www.eramuslim.com
Jumat, 31/07/2009 11:00 WIB
Assalamu'alaikum wr.wb.
Ustadz, saya ingin bertanya mengenai kisah
Nabi Zakaria dan Nabi Yahya. Semoga Allah memberi saya hidayah melalui jawaban
Ustadz.
Saya pernah membaca mengenai akhir hidup
Nabi Zakaria dan Nabi Yahya yang menurut saya sangat tragis. Nabi Zakaria yang
bersembunyi di dalam pohon mati digergaji. Sedangkan Nabi Yahya mati dipenggal
kepalanya. Pertanyaan saya:
1. Benarkah kisah mengenai akhir hidup
kedua Nabi tersebut?
2. Jika benar seperti itu, apakah hikmah
dari Allah dalam kisah akhir hidup/perjuangan Nabi Zakaria dan Nabi Yahya
(maksud saya: dalam pemahaman saya yang awan dalam bidang agama ini, akhir
kisah perjuangan Nabi Zakaria dan Nabi Yahya yang sangat tragis tersebut
kontras sekali dengan -misalnya- akhir kisah perjuangan:
- Nabi Nuh ( diselamatkan oleh Allah dari
kezaliman umatnya yang durhaka dengan dihancurkannya umat yang durhaka tersebut
melalui banjir besar)
- Nabi Ibrahim (diselamatkan oleh Allah
dari hukuman dibakar hidup-hidup oleh Raja Namrud)
- Nabi Musa (diselamatkan oleh Allah dari
kejaran Firaun dengan terbelahnya Laut Merah)
- Nabi Daud (diselamatkan oleh Allah dari
kekejaman Jalut/Goliath)
- Nabi Yusuf (diselamatkan oleh Allah dari
kezaliman/iri hati saudara-saudaranya bahkan akhirnya saudara-saudaranya
menghormat kepada beliau)
- Nabi Isa (diselamatkan oleh Allah dari
penyaliban)
- Nabi Muhammad SAW (diselamatkan oleh
Allah dari kebiadaban kafir Quraisy dan Yahudi Madinah bahkan akhirnya berhasil
kembali ke Mekkah dengan kemenangan)
Bahkan selain kisah para Nabi yang
diselamatkan oleh Allah sebagaimana saya sebutkan di atas, ada pula kisah
Ashabul Kahfi (diselamatkan oleh Allah dengan ditidurkan/disembunyikan dalam
gua)
Saya mengimani bahwa Allah Yang Maha Kuasa
dan Penolong akan dengan mudahnya menyelamatkan Nabi Zakaria dan Nabi Yahya
sehingga beliau berdua dapat terselamatkan dari kezaliman umatnya. Saya juga
mengimani bahwa Allah Yang Maha Tahu juga mempunyai rahasia dan hikmah dalam setiap
peristiwa di dunia ini termasuk kisah akhir hidup kedua Nabi tersebut. Itulah
yang ingin saya tanyakan kepada Ustadz mengenai hal tersebut : Rahasia atau
Hikmah apakah dalam kisah akhir hidup Nabi Zakaria dan Nabi Yahya tersebut
sehingga pertolongan Allah "tidak tampak secara kasat mata"
dibandingkan kisah para Nabi lain +Ashabul Kahfi? (Saya yakin pertolongan Allah
pasti ada untuk Nabi Zakaria dan Nabi Yahya, tapi saya belum dapat
memahami bagaimana bentuk pertolongan Allah untuk kedua nabi tersebut).
Terima kasih untuk perhatian dan jawaban
Ustadz
Wassalamu'alaikum wr.wb.
SIP
Jawab
Waalaikumussalam Wr Wb
Allah swt memerintahkan Rasulullah saw
untuk menceritakan tentang Zakaria kepada manusia termasuk kisah ketika dirinya
dikaruniai seorang anak laki-laki pada usianya yang sudah lenjut sementara
istrinya adalah seorang wanita tua yang mandul dengan maksud agar manusia tidak
pernah berputus asa terhadap karunia dan rahmat Allah swt, sebagaimana
firman-Nya :
ذِكْرُ رَحْمَةِ رَبِّكَ عَبْدَهُ زَكَرِيَّا ﴿٢﴾
إِذْ نَادَى رَبَّهُ نِدَاء خَفِيًّا ﴿٣﴾
إِذْ نَادَى رَبَّهُ نِدَاء خَفِيًّا ﴿٣﴾
Artinya : “(yang dibacakan Ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria, Yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.” (QS. Maryam : 2 – 3)
Sebagian salaf mengatakan bahwa Zakaria
bangun pada saat malam hari lalu berdoa kepada Tuhannya dengan diam-diam tanpa
diketahui banyak orang dan berdoa,”Wahai Robb, wahai Robb, wahai Robb” Allah
berkata,”labbaik, labbaik, labbaik.” Zakaria mengatakan, "Sesungguhnya
tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban.” (QS. Maryam 4)
Firman Allah swt :
$!
$!
يَا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ اسْمُهُ يَحْيَى لَمْ نَجْعَل
لَّهُ مِن قَبْلُ سَمِيًّا
Artinya : “Hai Zakaria, Sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan Dia.” (QS. Maryam : 7) ayat ini ditasirkan oleh firman Allah swt yang lain :
Artinya : “Kemudian malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang nabi termasuk keturunan orang-orang saleh". (QS. Al Imron : 7)
Keshalehan Nabi Yahya ini sudah terlihat
sejak maa anak-anak, Abdullah bin al Mubarok mengatakan : Ma’mar mengatakan
bahwa suatu ketika ada seorang anak yang mengatakan kepada Yahya bin
Zakaria,”Mari kita bermain bersama.” Lalu Yahya menjawab,”Sesunguhnya kita
diciptakan bukan untuk bermain.”, ada yang mengatakan bahwa ini adalah maksud
dari firman Allah swt :
(
(
يَا يَحْيَى خُذِ الْكِتَابَ بِقُوَّةٍ وَآتَيْنَاهُ الْحُكْمَ صَبِيًّا
Artinya : “Dan kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak.” (QS. Maryam : 12)
Ibnu Katsir juga menyebutkan riwayat dari
Qotadah bahwa al Hasan berkata bahwa ketika Isa dan Yahya bertemu lalu Isa
berkata kepada Yahya,”Mohonkanlah ampunan (kepada Allah) untukku sesungguhnya
engkau lebih baik dariku.” Yahya berkata,” ,”Mohonkanlah ampunan (kepada Allah)
untukku sesungguhnya engkau lebih baik dariku.” Lalu Isa pun mengatakan kepadanya
lagi,”Engkau lebih baik dariku, aku memberikan salam kepada diriku sendiri
sementara Allah memberikan salam kepadamu.” Dan Allah pun memberikan keutamaan
kepada mereka berdua.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Abbas
bahwa Rasulullah saw bersabda,”Tidaklah seorang anak Adam kecuali dia akan
melakukan sebuah kesalahan atau berkeinginan untuk melakukan kesalahan namun
tidak pada diri Yahya bin Zakaria..”
Sedangkan tentang kematian ayahnya, Nabi
Zakaria, maka terjadi perbedaan riwayat dari Wahab bin Munbih : Apakah Nabi
Zakaria mati secara wajar ataukah ia dibunuh? , terdapat dua riwayat.
Abdul Mun’im meriwayatkan dari Idris bin
Sinan dari ayahnya dari Wahab bin Munbih mengatakan bahwa Zakaria lari dari
kaumnya lalu masuk ke sebuah pohon, lalu mereka pun mendatanginya dan
menggergaji pohon itu. Tatkala gergaji itu mengenai otot-ototnya dan ia pun
merintih lalu Allah mewahyukan kepadanya,”Jika rintihanmu tidak mereda pasti
aku akan jungkalkan bumi dan apa-apa yang ada diatasnya maka Zakaria pun
menghentikan rintihannya sehingga dirinya terpotong dua”, ini diriwayatkan
didalam hadits yang marfu’. Namun terdapat riwayat Ishaq bin Basyar dari Idris
bin Sinan dari Wahab bahwa dia mengatakan bahwa orang yang terbelah didalam
pohon itu adalah Sya’ya , adapun Zakaria meninggal secara wajar, wallahu A’lam.
Sedangkan tentang pembunuhan putranya,
Yahya, mereka banyak menyebutkan sebab-sebabnya sementara yang paling masyhur
menurut Ibnu Katsir adalah bahwa sebagian raja di Damaskus pada zaman itu ingin
menikahi wanita-wanita yang menjadi mahram mereka atau wanita-wanita yang tidak
halal untuk mereka nikahi. Hal ini mendapat penentangan dari Yahya as.
Sehingga terdapat seorang wanita yang
meminta kepada seorang raja yang menyukainya agar memberikan hadiah kepadanya
darah Yahya. Lalu dikirimlah seseorang untuk membunuh Yahya serta membawakan
kepala dan darahnya diatas sebuah nampan kehadapan wanita itu.
Namun demikian, ada pula yang mengatakan
bahwa cerita pembunuhan Nabi Yahya tersebut bersumber dari israiliyat yang tidak
pernah disebutkan didalam Al Qur’an maupun sunnah-sunnahnya bahkan bertentangan
dengan firman Allah swt :
Artinya : “Keselamatan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.” (QS. Maryam)
Artinya : “Keselamatan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.” (QS. Maryam)
Mereka juga merujuk kepada pengertian dari
kata salam (keselamatan) disitu termasuk diselamatkannya dari kematian yang
tidak menyenangkan.
Al Qodhi, ketika menjelaskan firman-Nya :
وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدتُّ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ
حَيًّا
Artinya : “(Isa berkata) Dan keselamatan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari Aku dilahirkan, pada hari Aku meninggal dan pada hari Aku dibangkitkan hidup kembali".(QS. Maryam : 33), bahwa kata salam merupakan ungkapan yang memberikan keamanan, seperti keamanan didalam berbagai kenikmatan dan dihindarkannya dari hal-hal yang tidak menyenangkan (merusak). Seakan-akan dia (Isa as) bertanya kepada Tuhannya dan meminta dari-Nya tentang Apa yang diberitakan Allah swt terhadap Yahya.
Dan pastinya para nabi akan mendapat
pengabulan doa, dan ada tiga keadaan terbesar manusia yang membutuhkan
keselamatan, yaitu : hari kelahiran, hari kematian dan hari kebangkitan. Ketiga
keadaan tersebut membutuhkan keselamatan dan terkumpulnya kebahagiaan dari
Allah swt agar terlindungi dari berbagai rasa sakit dan hal-hal yang mengerikan
dalam setiap keadaan itu. (Tafsir ar Rozi juz III hal 303)
Dengan begitu, mereka berpendapat bahwa
pembunuhan yang dialami Nabi Yahya adalah sesuatu yang mustahil, karena Yahya
adalah seorang Nabi yang dijaga dan dilindungi Allah swt dan berita tersebut
adalah berasal dari israiliyat dan sebagaimana kebiasaan orang-orang israil
adalah ingin merendahkan dan mengecilkan para nabi Allah swt.
Namun demikian yang pasti bahwa didalam
kisah-kisah para Nabi dengan segala keunikan dan kesabaran mereka
semua—termasuk kisah Nabi Zakaria dan Yahya—didalam memikul beban kenabian
sebagai pelita umat-umatnya ada banyak pelajaran yang bisa diambil oleh
manusia, sebagaimana firman Allah swt :
Atinya : “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS. Yusuf : 111)
Atinya : “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS. Yusuf : 111)
Diantara hikmah dan pelajaran yang bisa
diambil dari mereka adalah kesabaran mereka dalam mengemban amanah risalah dan
da’wah, kesabaran terhadap perlakuan buruk kaumnya ketika mendengar da’wah
mereka, kesabaran untuk tidak tergoda oleh berbagai tarikan-tarikan dunia yang
dapat menyimpangkan mereka dari jalan risalah dan da’wah serta sifat-sifat
mulia lainnya yang ada didalam diri orang-orang mulia itu.
Tentunya Allah swt juga senantiasa
memberikan pertolongan dan bantuan-Nya kepada mereka semua ketika mendapatkan
kesulitan didalam menyampaikan risalah-risalah-Nya yang hal itu sudah menjadi
janji-Nya kepada mereka sebagaimana firman-Nya :
$
Artinya : “Sesungguhnya kami menolong rasul-rasul kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat).” (QS. Ghofir : 51 – 52)
$
Artinya : “Sesungguhnya kami menolong rasul-rasul kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat).” (QS. Ghofir : 51 – 52)
Bagaimana Allah menolong para Rasul dan
Nabi-Nya serta orang-orang yang bersamanya? tentunya Allah swt lebih mengetahui
hal ini, karena ditangan-Nya lah segala kebaikan dan Dia-lah Yang Maha
Mengetahui dan Maha Bijaksana. Sementara manusia hanya dituntut untuk bisa
mengambil pelajaran dari kisah-kisah kepahlawanan mereka dan menghiasi
kehidupannya dengan itu semua.
Wallahu A’lam
No comments:
Post a Comment