,
Ada beberapa ciri
dan karakteristik utama yang membedakan antara agama samawi dan agama ardhi,
kami akan sebutkan beberapa di antaranya saja:
1. Bukan tumbuh
dari masyarakat, tapi diturunkan untuk masyarakat
Agama samawi
tidak diciptakan oleh manusia lewat kontemplasi atau perenungan. Berbeda dengan
agama Budha, yang diciptakan oleh Sidharta Gautama. Sang Budha konon dahulu
duduk merenung di bawah pohon Bodi, lalu mendapatkan temuan-temuan berupa
nilai-nilai kehidupan, yang kemudian dijadikan sebagai dasar agama itu.
Demikian juga,
agama samawi sangat jauh berbeda dengan konsep pengertian agama menurut
beberapa ilmuwan barat, yang memandang bahwa asalkan sudah mengandung
pengabdian kepada suatu kekuatan tertentu, atau ada ajaran tertentu, atau ada
penyembahan tertentu, maka sudah bisa disebut agama.
Umumnya para
ilmuwan barat cenderung menganggap sebuah aliran kepercayaan, spiritulisme
tertentu serta nilai-nilai tertentu sebagai sebuah agama.
Sementara konsep
agama samawi adalah sebuah paket ajaran lengkap yang turun dari langit. Kata
samawi mengacu kepada arti langit, karena tuhan itu ada di atas langit
menurunkan wahyu. Wahyu bukan sekedar kata-kata ghaib atau magis, melainkan
berisi hukum dan undang-undang yang mengatur semua tatanan hidup manusia, mulai
dari masalah yang paling kecil hingga yang paling besar. Dari masalah mikro
sampai masalah makro.
Agama samawi
tidak pernah menciptakan sendiri ajarannya, tetapi menerima ajaran itu dari atas
langit begitu saja. Berbeda dengan agama ardhi, di mana ajarannya memang
diciptakan, disusun, dibuat dan diolah oleh sesama makhluk penghuni bumi,
manusia.
2. Disampaikan
oleh manusia pilihan Allah, utusan itu hanya menyampaikan bukan menciptakan
Karena agama
samawi datang dari tuhan yang ada di langit, dan tuhan tidak menampakkkan
diriNya secara langsung, maka agama samawi mengenal konsep kenabian.
Fungsi dan tugas
nabi ini adalah menyampaikan semua kemauan, perintah, aturan, syariah,
undang-undang dari tuhan kepada umat manusia. Seorang nabi tidak diberi
wewenang untuk menciptakan ajaran sendiri. Nabi bukan manusia setengah dewa,
maka tidak ada konsep penyembahan kepada nabi.
Dalam konsep
agama samawi, seorang nabi hanyalah seorang manusia biasa. Dia bisa lapar lalu
makan, dia bisa haus lalu minum, dia juga bisa berhasrat kepada wanita lalu dia
menikah. Namun di balik semua sifat kemanusiaannya, seorang nabi mendapat wahyu
dari langit. Serta mendapatkan penjagaan dan pemeliharaan dari langit agar tidak
melakukan kesalahan.
Satu lagi fungsi
seorang nabi yang tidak boleh dilupakan, yaitu sosok diri seorang nabi
dijadikan suri tauladan, contoh hidup yang nyata, dan model untuk bisa ditiru
oleh manusia.
3. Memiliki kitab
suci yang bersih dari campur tangan manusia
Perbedaan lainnya
lagi antara agama samawi dan agama ardhi adalah bahwa tiap agama samawi
memiliki kitab suci yang turun dari langit. Kitab suci itu datang langsung dari
tuhan, bukan hasil ciptaan manusia.
Diturunkan lewat
malaikat Jibril alaihissalam, kepada para nabi. Lalu para nabi mengajarkan isi
wahyu itu kepada umatnya. Jadilah kumpulan wahyu itu sebagai kitab suci. Itu
adalah proses turunnya Al-Quran. Atau bisa jadi Allah SWT menurunkan kitab itu
sekaligus dalam satu penurunan, seperti yang terjadi para kitab-kitab suci yang
turun kepada Bani Israil.
Sedangkan agama
ardhi seperti Hindu, Budha, Konghucu, Shinto, dan lainnya, meski juga punya
kitab yang dianggap suci, namun bukan wayhu yang turun dari langit. Kitab yang
mereka anggap suci itu hanyalah karangan dari para pendeta, rahib, atau pun
pendiri agama itu. Bukan wayhu, bukan firman, bukan kalamullah, bukan perkataan
tuhan.
Dari sisi isi
materi, umumnya kitab suci agama samawi berisi aturan dan hukum. Kitab-kitab
itu bicara tentang hukum halal dan haram. Adapun kitab suci agama ardhi umumnya
lebih banyak bicara tentang pujian, kidung, nyanyian, penyembahan.
4. Konsep tentang
Tuhannya adalah tauhid
Agama samawi
selalu mengajarkan konsep ketauhidan, baik Islam, yahudi atau pun nasrani.
Tuhan itu hanya satu, bukan dua atau tiga, apalagi banyak.
Sedangkan agama
ardhi umumnya punya konsep bahwa tuhan itu ada banyak. Walau pun ada yang
paling besar dan senior, tetapi masih dimungkinkan adanya tuhan-tuhan selain
tuhan senior itu, yang boleh disembah, diagungkan, diabdi dan dijadikan
sesembahan oleh manusia.
Konsep bertuhan
kepada banyak objek ini dikenal dengan istilah polytheisme. Agama dan
kepercayaan yang beredar di Cina telah mengarahkan bangsa itu kepada
penyembahan dewa-dewa. Ada dewa api, dewa air, dewa hujan, dewa tanah, dewa
siang, dewa malam, bahkan ada dewa yang kerjanya minum khamar, dewa mabok.
Kepercayaan
bangsa-bangsa di Eropa pun tidak kalah serunya terhadap konsep dewa-dewa ini.
Semua bintang di langit dianggap dewa, diberi nama dan dikait-kaitkan dengan
nasib seseorang. Kemudian ada dewa senior di gunung Olympus, Zeus namanya. Dewa
ini punya anak, setengah dewa tapi setengah manusia, Hercules namanya. Lalu
para dewa itu bertindak-tanduk seperti manusia, bahkan hewan. Ada yang perang,
ada yang berzina, ada yang mabuk-mabukan bahkan ada dewa yang kerjaannya
melacurkan diri.
Kepercayaan
bangsa Romawi kuno hingga hari ini masih saja berlangsung di masyarakat barat,
mereka masih sangat kental mempercayai adanya dewa-dewa itu.
Agama samawi
datang menolak semua konsep tuhan banyak dan beranak pinak. Dalam konsep agama
samawi, tuhan hanya satu. Dia Maha Sempurna, tidak sama dengan manusia, Maha
Agung dan Maha Suci dari segala sifat kekurangan. Selain tuhan yang satu, tidak
ada apa pun yang boleh disembah. Maka tidak ada paganisme (paham kedewaaan)
dalam agama samawi.
Penyimpangan
Nasrani dan Yahudi dari Karakteristik Agama Samawi
Sebagai agama
samawi, agama nasrani dan yahudi awalnya memenuhi 4 kriteria di atas. Namun
seiring dengan berjalannya waktu, satu persatu karakteristik itu tanggal dan
lenyap. Sepeninggal para nabi mereka, keadaan menjadi berubah 180 derajat.
1. Agama
Diciptakan oleh Tokoh Agama
Tidak ada lagi
konsep bahwa agama itu berasal dari tuhan, sebab para pemuka agama baik
pendeta, rahib, atau pun tokoh spiritul mereka telah mulai membuat sendiri
agama itu, tambahan demi tambahan di sana sini mulai dibuat.
Pengurangan-pengurangan juga acap dilakukan. Walhasil, dalam waktu yang
singkat, agama nasrani dan yahudi sudah bukan lagi bersifat samawi, karena
nyaris sudah dipermak habis-habisan oleh para tokohnya.
Allah subhanahu
wata’ala tegas sekali menyatakan bahwa apa dilakukan oleh umat nasrani dan
yahudi itu sama saja dengan menyembah para tokoh agama.
Mereka menjadikan
orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan
Al-Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa,
tidak ada Tuhan selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka
persekutukan.(QS. At-Taubah: 31)
Para tokoh agama
nasrani dan yahudi dilaknat oleh Allah karena mereka punya kebiasan mengubah
isi kitab suci. Dan umat Islam tidak terlalu diminta untuk berharap terlalu
banyak dari umat nasrani dan yahudi untuk beriman.
Apakah kamu masih
mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka
mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya,
sedang mereka mengetahui? (QS. Al-Baqarah: 75)
2. Menyembah Nabi
dan Orang Shalih
Penyimpangan
berikutnya adalah umat nasrani dan yahudi sudah tidak lagi menyembah Allah yang
Esa, tetapi menambahi satu lagi sebagai tuhan baru (junior), yaitu nabi mereka
sendiri.
Konsep kenabian
agama samawi telah mereka hancurkan, diganti dengan konsep penyembahan kepada
orang suci. Maka dibuatlah patung-patung para nabi dan orang-orang shalih.
Patung itu semula hanya sekedar untuk pengingat, namun beberapa generasi
berikutnya mulai memberikan takzhim, penghormatan hingga berakhir dengan
penyembahan.
Ketika nabi
Muhammad SAW dilahirkan di Makkah tahun 570 Masehi, di seputar ka’bah sudah
bertengger 360 patung para nabi dan orang shalih. Dari mana datangnya
patung-patung yang disembah?
Awalnya datang
dari negeri Yaman yang saat itu berpenduduk nasrani. Umat nasrani sedunia
500-an tahun setelah ditinggalkan oleh nabi Isa alaihissama, sudah menjadi
penggemar penyembahan patung nabi dan orang shalih mereka. Dari mana datangnya
penyembahan patung di kalangan umat nasrani?
Datang dari
Eropa, ibukota dan surga para dewa sesembahan. Patung dan penyembahan berhala
datang dari Eropa para saat negeri Eropa didatangi oleh agama nasrani yang
masih bersih dari bumi Palestina.
Sayang sekali,
agama nasrani ini meski diterima di Eropa, namun nasibnya apes sekali.
Alih-alih mentauhidkan bangsa Eropa, agama ini malah diberhalakan di Eropa.
Masuklah paham keberhalaan khas Eropa dan diasimilasi di dalam agama nasrani.
Sampai 300 tahun kemudian, resmilah nabi Isa naik pangkat menjadi tuhan dalam
pemahaman agama ini. Lalu bunda Mariam yang di dalam Quran disebutkan sebagai
wanita yang suci dan beriman, juga ikut-ikutan dijadikan tuhan, disembah dan
dipatungkan.
Ketika Al-Quran
turun 200 tahun kemudian, vonis Allah kepada agama dan orang-orang nasrani yang
berpaham Polytheisme ini tegas dan jelas: KAFIR.
Sesungguhnya
telah kafirlah orang-orang yang berkata, "Sesungguhnya Allah ialah
Al-Masih putera Maryam", padahal Al-Masih berkata, "Hai Bani Israil,
sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu." Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan
tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang
penolongpun. (QS. Al-Maidah: 72)
Sesungguhnya
kafirlah orang0orang yang mengatakan, "Bahwasanya Allah salah seorang dari
yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang
Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti
orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.(QS.
Al-Maidah: 73)
3. Memalsu Kitab
Suci
Kitab suci Injil
yang asalnya adalah firman Allah subhanahu wata’ala, lama kelamaan berubah
isinya menjadi karangan Petrus, Yohanes, Markus, Lukas, dan lainny. Bukan lagi
firman Allah tetapi karangan manusia.
Kitab itu lalu
diperdebatkan keotentikannya oleh mereka sendiri, maka berdirilah sekte-sekte
yang saling berbeda. Muncul aliran-aliran gereja yang saling mengkafirkan.
Awalnya bermula
dari tidak adanya naskah asli Injil. Yang ada hanya catatan-catatan yang tidak
pernah terjaga keasliannya. Ditambah lagi ciri khas para pemuka agama nasrani
yang punya hobi membuat tambahan, sisipan, bahkan sampai menghapus naskah asli,
demi sekedar kepentingan pribadi.
Demikian sedikit
penjelasan tentang agama samawi dan agama ardhi serta malapetaka yang menimpa
pada agama samawi, yahudi dan nasrani. Adapun agama Islam, tetap kokoh,
konsisten, konsekuen dan mantap dalam karakteristiknya sebagai agama samawi.
Tidak ada penciptaan agama, tetapi agama itu datang dari Allah 100 persen,
tidak ada penambahan dan pemalsuan kitab suci, tidak pernah menyembah nabi, juga
tidak pernah menduakan Allah.
Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi
wabarakatuh, Ahmad Sarwat, Lc
No comments:
Post a Comment