www.eramuslim.com
Jumat,
10 Okt 2008 13:34 Tidak diragukan lagi bahwa kejadian besar yang menimpa
umat Islam mendorong kita untuk selalu merenung tentang keadaan dan apa yang
menimpa mereka dari pergantian hari dan tipu daya malam.
Taujih Ustadz Mahdi
'Akif
Mursyid 'Aam Ikhwanul Muslimin
Mursyid 'Aam Ikhwanul Muslimin
Dengan nama Allah, Segala puji bagi Allah.
Shalawat dan salam bagi Rasulullah dan orang-orang yang mengikutinya, amma ba’du.
Tidak diragukan lagi bahwa kejadian besar
yang menimpa umat Islam mendorong kita untuk selalu merenung tentang keadaan
dan apa yang menimpa mereka dari pergantian hari dan tipu daya malam. Dulu,
mereka berpegang teguh pada agamanya. Merekalah umat yang luhur, dimana tentara
mereka dapat berdiri tegak di hadapan pasukan musuh yang melampaui batas, yang
terbesar pada masa itu.
Mereka mengatakan “Sesungguhnya Allah
mengutus kami untuk mengeluarkan umat ini dari penyembahan kepada hamba sahaya
menuju penyembahan kepada Allah Ta’ala yang satu. Mengeluarkan manusia dari
kezaliman berbagai agama kepada keadilan Islam. Membebaskan manusia dari
sempitnya dunia menuju luasnya dunia dan akhirat.”
Begitupun para penggantinya, pernah
menyampaikan dengan penuh percaya diri kepada awan yang berhembus di udara,
“Turunkanlah hujan sekehendakmu, maka pastilah curahanmu akan menimpaku.” Salah
satu pemimpinnya menceburkan kudanya ke lepas pantai, dimana berakhirlah satu
bidang bumi di hadapan matanya, lalu ia berkata, “Demi Allah, seandainya aku
tahu bahwa di belakangmu ada daratan dimana orang mengkafirkan Allah, pastilah
aku akan memeranginya di jalan Allah.”
Maka (seolah-olah) bumi dilipatkan untuk
mereka, semua kesulitan dimudahkan, dan tegaklah hukum keadilan dimana mereka
berada. Dan (saat itu) tidak ada orang merdeka yang diperbudak di tanah mereka,
juga tidak ada orang yang dizalimi. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam (pernah) berdiri
untuk jenazah orang Yahudi yang lewat di depan mereka seraya berkata, “Bukankan
ia juga manusia?”
Dan khalifah mereka, Al-Faruq, pernah
menyuruh seorang Nashrani dari mesir untuk meng-qishash anak dari gubernur
mereka seraya berkata, “Sesungguhnya, seorang anak tidak memukul kecuali dengan
kekuasaan ayahnya.” Kemudian beliau mengatakan sesuatu yang kekal (dalam
ingatan) hingga sekarang, “Ya ‘Amr, sejak kapan kamu memperbudak manusia,
sedangkan ibu-ibu mereka telah melahirkan mereka dalam keadaan merdeka?”
Peradaban yang
Manusiawi
Hampir berlalu satu atau dua generasi, hingga Islam menjadi sebuah ”butik peradaban” yang memiliki bangunan canggih. Di dalamnya menyatu berbagai penghasilan alam. Maka muncullah dari golongan ahli hadits Imam Bukhari, Muslim An-Nîsâbûrî, Abu Dawud as-Sajastanî, dan An-Nasai. Begitu juga Ibnu Hambali Al’Arabi Asy-Syibani. Dan dari golongan ahli tafsir diantaranya Ath-Thabari dan Qurthubi. Begitu juga Ibnu Katsir, Al-Arabi Al-Qurasyiyyi. Kemudian dari ilmu kedokteran dan filsafat diantaranya Ar-Raazi, Ash-Shaby, Ibnu Rusyd Al-Andalusy.
Hampir berlalu satu atau dua generasi, hingga Islam menjadi sebuah ”butik peradaban” yang memiliki bangunan canggih. Di dalamnya menyatu berbagai penghasilan alam. Maka muncullah dari golongan ahli hadits Imam Bukhari, Muslim An-Nîsâbûrî, Abu Dawud as-Sajastanî, dan An-Nasai. Begitu juga Ibnu Hambali Al’Arabi Asy-Syibani. Dan dari golongan ahli tafsir diantaranya Ath-Thabari dan Qurthubi. Begitu juga Ibnu Katsir, Al-Arabi Al-Qurasyiyyi. Kemudian dari ilmu kedokteran dan filsafat diantaranya Ar-Raazi, Ash-Shaby, Ibnu Rusyd Al-Andalusy.
Mereka mengangkat syi’ar: “Sesungguhnya orang yang paling mulia
di antara kamu adalah yang paling bertaqwa.” (QS. Al-Hujurat: 13). Mereka juga
mempunyai seruan: “Tidak ada keutamaan orang Arab atas orang asing kecuali
dengan ketaqwaan.”
Zaman silih berganti, dan setiap sesuatu kalau tidak sempurna pasti ada kekurangan. Faktor kelemahan menghinggapi umat Islam dari sisi internal, juga faktor tekanan yang terus menerus dari sisi eksternal. Dan bergoncanglah martabat Islam dalam diri umat ini dan pimpinannya. Tentaranya rapuh dan perlawanannya luluh serta musuh-musuh punya pengaruh dari segala sisi. Benarlah apa yang difirmankan Allah Ta’ala: “Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan melempar kamu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian niscaya kamu tidak akan beruntung selama-lamanya" (QS. Al-Kahfi: 20).
Zaman silih berganti, dan setiap sesuatu kalau tidak sempurna pasti ada kekurangan. Faktor kelemahan menghinggapi umat Islam dari sisi internal, juga faktor tekanan yang terus menerus dari sisi eksternal. Dan bergoncanglah martabat Islam dalam diri umat ini dan pimpinannya. Tentaranya rapuh dan perlawanannya luluh serta musuh-musuh punya pengaruh dari segala sisi. Benarlah apa yang difirmankan Allah Ta’ala: “Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan melempar kamu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian niscaya kamu tidak akan beruntung selama-lamanya" (QS. Al-Kahfi: 20).
Perang Salib
Penjajah bangsa barat kemudian menancapkan cakarnya, dari Turkistan timur, Filiphina dan Indonesia dari sisi sebelah timur sampai negeri Spanyol dari sisi barat. Dan dari Eropa tengah di sisi utara sampai Afrika di sisi selatan.
Penjajah bangsa barat kemudian menancapkan cakarnya, dari Turkistan timur, Filiphina dan Indonesia dari sisi sebelah timur sampai negeri Spanyol dari sisi barat. Dan dari Eropa tengah di sisi utara sampai Afrika di sisi selatan.
Semuanya dalam satu serangan yang
dilancarkan kepada mereka dan menewaskan jutaan kaum muslimin. Hasil-hasil bumi
mereka dirampas secara rapi dan budi pekerti anak bangsa mereka dihancurkan
dengan sengaja. Di antara mereka terdapat jarak antara sebab-sebab munculnya
kekuatan dan faktor-faktor kebangkitan.
Orang-orang dari pasukan Italia meneriakkan
seruan yang bergemuruh setelah menggempur Libia: “Wahai ibu, janganlah engkau
menangis, tapi tertawalah dan berharaplah, sungguh aku akan pergi ke Tripoli
dengan perasaan riang gembira. Aku akan tumpahkan darahku untuk membinasakan
umat! Untuk memerangi Islam dan aku akan memerangi dengan sepenuh kekuatanku
untuk menghancurkan al-Qur’an.”
Orang-orang dari pasukan Inggris
meneriakkan seruan seniornya, Gladiston yang mengatakan dengan penuh congkak:
“Wajib untuk menghilangkan al-Qur’an.” Mereka juga melihat pimpinannya, Lord
Lamby memasuki Al-Quds pada perang dunia pertama seraya berseru: “Hari ini
Perang Salib telah usai.” Jenderal Prancis, Ghoro menendang makam Shalahuddin
di Syiria, lalu mengatakan, “Kami datang kembali, wahai Shalahuddin.”
Setelah itu, warga dunia dikejutkan dengan
kejadian yang dilakukan Serbia dan Kroasia terhadap muslim Bosnia… lima puluh
ribu muslimah telah ternodai kehormatannya di hadapan mata dan telinga
orang-orang Eropa dan Amerika dan juga pasukan PBB. Mereka dihamili oleh
janin-janin anjing yang terlaknat! Sungguh tidak hanya mereka yang dicela dan
dibenci, seharusnya kita mencela diri kita sendiri dan kelemahan kita.
Bobroknya Peradaban
Barat
Kita tidak bersikap apriori dengan semua peradaban barat. Bahkan, kita mengakui apa-apa yang telah mereka persembahkan untuk kemajuan dunia dalam hal sains dan teknologi serta kebangkitan dalam ilmu pengetahuan, seni, politik dan sosial.
Kita tidak bersikap apriori dengan semua peradaban barat. Bahkan, kita mengakui apa-apa yang telah mereka persembahkan untuk kemajuan dunia dalam hal sains dan teknologi serta kebangkitan dalam ilmu pengetahuan, seni, politik dan sosial.
Bagaimana kita memungkiri itu semua,
padahal kita adalah anak dari sebuah peradaban dimana Al-Qur’an mengatakan: “Dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku
adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.” (QS. Al-Maidah:
8)
Akan tetapi, pada waktu yang bersamaan kita
membenci kelalaian, karena hal itu akan membuat kemurkaan Allah. Allah
berfirman: “Dan sesungguhnya
Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka
mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah)
dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat
(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”
(QS. Al-A’raf: 179). Kita benci, Allah melihat kita termasuk bagian dari
orang-orang yang lalai dimana mereka tidak mengenal musuh daripada teman.
Sungguh kita telah melihat benih-benih
permusuhan atas diri umat Islam berdiri tegak di atas pondasi yang kokoh. Kita
juga melihat hati-hati mereka terbakar oleh kedengkian, yang digerakkan oleh
dongeng-dongeng sesat. Mereka jadikan dongeng itu sebagai agama hingga salah
seorang senior mereka mengatakan, sesungguhnya Tuhan telah menurunkan wahyu
untuk menggempur Irak dan merobohkan sistem peradilannya. Mereka mengatakan
dengan lantang bahwa perang terhadap umat Islam adalah perang salib.
Kita telah mengetahui dengan
sebenar-benarnya bahwa peradaban Eropa dan Amerika tidak ada kaitannya dengan
agama masehi yang dibawa oleh Utusan Allah, Nabi Isa ‘Alaihis Salam.
Agama ini berdiri atas dasar toleransi dan
cinta kasih. Kita sepakat apa yang pernah dikatakan Welez, pengarang kitab ‘Ma’alim fi Tarikh al-Insaniyyah
(Petunjuk-petunjuk dalam Sejarah Manusia), penulis mengatakan: “Sesungguhnya
bangsa Eropa telah terbiasa sejak lama menjadikan ajaran-ajaran Yesus Sang
Penyelamat sebagai penghalang yang kuat.
Sejak Eropa masuk ke dalam era kebangkitan,
mereka memutuskan untuk menjadikan agama dan gereja dalam kehidupan mereka
tempat yang sejauh-jauhnya. Mereka memisahkan agama dari kehidupan dunia. Akan
tetapi kita mendapatkan sekarang, agama menjadi tunduk kepada hawa nafsu mereka
dalam kecongkakan dan keterpaksaan, seperti yang kita lihat. Mereka jadikan
agama palsu itu lebih buruk dari apa yang diperkirakan yaitu kefanatikan yang
terkutuk, dimana mereka tidak mengindahkan ajaran-ajaran langit lagi.
Kita mengetahui bahwa di barat banyak
cendikiawan. Mereka tidak rela apa-apa yang berubah dari alam ini karena
pengaruh peradaban mereka. Permusuhan ini membuat perasaan mereka tidak dapat
tidur di alam ini, karena ulah siasat mereka.
Sesungguhnya 94 persen penghasilan dunia
datang dari negara industri mereka dan 75 persen investasi dunia mengarah ke
negara-negara mereka. Kekayaan alam berada pada segelintir orang-orang kaya.
Dua ratus orang di negara mereka memiliki harta sebanyak 1 Milyar Dollar,
sedangkan 582 juta orang di 43 negara-negara berkembang hanya memiliki 146 juta
Dollar.
Satu juta orang yang hidup di negara-negara berkembang tidak memiliki cadangan air minum yang baik dan 43 juta manusia mengidap penyakit aids, buah dari eksperimen mereka.
Satu juta orang yang hidup di negara-negara berkembang tidak memiliki cadangan air minum yang baik dan 43 juta manusia mengidap penyakit aids, buah dari eksperimen mereka.
Mereka mengeluarkan kekayaan alam untuk
pembuatan senjata dan hal-hal lain yang berlebihan. Disamping itu, terdapat 73
juta penduduk arab hidup berada di bawah garis kemiskinan dan 15 juta orang
pengangguran.
Apakah ini semua hasil dari peradaban
mereka yang sekarang memimpin dunia, yang bisa membuat hidup ini abadi? Atau
hal tersebut merupakan peringatan akan sebuah kehancuran bila tidak mengikuti
pendapat para cendikiawan? Perhatikanlah, kehancuran Barat sudah di depan mata.
Makna Kemajuan
Peradaban
Peradaban bukan sekadar kemajuan dari segi materi saja, akan tetapi ia adalah kemajuan dari segi materi yang berdiri berlandaskan asas-asas keruhanian dan akhlak yang luhur, serta nilai kemanusiaan yang agung.
Peradaban bukan sekadar kemajuan dari segi materi saja, akan tetapi ia adalah kemajuan dari segi materi yang berdiri berlandaskan asas-asas keruhanian dan akhlak yang luhur, serta nilai kemanusiaan yang agung.
Peradaban bukan terbatas pada perkembangan
kota saja, akan tetapi merupakan sebuah anugerah umat dari segala sisi, baik
materi maupun etika. Dan nilainya dilihat dari kebaikan manusia yang ada.
Benar apa yang difirmankan Allah Ta’ala
kepada umat Islam: “Kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia” (QS. Ali
Imran: 110) dan firman Allah: “Adapun
buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang
memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi" (QS. Ar-Ra’du: 17).
Wahai Umat Islam!
Sesungguhnya putera-puteri kalian dituntut untuk memikirkan masalah ini lebih dari yang pernah dilakukan pada masa lalu. Mereka harus mengetahui kebutuhan manusia dan urgensi misi dakwah yang mereka emban serta peradaban yang mereka agungkan. Sesungguhnya semangat tinggi yang digelorakan pemuda-pemuda kita di hadapan agresi Barat dan Zionis-AS akan membangkitkan umat ini dari tidur panjangnya dan memperingatkan mereka dari tipu daya dan bualannya.
Sesungguhnya putera-puteri kalian dituntut untuk memikirkan masalah ini lebih dari yang pernah dilakukan pada masa lalu. Mereka harus mengetahui kebutuhan manusia dan urgensi misi dakwah yang mereka emban serta peradaban yang mereka agungkan. Sesungguhnya semangat tinggi yang digelorakan pemuda-pemuda kita di hadapan agresi Barat dan Zionis-AS akan membangkitkan umat ini dari tidur panjangnya dan memperingatkan mereka dari tipu daya dan bualannya.
Sesungguhnya kita berada pada puncak
sejarah yang dapat melumpuhkan peradaban yang penuh paksaan, perbudakan,
kezaliman dan kecongkakan untuk memberikan tempat bagi peradaban yang lebih
adil dan manusiawi.
Allah Ta’ala berfirman: “Dan Allah berkuasa terhadap
urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya". (QS.
Yusuf: 21)
Shalawat dan salam Allah serta keberkahan
atas diri Nabi Muhammad dan keluarganya serta sahabatnya. Segala puji bagi
Allah Tuhan semesta alam.
No comments:
Post a Comment