Ustadz Menjawab
bersama
Ustadz Sigit Pranowo, Lc.
Rabu, 15/07/2009 11:00 WIB
Assalamu'alaikum Ust,
Pertanyaan saya: ketika seseorang meninggal
dunia berarti rohnya sudah dicabut oleh Allah sedangkan alam kubur atau alam
barzah adalam alam ke empat di mana seseorang akan berada di sana untuk menunggu alam akhirat tiba.
Bagaimana keadaan seseorang yang dalam kuburan itu? apakah rohnya yang sudah
dicabut akan dikembalikan ke jasad yang sudah di dalam kuburan itu sehingga ia
kembali utuh seperti waktu ia hidup dan menunggu hari kiamat? Bagaimana
juga keadaan seseorang yang sudah dalam kuburan itu ketika menjawab pertanyaan
dari malaikat? apakah malaikat bertanya kepada jasad yg sudah dikubur itu saja
atau rohnya sudah dipasang lagi ketika malaikat mau bertanya padahal saat kita
meninggal kan
roh kita sudah dicabut. minta penjelasannya.Trimakasih sebelumnya.
Marhamah
Jawab
Waalaikumussalam
Wr Wb
Saudara
Marhamah yang dirahmati Allah swt
Didalam
hadits yang diriwayatkan dari al Barro bin ‘Azib bahwasanya Rasulullah saw
bersabda,”Berlindunglah kalian kepada Allah dari adzab kubur—beliau menyebutkan
2 atau 3 kali—kemudian berkata,’Sesungguhnya seorang hamba yang beriman apabila
akan berakhir (hidupnya) di dunia dan akan mengawali akheratnya maka turunlah
para malaikat dari langit dengan berwajah putih seperti matahari dengan membawa
kain kafan dan wewangian dari surga dan mereka duduk disisinya sejauh mata
memandang.
Kemudian
datanglah malaikat maut dan duduk disebelah kepalanya dengan mengatakan,”Wahai
jiwa yang tenang keluarlah menuju ampunan dari Allah dan keredhoan-Nya.’ Beliau
saw bersabda,’Maka keluarlah ruhnya seperti tetesan air dari bibir orang yang
sedang minum maka dia (malaikat maut) pun mengambilnya. Dan tatkala dia
mengambilnya maka para malaikat (yang lain) tidaklah membiarkannya berada
ditangannya walau hanya sesaat sehingga mereka mengambilnya dan menaruhnya
diatas kafan yang terdapat wewangian hingga keluar darinya bau semerbak kesturi
yang membuat wangi permukaan bumi.’
Beliau saw
bersabda,’Mereka kemudian naik (ke langit) dengan membawa (ruh) orang itu dan
tidaklah mereka melewati para malaikat kecuali mereka bertanya,’Ruh yang baik
siapa ini?’ Mereka menjawab,’Fulan bin Fulan, dengan menyebutkan nama terbaik
yang dimilikinya di dunia’ sehingga mereka berhenti di langit dunia. Mereka pun
meminta agar dibukakan (pintu) baginya maka dibukalah (pintu itu) bagi mereka
dan mereka berpindahlah ke langit berikutnya sehingga sampai ke langit ketujuh
dan Allah mengatakan,’Tulislah kitab hamba-Ku ini di ‘illiyyin dan
kembalikanlah ke bumi, sesungguhnya darinyalah Aku ciptakan mereka dan
kepadanyalah Aku mengembalikan mereka dan darinya pula Aku mengeluarkan mereka
sekali lagi.’
Beliau saw
bersabda,’Dan ruh itu pun dikembalikan ke jasadnya. Kemudian datanglah dua
malaikat yang mendudukannya dan bertanya kepadanya,’Siapa Tuhanmu?’ dia pun
menjawab,’Tuhanku Allah.’ Keduanya bertanya lagi,’Apa agamamu?’ dia
menjawab,’Agamaku Islam.’ Keduanya bertanya,’Siapa lelaki yang diutus kepada
kalian ini?’ dia menjawab,’Dia adalah Rasulullah saw.’ Keduanya bertanya
lagi,’Apa ilmumu?’ dia menjawab,’Aku membaca Al Qur’an, Kitab Allah, aku
mengimaninya dan membenarkannya.’
Terdengarlah
suara yang memanggil dari langit,’Karena kebenaran hamba-Ku maka hamparkanlah
(suatu hamparan) dari surga, pakaikanlah dengan pakaian dari surga, bukakanlah
baginya sebuah pintu menuju surga.’ Beliau saw bersabda,’maka terciumlah
wanginya serta dilapangkan kuburnya sejauh mata memandang.’
Beliau
bersabda,’Datanglah seorang laki-laki berwajah tampan, berbaju indah dengan
baunya yang wangi mengatakan,’Bahagialah engkau di hari yang engkau telah
dijanjikan.’ Orang (yang beriman) itu mengatakan,’Siapa angkau? Wajahmu penuh
dengan kebaikan’ dia menjawab,’Aku adalah amal shalehmu.’ Orang itu
mengatakan,’Wahai Allah, segerakanlah kiamat sehingga aku kembali kepada
keluarga dan hartaku.’
Beliau saw
bersabda,’Sesungguhnya seorang hamba yang kafir apabila akan berakhir
(hidupnya) di dunia akan akan mengawali akheratnya maka turunlah para malaikat
dari langit yang berwajah hitam dengan membawa kain dan merekapun duduk
disisinya sejauh mata memandang kemudian datang malaikat maut dan duduk
disebelah kepalanya dengan mengatakan,’Wahai jiwa yang buruk, keluarlah menuju
amarah dan murka Allah.’
Beliau saw
bersabda,’maka dipisahkanlah ruh dari jasadnya seperti duri yang dicabut dari
kain yang basah kemudian malaikat (maut) pun mengambilnya dan tatkala malaikat
maut mengambilnya maka mereka (malaikat lain) tidaklah membiarkannya berada di
tangannya walau sesaat sehingga meletakkannya dikain itu dan dibawanya dengan
bau bangkai busuk yang meyebar di permukaan bumi. Mereka pun membawanya dan
tidaklah mereka melintasi malaikat kecuali mereka bertanya,’Ruh buruk milik
siapa ini?’ mereka menjawa,’Fulan bin Fulan dengan menyebutkan nama yang paling
buruknya di dunia.’
Kemudian
mereka sampai di langit dunia dan meminta untuk dibukakan (pintu) baginya maka
tidaklah dibukakan baginya kemudian Rasulullah saw membaca
firman-Nya,”Sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan
tidak (pula) mereka masuk surga hingga unta masuk ke lobang jarum.” Kemudian
Allah berkata,’Tulislah kitabnya di sijjin di bumi yang paling rendah maka
ruhnya dilemparkan dengan satu lemparan. Kemudian beliau saw membaca,”Dan
barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka dia seolah-olah jatuh
dari langit lalu disambar burung, atau diterbangkan ke tempat yang jauh.’
Ruhnya pun
dikembalikan ke jasadnya dan datanglah dua malaikat mendudukannya seraya
bertanya,”Siapa Tuhanmu?’ maka dia menjawab,’a..a… aku tidak tahu.’ Keduanya
bertanya.’Apa agamamu?’ dia menjawab,’a…a…aku tidak tahu.’ Keduanya
bertanya,’Siapa laki-laki yang diutus kepadamu ini?’ dia menjawab,’a…a…aku
tidak tahu.’ Maka terdengar seruan dari langit.’ Karena pendustaan (nya) maka
hamparkanlah (suatu hamparan) dari neraka dan bukakan baginya suatu pintu
munuju neraka dan terasalah panas serta angin panasnya bagi orang itu dan dia
pun dihimpit oleh kuburnya sehingga hancur tulang-tulangnya.
Datanglah
seorang laki-laki yang berwajah buruk dengan pakaian yang bau busuk dan
mengatakan,”Bergembiralah kamu dihari yang buruk bagimu yang telah dijanjikan
ini.’ Orang itu
berkata,’Siapa kamu dengan wajahmu yang penuh dengan kajahatan.’ Dia menjawab,’Aku
adalah amal burukmu.’ Orang itu pun berkata,’Wahai Allah janganlah engkau
adakan kiamat.” (HR. Ahmad)
Hadits
diatas menjelaskan tentang keadaan ruh seseorang saat berpisah dari jasadnya
pada saat sakaratul maut. Kemudahan saat itu dialami oleh seorang yang beriman
sementara kesulitan yang luar biasa dialami oleh seorang yang kafir.
Hadits itu
pun menjelaskan bahwa ruh yang dibawa menuju langit setelah terlepas dari
jasadnya kemudian dikembalikan lagi ke jasadnya di bumi untuk merasakan fitnah
kubur, yaitu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh dua malaikat tentang
siapa tuhannya, nabi-Nya dan agamanya.
Seorang yang
beriman diberikan kemudahan didalam menjawab pertanyaan itu, sebagaimana janji
Allah swt kepadanya, firman-Nya :
يُثَبِّتُ اللّهُ الَّذِينَ آمَنُواْ بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ
الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللّهُ مَا
يَشَاء
Artinya :
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu
dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang
zalim dan memperbuat apa yang dia kehendaki.” (QS. Ibrahim : 27)
Sebaliknya
dengan keadaan seorang yang kafir, ia tidak sanggup menjawab semua pertanyaan
tersebut dikarenakan kekufurannya.
Syeikhul
Islam Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa hadits itu memberikan pengetahuan bahwa
ruh tetap ada setelah berpisah dari badannya berbeda dengan orang-orang sesat
dari kalangan ahli kalam. Ruh itu juga naik (ke langit) dan turun (darinya) berbeda
dengan orang-orang sesat dari kalangan ahli ilsafat. Serta ruh dikembalikan ke
badan lalu orang yang meninggal itu akan ditanya maka ia akan mendapatkan
nikmat atau adzab sebagaimana pertanyaan yang diajukan oleh malaikat penanya.
Didalam kubur itu amal shaleh atau buruknya akan mendatanginya dengan suatu
bentuk yang baik atau buruk.
Wallahu
A’lam
No comments:
Post a Comment