Pengajian Syeikh
Abdul Wahab Asy-Sya’raniDiantara akhlak para sufi adalah sangat tekun beribadah
siang dan malam, baik laki-laki dan perempuan, serta senantiasa rajin bangun
malam terutama pada musim dingin. Namun demikian mereka berusaha tidak
diketahui orang lain, dan tidak merasa sebagai kewajiban Allah swt. Namun
semata sebagai karunia yang tidak mungkin cukup hanya syukur kepada-Nya yang
akan diurai dalam kitab ini secara panjang lebar.Rasulullah saw. pernah bersabda:
"Allah menyayangi kaum, yang menurut mata khayalak adalah orang yang sakit
padahal mereka bukanlah orang-orang sakit." Hasan r.a. mengatakan, bahwa
mereka dikira sakit karena terlalu banyak beribadah, mereka melakukan amal-amal
kebaikan namun takut tidak diterima. Hasan Basri berkata: "Aku pernah
berjumpa beberapa kaum sufi dan menemani beberapa kelompok orang yang tidak
gembira urusan sukses dan tidak bersedih atas sesuatu gagal.
Sebab itu semua
di mata mereka tidak lebih dari sekedar ibarat debu yang mereka injak setiap
hari. Bahkan diantara mereka selama hidupnya tidak pernah memikirkan pakaian
dan tidak pula pernah meminta salah seorang anggota keluarganya membuatkan
untuk dirinya makanan, tidak pula menggunakan alas saat tidur. Bilamana malam
tiba mereka bangun untuk beribadah dan mengamalkan kandungan Al-Qur'an dan
Sunnah Nabi saw. bermunajat kepada Allah swt. karena cucuran air mata mereka
begitu banyak sehingga orang yang melihat akan mengira bahwa itu bekas air
wudhu."Sekelompok orang pernah datang menemui Umar bin Abdul Azis untuk
membesuknya ketika ia sedang sakit. Mereka melihat ia dalam keadaan seperti
yang kami lihat sekarang?Ia menjawab: "Kesedihan dan kedukaan yang timbul
dari rasa takut pada perhitungan neraca amal dan nasib buruk!"Ketika
Mansur bin Mu'tamir meninggal dunia seorang laki-laki bertanya kepada ibunya,
apa yang dilakukan oleh putranya (Mansur). Ia menjawab: "Sesungguhnya
Mansur adalah orang yang senantiasa berpuasa dan tidak berbuka melainkan di
hadapan Tuhannya Azza wa-Jalla."
Pernah salah seorang anak putri tetangganya melihatnya
selalu berdiri di lantai atas rumahnya pada waktu malam. Ia mengira bahwa itu adalah tiang karena begitu
lama berdiri. Ketika meninggal dunia ia merasa heran sesuatu yang dikira tiang
itu tidak ada lalu menanyakan kepada keluarga Mansur: "Apa yang terjadi
dengan tiang yang ada di lantai atas rumah kalian?" Mereka menjawab:
"Telah menghadap kepada Tuhan-Nya!" Ia terheran-heran, lalu bertanya
lagi: "Bagaimana itu bisa terjadi?" Mereka menjawab: "Di lantai
atas rumah kami tidak ada tiang melainkan yang ada adalah Mansur yang
senantiasa shalat sepanjang malam!"Imam Ahmad bin Hanbal r.a. senantiasa
mengingat kehidupan Zuhud Mansur dan menangis hingga janggutnya basah.
Daud ath-Tha'i
tidak berhenti ibadah siang malam hingga tidak ada waktu baginya makan dan
minum. Ia hanya makan sawik (makanan kasar dari gandum) dan potongan roti,
seraya berkata: "Antara mengunyah hingga menelannya membaca ayat ini dan
itu". Suatu hari seorang laki-laki datang menemuinya. Ia melihat di atas
atap rumahnya ada pelepah kurma terbelah lalu memberitahukan kepadanya. Tetapi
ia menjawab: "Demi Allah swt, saudaraku, aku tinggal di rumah ini selama
dua puluh tahun belum pernah mengangkat kepalaku ke atap karena malu kepada Allah
swt".
Orang yang
mengaji pada Ahmad bin Razin tidak pernah melihat ia menoleh ke kanan atau ke
kiri hingga mereka menanyakan hal itu kepadanya. Ia menjawab: "Allah
menciptakan kedua mata tidak lain agar Allah swt mengambil pelajaran maka
ditulis atasnya satu kesalahan". Istri Masruq pernah berkata: "Demi
Allah setiap kali Masruq selesai beribadah malam, pada pagi harinya kedua
kakinya selalu bengkak karena begitu lama berdiri.
Malam-malam Indah
Bersama Allah (1)
Aku pernah duduk
dibelakangnya dan menangis karena kasihan kepadanya apabila ia lelah karena
malam begitu panjang untuk beribadah maka ia shalat dengan duduk, karena tidak
ingin meninggalkan shalat. Bilamana telah selesai shalat, ia kemudian meringkuk
seperti ringkukan unta yang lemah.
Abu Darda' r.a.
berkata: "Seandainya bukan karena dahaga tengah hari dan bangun malam
tentu aku tidak ingin berdiam di alam ini". Al-Aswad bin Zaid berpuasa di
hari terik panas hingga tubuhnya pucat pasi dan melakukan shalat hingga
terjatuh kelelahan.
Suatu hari
orang-orang berkata kepada Aqamah bin Qais: "Hingga kapan Anda menyiksa
tubuh ini'?" Ia menjawab: "Aku hanya menginginkan kemuliaannya
esok". Ali bin Ziyad berpuasa hingga pucat pasi tubuhnya dan mengerjakan
shalat hingga terjatuh karena lelah. Suatu kali ia ditemui Hasan Basri dan
Malik bin Dinar, kemudian mereka berkata kepadanya: "Sesungguhnya Allah
tidak menyuruhmu hingga demikian". Tetapi ia menjawab: "Sesungguhnya
aku hanyalah hamba sahaya. Demi Allah swt. seandainya sepanjang usiaku aku
gunakan untuk sujud di atas bara api, bahkan sejak diciptakan bumi hingga hari
kiamat, aku belum menunaikan syukur atas kesehatan satu saat atau seteguk
minuman yang Allah swt. berikan kepadaku".
Malik bin Dinar
setiap hari melakukan shalat seribu rakaat hingga kedua kakinya sakit, lalu
shalat lima ratus rakaat dengan berdiri dan lima ratus rakaat lainya duduk. Ali
bin Fudhail tidak sanggup membaca surat al-Qari'ah dan tidak pula sanggup
mendengarkan orang lain membacanya. Suatu kali sengaja dibacanya surat itu pada
shalat maghrib oleh seseorang sehingga ia jatuh pingsan selama tiga hari tiga
malam tidak sadarkan diri. Daud ath-Tha'i suatu kali ditanya: "Apakah Anda
tidak merapikan janggut Anda. Sesungguhnya janggut Anda telah kumal?" Ia
menjawab: "Kalau begitu, berarti aku benar-benar tidak punya
kegiatan!"
Uwais al-Qarni
mengisi sepanjang malam dengan satu sujud. Ketika Utbah al-Ghulam telah
bertaubat ia kemudian tidak menyisihkan waktu khusus untuk makan dan minum.
Lalu ibunya berkata: "Tidakkah kamu menyayangi dirimu. wahai anakku?"
Ia menjawab: "Biarkanlah aku ibu, aku bersusah payah selama hidup yang
singkat ini untuk menyambut hari panjang." Ketika Masruq menunaikan haji,
ia selama dalam perjalanan tidak tidur sama sekali untuk bersujud. Abduljah bin
Hijal berkata: "Aku berharap kepada Allah swt tidak melihat suatu malam
aku tidur dan suatu siang aku tidak berpuasa."Abdullah bin Daud berkata:
"Kami pernah menjumpai orang-orang yang mana apabila malam tiba diantara
mereka menggunakan sebagian malam untuk shalat dan bilamana usia mereka telah
mencapai umur empat puluh tahun, mereka menggujungi kasur tidurnya hingga
meninggal dunia.Kahmasy bin al-Husain shalat setiap harinya seribu rakaat.
Apabila telah mengalami kelelahan ia berkata kepada dirinya sendiri: "Bangunlah
wahai tempat segala keburukan." Setelah tidak mampu lagi ia melakukan
shalat lima ratus rakaat kemudian menangis seraya berkata: "Betapa rugiku
telah berkurang setengah ibadahku!" Putri Rabi' bin Khaitsam bertanya
kepada ayahnya: "Ayah, betapa aku melihat orang-orang tidur sedangkan ayah
tidak!" Ia menjawab: "Karena ayahmu takut mati saat tidurnya lalu
masuk neraka."
Ketika Malik bin
Dinar melakukan perjalanan untuk mengunjungi Uwais al-Qarni, ia masuk
menemuinya setelah shalat subuh. Ia menjumpainya sedang duduk. Ia memberi salam
dan dijawab dengan salam pula. Tetapi ia tidak berbicara hingga waktu dzuhur.
Lalu shalat dzuhur dan tidak berbicara hingga waktu ashar. Lalu shalat ashar
dan tidak berbicara hingga maghrib. Lalu shalat maghrib dan tidak berbicara
hingga waktu isya. Lalu ia tidak berbicara hingga waktu subuh. Setelah shalat
subuh ia tertidur dalam keadaan duduk, lalu terbangun kaget seraya mengucapkan:
"Allahumma, sesungguhnya hamba berlindung kepada Engkau dari mata yang
banyak tidur dan dari perut yang tidak pernah kenyang." Malik kemudian
berkata dalam hatinya bahwa apa yang ia saksikan itu cukup memberi bukti
tentang keadaan hidup Uwais. Kemudian Malik pulang tanpa dapat mengajak Uwais
berbicara.
Suatu kali
seorang laki-laki melihat Uwais lalu bertanya: "Mengapa aku melihatmu
tampak sakit sepanjang tahun'?" Ia menjawab: "Bagaimana Uwais tidak
sakit, sementara orang yang sakit saja makan apalagi Uwais tidak makan, orang
yang sakit saja tidur apalagi Uwais tidak tidur!" Kemudian berkata:
"Mengherankan sekali orang yang mengetahui bahwa syurga indah menawan ada
di atasnya sedangkan neraka menyala-nyala ada di bawahnya, bagaimana orang yang
ada diantara keduanya tidur?
Seorang laki-laki
datang menemui Ibrahim bin Adham, lalu ia melihatnya telah shalat isya'.
Laki-laki itu duduk memperhatikannya hingga fajar menyingsing, Ibrahim bangun
untuk shalat, laki-laki itu bertanya heran: "Mengapa Anda shalat, padahal
baru saja bangun tidur?! Ia. menjawab: "Aku tidak tidur, melainkan aku
berjalan keliling di sekitar neraka melihat siksaan penghuninya. Bagaima aku
bisa tidur?!"Tsabit al-Banani berkata: "Kami pernah menjumpai
orang-orang yang shaleh, seorang diantara mereka melakukan shalat lalu tidak
mendatangi kasurnya, kecuali merangkak karena kelelahan.
Malam-malam Indah
Bersama Allah (1)
Amir bin Abdullah
melakuan puasa sepanjang tahun dan bangun malam untuk beribadah tanpa tidur.
Ketika ditanya mengapa ia melakukan demikian, ia menjawab, "Tidak lain
yang demikian itu aku jadikan makan siang hingga malam dan tidur malam hingga
siang. Yang demikian bukanlah suatu perkara yang besar".Fudhail bin Iyadh
berkata bahwa para sahabat Nabi di pagi hari terlihat kusut masam karena di
malam hari sibuk bersujud diantara kaki dan kening mereka.
Apabila Allah swt
disebut, mereka bergoyang seperti gerakan pohon yang tertiup angin dan mata
mereka mencucurkan air mata hingga nyaris seperti bekas air wudhu'. Di waktu
pagi mereka menggunakan celak (kukhul) dimata mereka, sehingga tampak seolah di
malam harinya cukup tidur. Muslim al-Khauani pernah meletakkan di atas tempat
shalat tahajudnya cemeti agar setiap kali ia menyentuh ia dapat mencambuk
dirinya sendiri seraya berkata "Bangunlah untuk menyembah Tuhanmu.
Demi Allah swt
sungguh aku akan mengekangnya kuat-kuat agar kebosanan ada padamu, bukan
padaku. Sungguh kamu lebih patut dicambuk daripada binatang tunggangan karena
kebanyakan tuntutanmu!".Dhaigham al-Abid beribadah dengan berdiri hingga
tidak mampu berdiri. lalu beribadah dengan duduk hingga tak mampu dengan duduk,
lalu beribadah dengan berbaring hingga meninggal dunia.Abu Hazim berkata bahwa
ia pernah melihat suatu kaum yang beribadah sampai tidak memungkinkan menambah
karena banyaknya. Bilamana musim dingin tiba, ia melakukan shalat tahajud di
lantai atas yang demikian ia terus lakukan hingga meninggal dalam keadaan
sujud".
Qasim bin
Muhammad berkata: "Aku melihat Ummul Mu'minin Aisyah r.a shalat dhuha
mengulang-ulang bacaaan Firman Allah swt. " Maka Allah swt memberi karunia
kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka." (At Tur: 27.) Hingga
hampir siang, Ia terus menangis. (Bersambung...)
No comments:
Post a Comment