Wednesday 10 April 2013

Malam-malam Indah Bersama Allah


Pengajian Syeikh Abdul Wahab Asy-Sya’raniDiantara akhlak para sufi adalah sangat tekun beribadah siang dan malam, baik laki-laki dan perempuan, serta senantiasa rajin bangun malam terutama pada musim dingin. Namun demikian mereka berusaha tidak diketahui orang lain, dan tidak merasa sebagai kewajiban Allah swt. Namun semata sebagai karunia yang tidak mungkin cukup hanya syukur kepada-Nya yang akan diurai dalam kitab ini secara panjang lebar.Rasulullah saw. pernah bersabda: "Allah menyayangi kaum, yang menurut mata khayalak adalah orang yang sakit padahal mereka bukanlah orang-orang sakit." Hasan r.a. mengatakan, bahwa mereka dikira sakit karena terlalu banyak beribadah, mereka melakukan amal-amal kebaikan namun takut tidak diterima. Hasan Basri berkata: "Aku pernah berjumpa beberapa kaum sufi dan menemani beberapa kelompok orang yang tidak gembira urusan sukses dan tidak bersedih atas sesuatu gagal.

Sebab itu semua di mata mereka tidak lebih dari sekedar ibarat debu yang mereka injak setiap hari. Bahkan diantara mereka selama hidupnya tidak pernah memikirkan pakaian dan tidak pula pernah meminta salah seorang anggota keluarganya membuatkan untuk dirinya makanan, tidak pula menggunakan alas saat tidur. Bilamana malam tiba mereka bangun untuk beribadah dan mengamalkan kandungan Al-Qur'an dan Sunnah Nabi saw. bermunajat kepada Allah swt. karena cucuran air mata mereka begitu banyak sehingga orang yang melihat akan mengira bahwa itu bekas air wudhu."Sekelompok orang pernah datang menemui Umar bin Abdul Azis untuk membesuknya ketika ia sedang sakit. Mereka melihat ia dalam keadaan seperti yang kami lihat sekarang?Ia menjawab: "Kesedihan dan kedukaan yang timbul dari rasa takut pada perhitungan neraca amal dan nasib buruk!"Ketika Mansur bin Mu'tamir meninggal dunia seorang laki-laki bertanya kepada ibunya, apa yang dilakukan oleh putranya (Mansur). Ia menjawab: "Sesungguhnya Mansur adalah orang yang senantiasa berpuasa dan tidak berbuka melainkan di hadapan Tuhannya Azza wa-Jalla."

Pernah salah seorang anak putri tetangganya melihatnya selalu berdiri di lantai atas rumahnya pada waktu malam. Ia mengira bahwa itu adalah tiang karena begitu lama berdiri. Ketika meninggal dunia ia merasa heran sesuatu yang dikira tiang itu tidak ada lalu menanyakan kepada keluarga Mansur: "Apa yang terjadi dengan tiang yang ada di lantai atas rumah kalian?" Mereka menjawab: "Telah menghadap kepada Tuhan-Nya!" Ia terheran-heran, lalu bertanya lagi: "Bagaimana itu bisa terjadi?" Mereka menjawab: "Di lantai atas rumah kami tidak ada tiang melainkan yang ada adalah Mansur yang senantiasa shalat sepanjang malam!"Imam Ahmad bin Hanbal r.a. senantiasa mengingat kehidupan Zuhud Mansur dan menangis hingga janggutnya basah.

Daud ath-Tha'i tidak berhenti ibadah siang malam hingga tidak ada waktu baginya makan dan minum. Ia hanya makan sawik (makanan kasar dari gandum) dan potongan roti, seraya berkata: "Antara mengunyah hingga menelannya membaca ayat ini dan itu". Suatu hari seorang laki-laki datang menemuinya. Ia melihat di atas atap rumahnya ada pelepah kurma terbelah lalu memberitahukan kepadanya. Tetapi ia menjawab: "Demi Allah swt, saudaraku, aku tinggal di rumah ini selama dua puluh tahun belum pernah mengangkat kepalaku ke atap karena malu kepada Allah swt".

Orang yang mengaji pada Ahmad bin Razin tidak pernah melihat ia menoleh ke kanan atau ke kiri hingga mereka menanyakan hal itu kepadanya. Ia menjawab: "Allah menciptakan kedua mata tidak lain agar Allah swt mengambil pelajaran maka ditulis atasnya satu kesalahan". Istri Masruq pernah berkata: "Demi Allah setiap kali Masruq selesai beribadah malam, pada pagi harinya kedua kakinya selalu bengkak karena begitu lama berdiri.
Malam-malam Indah Bersama Allah (1)           
           
Aku pernah duduk dibelakangnya dan menangis karena kasihan kepadanya apabila ia lelah karena malam begitu panjang untuk beribadah maka ia shalat dengan duduk, karena tidak ingin meninggalkan shalat. Bilamana telah selesai shalat, ia kemudian meringkuk seperti ringkukan unta yang lemah.

Abu Darda' r.a. berkata: "Seandainya bukan karena dahaga tengah hari dan bangun malam tentu aku tidak ingin berdiam di alam ini". Al-Aswad bin Zaid berpuasa di hari terik panas hingga tubuhnya pucat pasi dan melakukan shalat hingga terjatuh kelelahan.

Suatu hari orang-orang berkata kepada Aqamah bin Qais: "Hingga kapan Anda menyiksa tubuh ini'?" Ia menjawab: "Aku hanya menginginkan kemuliaannya esok". Ali bin Ziyad berpuasa hingga pucat pasi tubuhnya dan mengerjakan shalat hingga terjatuh karena lelah. Suatu kali ia ditemui Hasan Basri dan Malik bin Dinar, kemudian mereka berkata kepadanya: "Sesungguhnya Allah tidak menyuruhmu hingga demikian". Tetapi ia menjawab: "Sesungguhnya aku hanyalah hamba sahaya. Demi Allah swt. seandainya sepanjang usiaku aku gunakan untuk sujud di atas bara api, bahkan sejak diciptakan bumi hingga hari kiamat, aku belum menunaikan syukur atas kesehatan satu saat atau seteguk minuman yang Allah swt. berikan kepadaku".

Malik bin Dinar setiap hari melakukan shalat seribu rakaat hingga kedua kakinya sakit, lalu shalat lima ratus rakaat dengan berdiri dan lima ratus rakaat lainya duduk. Ali bin Fudhail tidak sanggup membaca surat al-Qari'ah dan tidak pula sanggup mendengarkan orang lain membacanya. Suatu kali sengaja dibacanya surat itu pada shalat maghrib oleh seseorang sehingga ia jatuh pingsan selama tiga hari tiga malam tidak sadarkan diri. Daud ath-Tha'i suatu kali ditanya: "Apakah Anda tidak merapikan janggut Anda. Sesungguhnya janggut Anda telah kumal?" Ia menjawab: "Kalau begitu, berarti aku benar-benar tidak punya kegiatan!"

Uwais al-Qarni mengisi sepanjang malam dengan satu sujud. Ketika Utbah al-Ghulam telah bertaubat ia kemudian tidak menyisihkan waktu khusus untuk makan dan minum. Lalu ibunya berkata: "Tidakkah kamu menyayangi dirimu. wahai anakku?" Ia menjawab: "Biarkanlah aku ibu, aku bersusah payah selama hidup yang singkat ini untuk menyambut hari panjang." Ketika Masruq menunaikan haji, ia selama dalam perjalanan tidak tidur sama sekali untuk bersujud. Abduljah bin Hijal berkata: "Aku berharap kepada Allah swt tidak melihat suatu malam aku tidur dan suatu siang aku tidak berpuasa."Abdullah bin Daud berkata: "Kami pernah menjumpai orang-orang yang mana apabila malam tiba diantara mereka menggunakan sebagian malam untuk shalat dan bilamana usia mereka telah mencapai umur empat puluh tahun, mereka menggujungi kasur tidurnya hingga meninggal dunia.Kahmasy bin al-Husain shalat setiap harinya seribu rakaat. Apabila telah mengalami kelelahan ia berkata kepada dirinya sendiri: "Bangunlah wahai tempat segala keburukan." Setelah tidak mampu lagi ia melakukan shalat lima ratus rakaat kemudian menangis seraya berkata: "Betapa rugiku telah berkurang setengah ibadahku!" Putri Rabi' bin Khaitsam bertanya kepada ayahnya: "Ayah, betapa aku melihat orang-orang tidur sedangkan ayah tidak!" Ia menjawab: "Karena ayahmu takut mati saat tidurnya lalu masuk neraka."

Ketika Malik bin Dinar melakukan perjalanan untuk mengunjungi Uwais al-Qarni, ia masuk menemuinya setelah shalat subuh. Ia menjumpainya sedang duduk. Ia memberi salam dan dijawab dengan salam pula. Tetapi ia tidak berbicara hingga waktu dzuhur. Lalu shalat dzuhur dan tidak berbicara hingga waktu ashar. Lalu shalat ashar dan tidak berbicara hingga maghrib. Lalu shalat maghrib dan tidak berbicara hingga waktu isya. Lalu ia tidak berbicara hingga waktu subuh. Setelah shalat subuh ia tertidur dalam keadaan duduk, lalu terbangun kaget seraya mengucapkan: "Allahumma, sesungguhnya hamba berlindung kepada Engkau dari mata yang banyak tidur dan dari perut yang tidak pernah kenyang." Malik kemudian berkata dalam hatinya bahwa apa yang ia saksikan itu cukup memberi bukti tentang keadaan hidup Uwais. Kemudian Malik pulang tanpa dapat mengajak Uwais berbicara.

Suatu kali seorang laki-laki melihat Uwais lalu bertanya: "Mengapa aku melihatmu tampak sakit sepanjang tahun'?" Ia menjawab: "Bagaimana Uwais tidak sakit, sementara orang yang sakit saja makan apalagi Uwais tidak makan, orang yang sakit saja tidur apalagi Uwais tidak tidur!" Kemudian berkata: "Mengherankan sekali orang yang mengetahui bahwa syurga indah menawan ada di atasnya sedangkan neraka menyala-nyala ada di bawahnya, bagaimana orang yang ada diantara keduanya tidur?

Seorang laki-laki datang menemui Ibrahim bin Adham, lalu ia melihatnya telah shalat isya'. Laki-laki itu duduk memperhatikannya hingga fajar menyingsing, Ibrahim bangun untuk shalat, laki-laki itu bertanya heran: "Mengapa Anda shalat, padahal baru saja bangun tidur?! Ia. menjawab: "Aku tidak tidur, melainkan aku berjalan keliling di sekitar neraka melihat siksaan penghuninya. Bagaima aku bisa tidur?!"Tsabit al-Banani berkata: "Kami pernah menjumpai orang-orang yang shaleh, seorang diantara mereka melakukan shalat lalu tidak mendatangi kasurnya, kecuali merangkak karena kelelahan.
Malam-malam Indah Bersama Allah (1)           
           
Amir bin Abdullah melakuan puasa sepanjang tahun dan bangun malam untuk beribadah tanpa tidur. Ketika ditanya mengapa ia melakukan demikian, ia menjawab, "Tidak lain yang demikian itu aku jadikan makan siang hingga malam dan tidur malam hingga siang. Yang demikian bukanlah suatu perkara yang besar".Fudhail bin Iyadh berkata bahwa para sahabat Nabi di pagi hari terlihat kusut masam karena di malam hari sibuk bersujud diantara kaki dan kening mereka.

Apabila Allah swt disebut, mereka bergoyang seperti gerakan pohon yang tertiup angin dan mata mereka mencucurkan air mata hingga nyaris seperti bekas air wudhu'. Di waktu pagi mereka menggunakan celak (kukhul) dimata mereka, sehingga tampak seolah di malam harinya cukup tidur. Muslim al-Khauani pernah meletakkan di atas tempat shalat tahajudnya cemeti agar setiap kali ia menyentuh ia dapat mencambuk dirinya sendiri seraya berkata "Bangunlah untuk menyembah Tuhanmu.

Demi Allah swt sungguh aku akan mengekangnya kuat-kuat agar kebosanan ada padamu, bukan padaku. Sungguh kamu lebih patut dicambuk daripada binatang tunggangan karena kebanyakan tuntutanmu!".Dhaigham al-Abid beribadah dengan berdiri hingga tidak mampu berdiri. lalu beribadah dengan duduk hingga tak mampu dengan duduk, lalu beribadah dengan berbaring hingga meninggal dunia.Abu Hazim berkata bahwa ia pernah melihat suatu kaum yang beribadah sampai tidak memungkinkan menambah karena banyaknya. Bilamana musim dingin tiba, ia melakukan shalat tahajud di lantai atas yang demikian ia terus lakukan hingga meninggal dalam keadaan sujud".

Qasim bin Muhammad berkata: "Aku melihat Ummul Mu'minin Aisyah r.a shalat dhuha mengulang-ulang bacaaan Firman Allah swt. " Maka Allah swt memberi karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka." (At Tur: 27.) Hingga hampir siang, Ia terus menangis. (Bersambung...)

No comments:

Post a Comment